Kira-kira satu jam setelah doujin habis terjual.
Shidou dan yang lainnya telah selesai membereskan booth
milik circle mereka. Para roh pun telah mengganti pakaian mereka, lalu pergi ke
pojokan tempat parkir umum di belakang Tenguu Square.
Karena mereka akan membicarakan sesuatu yang berhubungan
dengan roh, mereka pikir akan lebih baik jika mereka melakukannya di tempat
dimana tidak ada seorang pun staff dari <Honjou-Dou> berada, jadi mereka
memutuskan untuk meninggalkan acara itu lebih awal dari biasanya.
Ngomong-ngomong, Nia telah menyuruh para pegawai nya untuk
membelikan beberapa doujin yang ia inginkan dengan menggunakan uang dalam
jumlah tak terbayangkan. Itu benar, bagi seorang pecinta komik seperti Nia
untuk tidak pergi dan membeli doujin orang lain rasanya nampak aneh, tapi kelihatannya
Nia sudah mempersiapkan segalanya.
Nia menjelaskan, sejujurnya, ia ingin membeli semua doujin
itu secara langsung, tapi ia tidak bisa mempercayakan booth nya kepada orang
lain, jadi ia agak ragu dengan keputusan tersebut.
“---------------Jadi, bisakah aku mulai membacanya?”
Setelah berkata demikian, Nia duduk di atas kursi di tempat
parkir sambil memegangi doujin buatan Shidou dan yang lainnya di tangannya.
Walaupun pertandingannya berakhir dengan seri dan mereka
berhasil membuat Nia membaca bukunya, masalah utamanya dimulai dari sini. Jika
Shidou, tokoh utama dari buku ini, tidak bisa membuat Nia merasa puas, maka
Shidou tidak akan bisa menyegel kekuatan Nia.
“……………………”
Spontan saja, Shidou dan para roh yang lain juga ikut duduk
di atas kursi dan menatap Nia. Nia menatap balik ke arah mereka.
“……………………Sulit bagiku untuk membacanya kalau kalian
menatapku seperti ini.”
“A-Aah……………..Maaf.”
Shidou menggaruk pipinya dan mengalihkan pandangannya dari
Nia dengan sengaja. Para roh juga berbalik dari Nia seolah mengikuti contoh
dari Shidou.
Nia menghela napas dan menatap dengan tajam mereka semua.
“Ngomong-ngomong, akan kukatakan lagi, aku hanya setuju
untuk membaca buku ini, benar? Tapi setelahnya lain cerita! Jadi jangan
berharap lebih, OK?”
“……………….Aah, aku mengerti.”
Shidou menjawab dengan ekspresi tegang, kemudian Nia
meregangkan bahunya sedikit dan melambaikan tangannya seolah meminta Shidou dan
yang lainnya untuk berbalik.
“Kalau begitu, tolong pergi ke sebelah sana sebentar. Karena
ketika kau sedang membaca komik, kau tidak ingin merasa terganggu, dan itu
harus membuatmu merasa bebas.”
“O-Ooh…………….”
Walau Shidou tak mengerti bagian akhir dari kalimat Nia,
intinya Nia ingin ditinggal sendirian. Shidou mengajak para roh pergi
bersamanya ke tempat yang agak jauh dari Nia.
“Haa…………..Ampun deh.”
Karena Nia sudah ditinggal sendiri di kursinya, iapun
menghela napas.
“……………………Si bocah itu, dia benar-benar mengatakan segalanya
semaunya saja.”
Kemudian, iapun teringat kembali apa yang terjadi di dalam
Hall tadi, Nia pun mengerutkan wajahnya karena kesal.
Akan tetapi------Nia mengetahui dengan pasti apa yang
membuatnya merasa kesal.
Kenyataannya……………..Dia memang benar.
“……………………Karena kalian sudah omong besar, tidak akan
kumaafkan kalau bukunya ternyata
jelek.”
Nia mengedipkan matanya beberapa kali seolah mencoba
menjernihkan pemikirannya. Setelah membetulkan posisi kaca matanya, iapun
menatap ke arah buku yang ada di genggamannya.
Pada sampul depannya, terdapat seorang karakter yang
tercetak di atasnya yang terlihat mirip dengan Shidou. Itu adalah gambar yang
sama dengan Nia lihat ketika buku itu diberikan kepadanya beberapa jam yang
lalu. Walaupun garis yang tergambar agak kurang rapih, tapi artwork nya jelas
melampaui batas kemampuan amatir. Apa itu artinya mereka mempekerjakan seorang
komikus pro?
“Fuun. Yaah………………….Walau begitu, yang terpenting adalah
isinya.”
Nia bergumam dan membuka sampul depannya, kemudian mulai
membaca komiknya.
