Bab 02: Akiba, Aku Telah Kembali! (Bagian 02)

“Barusan, apa yang—“
Shidou memasang wajah tak percaya sambil menatap kearah gadis di depannya.
Honjou Nia. Seorang gadis yang mengaku dirinya sebagai seorang komikus, Honjou Souji.
Shidou menjawab pertanyaan gadis itu dengan pertanyaan lainnya. Akan tetapi, Shidou tak dapat tinggal diam setelah mendengar ucapan gadis itu. Alasannya sederhana, bagi gadis itu dapat mengetahui permasalahn ini sangat mengejutkan Shidou.
Benar, gadis itu barusan mengatakan--------<Roh>.
Itu adalah sumber dari bencana besar di dunia ini, sebuah keberadaan yang menjadi penyebab sebenarnya dari terjadinya gempa bumi.
Tetapi keberadaan itu dijaga kerahasiannya, hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan mengetahui keberadaan mereka. Biasanya, mereka adalah pihak pemerintahan atau departemen tertinggi dari perusahaan militer.
Terlebih, bukan hanya itu saja.
Tidak hanya gadis itu mengetahui keberadaan para roh, tetapi ia juga mengetahui nama Shidou dan tujuan utamanya untuk menyelesaikan permasalahan melalui cara damai.
“Nia…………..Bagaimana kau mengetahui itu?”
Shidou bertanya kepadanya dengan berhati-hati.
“Fufufu?”
Setelah itu, Nia melepaskan kacamata yang ia pakai untuk bekerja, kemudian mengibaskan rambutnya ke atas.
“Yah, kenapa ya, misterius sekali?”
“J-Jangan mengalihkan pembicaraan! Kau, siapa dirimu!?”
Shidou bertanya dengan nada tinggi, Nia menjawabnya dengan santai sembari melambaikan tangannya.
“Tidak perlu semarah itu. Karena~ Aku akan memberitahumu.”
Menjawab dengan nada ceria, Nia memanggil sebuah nama.
“---------<Heavently Raiment - Yod>.”
“Apa…………..!?”
Pada saat Nia memanggil nama itu, secercah cahaya mulai mengelilingi tubuhnya, kemudian tubuh Nia diselimuti oleh cahaya tersebut.
“Ini……………..”
Shidou berbisik sambil menajamkan pandangannya.
Tidak diragukan lagi. Sudah tidak salah lagi. Ini—
“Astral Dress!?”
Cahaya tersebut telah membentuk Astral Dress. Sebuah armor kuat yang seorang roh selalu gunakan. Energi roh kuat yang membentuk pakaian bercahaya.
Dengan segera cahaya tersebut telah menyelimuti tubuh Nia. Pakaian maid yang Nia kenakan sebelumnya sekarang telah berubah bentuk seutuhnya.
Cahayanya yang transparan bercahaya layaknya sebuah ilusi. Itu adalah astral dress yang nampak seperti pakaian pendeta. Motif salib di bagian tengahnya memberikan poin penting, dan kepalanya ditutupi oleh tudung. Entah bagaimana, penampilannya nampak seperti seorang biarawati.
“Hanya dengan melihat ini saja kau sudah paham, kan?”
Nia melebarkan bahunya dan memperlihatkan senyuman penuh percaya diri.
Shidou menatap penampilan Nia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia berbicara dengan suara gemetaran.
“Nia, apakah kau………..Seorang roh?”
“Betul~ Yah, kalaupun ada mahluk hidup yang dapat melakukan hal semacam ini, sejauh yang aku tahu tak ada lagi yang dapat melakukannya selain roh.”
Setelah mengatakannya dengan nada bercanda, Nia tertawa.
Akan tetapi, melihat reaksi Shidou, ia masih nampak terkejut atas apa yang terjadi. Itu membuat Nia merasa tidak puas dan menaruh tangannya di atas pinggangnya lalu memanyunkan mulutnya.
“Apa-apaan ini~ Tidak ada reaksi sama sekali? Bahkan setelah aku berubah seperti ini, ini hanya membuatku terlihat seperti orang bodoh.”
“……………….Eh?”