Gambarnya………….Yaah, terbilang lumayan bagus untuk ukuran
doujin. Meskipun gaya gambarnya terlihat berbeda dari halaman satu ke halaman
lainnya, entah mengapa itu sama sekali tidak mengganggunya sampai-sampai ia
bisa merasa kesal akan hal itu sementara terus membacanya.
Kisahnya dimulai dari seorang remaja lelaki, Itsuka Shidou
yang pada sutu waktu berjumpa dengan seorang roh gadis.
Sebuah kisah mengenai seorang remaja lelaki yang berjumpa
dengan seorang gadis yang selalu ditolak oleh para manusia karena kekuatan luar
biasa yang ia miliki.
Setelah itu, iapun bertemu dengan lebih banyak roh lagi, dan
para roh itupun membuka hati mereka kepada lelaki itu karena niatnya yang
tulus.
“………………..Begitu.”
Beberapa menit kemudian…………
Nia mengerang dan menggaruk pipinya selagi ia selesai
membaca buku tersebut.
Kesimpulannya dapat dikatakan--------Buku buatan Shidou dan
yang lainnya telah melampaui perkiraan Nia.
Setidaknya, tak kan ada seorangpun yang akan mempercayai
jika buku ini dibuat oleh sekelompok amatiran hanya dalam waktu dua hari saja.
Akan tetapi…………………….Di sisi lain, hanya itu saja.
Memang benar jika kualitas buku ini lumayan bagus. Tetapi,
akankah Nia dapat mencintai sang tokoh utama Itsuka Shidou ini atau tidak
adalah lain cerita.
Terlebih lagi, jumlah halamannya tidak cukup. Karena mereka
tidak memiliki banyak waktu, mereka tak dapat menunjukkan pesona dari sang
tokoh utama dengan baik.
Dan yang lebih penting lagi, sang tokoh utama Itsuka Shidou
ini tak nampak realistik sama sekali.
Supaya bisa membuat Nia jatuh hati padanya, tentu saja
mereka akan melakukannya, tapi Shidou ditampilkan sebagai seorang pahlawan
secara terlalu berlebihan. Walaupun Nia menyukai karakter ini, ia akan merasa
kecewa dengan celah perbedaan yang dimiliki oleh Shidou asli.
“Sayang sekali………………Bocah. Meskipun kelihatannya kau sudah
berusaha keras, tapi kau tidak bisa membuatku jatuh cinta padamu hanya dengan
ini saja.”
Nia menghela napas selagi berkata demikian, kemudian iapun
menutup bukunya.
Akan tetapi, masih ada satu hal lagi yang masih mengganjal
di pikiran Nia. Kemudian Nia pun melihat kesekelilingnya, setelah ia yakin
bahwa tak ada seorangpun disekitarnya, iapun mengangkat tangan kirinya ke atas
udara untuk memanggil <Raziel>.
Kemudian, Nia memikirkan sesuatu di dalam benaknya sambil
menyentuh sampul depan buku tersebut.
--------------Supaya bisa melihat pemandangan ketika Shidou
dan yang lainnya menggambar komik ini.
Benar. Walaupun isinya tidak bisa mendapatkan pengakuan dari
Nia, sebagai seorang komikus ia merasa tertarik untuk mengetahui cara yang
mereka gunakan untuk membuat buku dengan kualitas seperti ini hanya dalam waktu
singkat.
Halaman <Raziel> mulai bercahaya. Setelah Nia
mengkonfirmasinya, iapun menyentuh halamannya secara perlahan.
Pada saat itu---------Informasi mengenai proses pembuatan
buku ini mengalir di dalam benak Nia.
“……………..Begitu. Setelah mereka memutuskan ceritanya,
merekapun saling membagi tugas dengan gadis bernama Natsumi itu sebagai
penggambar utamanya……………Tapi kurasa cara seperti itu tidak akan berguna bagiku.
Mustahil aku bisa mendapatkan bantuan digital seperti itu. Seperti yang sudah
diduga dari <Ratatoskr>, mereka sungguh berani.”
Kemudian------------Setelah itu,
Nia, yang merasa puas dengan informasi dari <Raziel>
yang mengalir di dalam benaknya, mengernyitkan alisnya dengan kaget.
“Aku ingin segera memberitahunya…………..Jadi si keras kepala
Nia itu juga bisa memahaminya. ---------kalau persahabatan itu, adalah suatu
hal yang…………….Indah.”
Itu, Nia mendengar suara Natsumi.
“…………………..Fuu.”
Nia mengerutkan wajahnya dengan rasa tidak puas setelah
mendengar hal itu.
“Ya, ya……………….Terimakasih untuk itu. Tapi maaf saja, soal
pendapatmu yang berharga itu, aku------“
Akan tetapi, sebelum Nia dapat menyelesaikannya.
“Eh………………?”
Alasannya sederhana. Terdapat teks baru yang tertera di atas
halaman <Raziel> yang Nia sentuh.
Di saat bersamaan, gambaran baru muncul di benak Nia.
Itu adalah saat dimana Natsumi masih memiliki kekuatannya.
Natsumi, yang menyimpan rasa tidak percaya terhadap manusia, mulai membuka
hatinya karena merasa tersentuh oleh kebaikan Shidou dan yang lainnya.
“Ini, kan……………”
Nia bergumam.
Lalu, Nia pun dapat memahami sedikit apa yang baru saja
terjadi.
<Raziel> adalah Angel yang serba tahu. Akan tetapi,
pada akhirnya itu hanya bisa memberikan informasi yang Nia inin ketahui saja.
Mungkin-----------Jauh di dalam hatinya, Nia merasa
penasaran.
Pengalaman semacam apa yang telah dialami oleh Natsumi
hingga ia dapat mengatakan hal naif yang Nia merasa tidak tahan untuk
mendengarnya.
Akan tetapi, bukan hanya itu saja. Terdapat teks baru
lainnya yang muncul di atas halaman <Raziel>, kemudian informasi baru
tersebut mengalir ke dalam benak Nia lagi.
Origami, Miku, Kaguya, Yuzuru, Kotori, Yoshino,
kemudian----------Tohka.
Para gadis itu yang tadinya telah menutup pintu hatinya,
mereka mulai berubah setelah tergerak oleh cahaya hangat dari Shidou.
Aah, benar-------Pemandangan itu tidak berbeda sedikitpun
dengan apa yang baru saja Nia baca dari komik itu.
“Ah………………….Ah………………..”
Benar. Di dalam buku itu, tidak ada yang didramatisasi sama
sekali.
Lelaki bernama Itsuka Shidou benar-benar berusaha keras
untuk menolong para gadis itu, bahkan tanpa memperdulikan kondisinya sendiri
sedikitpun.
Tidak hanya satu atau dua masalah saja yang ia hadapi dalam
pertemuannya dengan para roh. Kegelapan yang terdapat di dalam hati para gadis
itu, masa lalu yang kelam, atau bahkan—Kekejaman, yang merupakan sifat asli
mereka.
Tetapi tidak perduli seberapa banyak masalah yang muncul,
Shidou tidak pernah menyerah. Bahkan ketika ia nampaknya hampir menyerah, ia
akan terbangun kembali.
Sekarang, Nia telah mengerti.
Tak ada kebohongan satupun di dalam perkataan Shidou yang
dikatakan kepadanya.
Tidak salah lagi jika bagi para gadis itu, Shidou memanglah
seorang pahlawan.
Tes……………Tes…………..
Air terjatuh di atas halaman <Raziel> kemudian
diterangi oleh cahaya dari buku tersebut.
“……………………..”
Setelah menyadari jika ia menangis, Nia menarik tangannya
kembali dari atas <Raziel>.
Meninggalkan Nia sendirian, Shidou menunggu di kursi sebelah
barat di tempat parkir. Ia mengayunkan kakinya karena tidak bisa merasa tenang
sama sekali.
“Shidou, itu sikap yang buruk.”
“A, aah, maaf.”
Setelah Kotori mengingatkannya, Shidou menghentikan ayunan
kakinya. Akan tetapi, jika dilihat baik-baik, Kotori bukanlah Kotori yang
biasanya. Ia terus memutarkan stik Chupa Chups yang sedang diemutnya.
Walau, itu dapat dipahami.
Bagaimanapun, keputusan Nia tidak hanya akan menentukan
apakah kekuatannya dapat disegel atau tidak, tapi itu juga akan menentukan
apakah mereka akan dapat menempatkan Nia di bawah perlindungan
<Ratatoskr> dan melindungi dia dari DEM.
“! Shido!”
Kemudian, mendadak saja Tohka berteriak.
Seolah telah dibawa kembali ke kenyataan oleh suara
tersebut, Nia dapat terlihat berjalan perlahan menuju ke arah Shidou dan yang
lainnya berkumpul tadi.
“………………! Nia---“
“Kuku……………..Jadi kau datang juga?”
“Tegang. Bagaimana hasilnya?”
Shidou dan para roh menelan ludah mereka.
Akan tetapi, Shidou mengernyitkan alisnya begitu Nia tiba
dihadapan mereka.
Kedua matanya terlihat sangat merah, itu terlihat jelas
melalui lensa kaca matanya.
“Nia……………….? Apa yang terjadi?”
“…………………Tidak, tidak apa~…………………”
Nia menjawab dengan nada santai, kemudian mengambil napas.
Setelah Nia menjawab demikian, Shidou tidak dapat bertanya
lebih jauh lagi.
Terlebih, masih ada satu hal yang jauh lebih penting lagi
yang mengganggu pikirannya saat ini.