Shidou menggaruk pipinya mendengar nada suara Nia yang casual. Nada suaranya terdengar sama seperti Nia yang biasanya. Shidou dapat merasakan jika ketegangan yang memenuhi ruangan ini mulai menghilang.
“Tadinya kupikir kau akan [A-Apa yang terjadi!?] atau semacamnya. Atau mungkin kau malah akan jadi berdebar-debar setelah melihat ada seorang gadis yang tiba-tiba saja berubah wujud seperti ini! Dan ngomong-ngomong, tidakkah kau pikir kalau Astral Dress milikku ini terlihat agak erotis? Lihat saja belahan bajuku di sebelah sini di dekat pangkal pahaku. Seluruh dress ini tercipta dari bahan semi-transparan misterius yang memperlihatkan bentuk tubuhku seutuhnya.”
Mengatakan semua itu, Nia membuat pose sembari mengangkat kakinya ke atas kursi terdekat. Dari pinggir, Shidou dapat melihat paha Nia dengan jelas melalui belahan bajunya. Wajah Shidou memerah dan iapun mengalihkan pandangannya dari Nia.
“…………………Cih!”
“Ah~ Itu dia, itu dia! Reaksi itu~ Ehehe. Bagus, bagus~ bocah. Mungkin kau lebih tertarik pada bagian kaki? Aku paham~ Kau masih muda, jadi tidak apa-apa kalau menjadi lebih sedikit rakus~”
“…………………Aah, sudah cukup!”
Shidou manggaruk kepalanya karena stress, kemudian ia kembali berbalik kepada Nia.
“Berhenti menggodaku! Aku masih kebingungan dengan situasi saat ini. Nia, aku sudah paham kalau kau adalah seorang roh. Tapi bagaimana kau bisa mengetahui tentang diriku? Kalau aku—Um, berurusan dengan para roh.”
“Aah, yang itu ya?”
Setelah Shidou bertanya, menurunkan kakinya dari atas kursi, perlahan ia meregangkan salah satu lengannya kedepan tubuhnya.
“Meskipun aku tidak begitu menyukai memberikan spoiler karena pekerjaanku, tapi aku memberikan pengecualian hanya untuk kali ini saja.”
Setelah itu, bersamaan dengan gerakannya, Nia membuka mulutnya—Mendadak, ia menyebut sebuah nama.
“<Buku Serba Tahu – Raziel>”
Pada saat ia memanggil nama itu, sesuatu muncul di tangan Nia, itu adalah sebuah buku.
Itu adalah sebuah buku besar yang nampak seperti sebuah kitab. Sampul buku tersebut terbuat dari bahan misterius yang bukan kulit ataupun metal. Sama seperti astral dress Nia, terdapat motif salib di atas buku tersebut.
“Itu…………….Angel?”
“Benar. Angelku <Rasiel>, sebuah angel serba tahu yang mengetahui semua yang ada di dunia ini.”
“Apa…………….”
Mendengar perkataan Nia, Shidou mengernyitkan alisnya.
“Serba tahu……….? Apa maksudnya?”
“Yah, meskipun kau tanya aku. Itu mirip seperti membaca buku. <Raziel> bisa memberitahukanku semua yang ada di dunia ini. Angel ini mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini. Angel ini juga mengetahui siapa dan apa yang sedang mereka lakukan. Contohnya-----Benar, pada waktu itu saat kau selesai berbelanja, aku sudah tahu bahwa kau akan melewati jalan itu.”
“Apa?—”
Shidou memiringkan kepalanya saat mendengar perkataan Nia.
Nia menganggap kalau reaksi Shidou lumayan lucu, lalu iapun tertawa.
“-------Jangan katakan, kau benar-benar berpikir kalau pertemuan kita hanyalah kebetulan belaka? Kau bertemu dengan seorang gadis yang jatuh pingsan di tengah jalan secara kebetulan dan kau menolongnya, dan secara kebetulan pula gadis itu adalah seorang roh. Apa kau betul-betul berpikir hal seperti itu mungkin terjadi? Tidak-tidak, kalau dipikir baik-baik yang seperti itu mustahil, kan? Kalau itu aku, aku tidak akan pernah membuat prolog seperti itu untuk sebuah cerita.”
“…………….Dengan kata lain, kau sudah tahu jika aku akan membantumu, jadi kau memang sengaja pingsan disana?”