“Lalu…………………Bagaimana itu Nia? Buku kami?”
“………………………”
Selagi Shidou bertanya, Nia tetap terdiam sesaat, iapun
menatap buku yang ada di tangannya.
Kemudian “Haa”, ia menggerakkan bahunya.
“Meski, kalian membuatnya dengan bagus, tapi sesuai dugaan
aku memang tidak bisa jatuh cinta padamu hanya dengan satu buku ini saja.
Bukankah cara pikir kalian terlalu optimis? Maaf, tapi aku bukanlah wanita
gampangan.”
“U……………………Gu…………………..”
“M-Mustahil………………”
Shidou menggemeretakkan giginya dan mengepalkan tangannya.
Ia merasa jika tubuhnya kehilangan energinya. Para roh juga menunjukkan
ekspresi wajah yang serupa.
----------------Tetapi,
“………………….Tapi, yaah.”
Nia mengalihkan pandangannya selagi ia melanjutkan bicara.
“Itu tidak seperti komiknya jelek secara keseluruhan
sih………………Bagaimana ya? Aku bisa memberimu satu kesempatan lagi.”
“Eh………………?”
Shidou menatap Nia dengan mata terbelalak dan menjawab
balik, wajah Nia merona merah karena malu.
“…………………..Begitulah, aku akan berkencan denganmu satu kali
lagi. Jika bocah memang seorang pria, maka lakukanlah.”
“…………………..”
Shidou merasa jika bulu angsa menggelitiki seluruh tubuhnya.
Tubuhnya terisi kembali oleh energi. Ia merasa jika ia ingin berteriak sambil
berlarian.
“Shidou!”
Tohka dan yang lainnya juga sama. Mereka melompat kepada
Shidou seolah ia adalah seorang penyerang yang baru saja mencetak gol.
“Kya~! Darling, kau berhasil~!”
“Itu……………..Luar biasa!”
“Tentu saja. Itu adalah hasil dari pesona nya Shidou.”
“Hahaha……………….Hentikan itu semuanya…………….Ngomong-ngomong,
Miku dan Origami
tolong hentikan itu. Itu, uhm? Kenapa kelihatannya kalian
berusaha untuk melucuti pakaianku selagi kita berada di tengah kebingungan
begini?”
“Eeh~? Nggak kok~. Benar kan~?”
“Kami tidak melakukannya. Meskipun berakhir seperti itu, itu
cuma kecelakaan. Bukan salah siapapun.”
“Kya~! Kyaaaaaaaaaaaa~!?”
“H-Hey, kalian berdua……………Apa yang kalian lakukan kepada
Shido!?”
Tohka berusaha untuk menghentikan Miku dan Origami. Dipicu
oleh itu, para roh lainnya pun ikut bergabung. Shidou berada di tengah-tengah
sedang di dorong oleh semuanya.
“…………………..Fu, haha, ahahahahaha!”
Melihat pemandangan itu, Nia tak sanggup menahan tawanya.
“Bagaimana menjelaskannya ya…………….Benar, aku iri pada kalian
semua. –Hey, bocah. Mungkin, jika itu kau—“
--------------Lalu,
Pada saat Nia mengatakan itu…………..
Keadaan [Abnormal] pun muncul.
Nia terperanjat dan tubuhnya mulai gemetaran, kemudian iapun
terduduk di lantai sambil memegangi
kepalanya.
“Eh………………? A, A, A, Aaaaaah, aaaaaaaaaaaaaa------!?”
Ekspresinya nampak kesakitan, iapun mulai berteriak kencang.
“N-Nia……………?”
Tanpa mengetahui apa yang baru saja terjadi, Shidou berlari
menuju Nia yang tiba-tiba saja kesakitan.
Sebuah kekuatan gelap mulai mengalir keluar dari tubuh Nia
dan mulai menyebar ke tanah. Sesaat kemudian, alarm dari gempa ruang berdering diseluruh
kota karena kekuatan luar biasa yang dapat terdeteksi.
“Apa………………..Ini—“
“Nia! Apa yang terjadi!?”
Shidou dan yang lainnya bertanya dengan panik. Kotori
mendadak menekan sesuatu yang ada di telinga kananya dan mulai berbicara.
-----------Entah mengapa, nampaknya ia sedang berkomunikasi dengan ruang
kendali melalui intercom yang menempel di telinganya.
“…………………Apa katamu!? Apa maksudnya itu!?”
“Kotori! Apa yang terjadi? Nia……………!”
Ketika Shidou bertanya, Kotori menjawab dengan wajah pucat
pasi.
“………………….Tingkat kekuatan, kategori E. ------------Nia, dia
mulai inverse……………!”
Kotori meneriakkan itu dengan penuh keputusasaan.
0 comments:
Post a Comment