“Yah, begitulah.”
Nia menjawab sambil mengangguk berkali-kali. Shidou menjadi gugup setelah mendengar jawabannya.
“…………..Jadi, kau juga sengaja membiarkanku membantu mengerjakan skrip nya untuk suatu alasan?”
“Ah, yang itu aku benar-benar minta bantuanmu.”
“Jadi, yang itu memang tidak ada alasannya!?”
Shidou meneriaki Nia…………..Tidak, jika memang ada maksud tersembunyi dibalik hal itu, maka itu sudah pasti mengerikan. Entah mengapa ia merasa seolah ia sedang terjatuh dari atas pesawat terbang atau semacamnya.
Bagaimanapun, itu artinya, Nia mengundang Shidou ke rumahnya karena ia telah mengetahui semua tentang Shidou. Shidou menggelengkan kepalanya untuk menenangkan pikirannya sebelum berbalik kembali kepada Nia.
“Karena itulah----Nia. Apa alasanmu sebenarnya? Kenapa…..Aku ada disini?”
Walau sedang ditanya, wajah Nia nampak sangat tenang, berlawanan dengan wajah Shidou. Lalu, Nia menjawab dengan riang sambil mengangkat bahunya.
“Tidak usah terlalu waspada begitu. Bukannya aku ada urusan penting denganmu sih. Tapi jika kau memang ingin tahu kenapa, bocah, aku hanya ingin melihatmu secara langsung dengan kedua mataku ini. Beberapa informasi mengenai dirimu kudapat dari <Raziel>. Tetapi, itu masih tidak bisa dibandingkan dengan melihatmu sendiri secara langsung.”
Nia menyentuh sampul depan <Raziel> dengan ujung jarinya dan buku itupun melayang di udara, Nia melanjutkan kalimatnya.
“Kemudian-----Itu benar, aku ingin berterimakasih kepadamu.”
“Terimakasih……..?”
Shidou keheranan. Memang benar jika Shidou telah menolong Nia sebelumnya, tapi semua itu sesuai dengan yang direncanakan oleh Nia. Itu membuat cerita Nia menjadi terdengar aneh.
Memahami pemikiran Shidou, Nia menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan Shidou.
“Aah, bukan itu. Bukan yang satu itu. Itu karena kau telah menolongku pada awal bulan ini.”
“Eh?”
Shidou terdiam sementara.
Tidak diragukan lagi. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan Nia. Selain itu, pada awal bulan ini, Shidou kehilangan kendali atas kekuatan roh didalam dirinya karena rutenya yang menjadi sempit. Malahan, itu adalah waktu dimana ialah yang diselamatkan oleh semua orang.
“Heee, kau tidak ingat? Dengar, kau menjawab panggilanku saat itu, lalu kau menembak jatuh pesawat itu untukku, kan? Berkat dirimu waktu itu aku berhasil melarikan diri.”
“Panggilanmu………….Itu, ah—“
Setelah berkata demikian, bahu Shidou bergetar.
Memang benar jika waktu itu ingatannya menjadi buram dan ia tidak dapat mengingat dengan jelas apa yang telah terjadi. Tetapi, ia dapat mengingat jika seseorang memanggilnya waktu itu. Itulah mengapa ia mengeluarkan kekuatan roh nya.
“Jadi waktu itu kau yang memanggilku………..? Tapi transportasinya…….”
“Waktu itu aku dikunci di dalam pesawat itu, pesawat milik DEM Industry.”
“……………! DEM!?”
Begitu mendengar nama yang tak terduga, ekspresi wajah Shidou menjadi semakin tegang. Deus Ex Machina Industry. Markas utamanya dibangun di Inggris. Berbeda dengan Kotori dan yang lainnya yang berasal dari <Ratatoskr>, tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk menangkap para roh. Sebenarnya, Shidou dan yang lainnya sudah pernah menghadapi mereka beberapa kali sebelumnya.
“Kenapa Nia bisa berada di dalam transportasi DEM……?”
Melihat Shidou yang bertanya kepadanya dengan wajah serius, Nia menjawab kembali dengan nada datar.
“Ng—? Itu karena, tentu saja karena aku ditangkap oleh mereka. Tidak—, aku dikurung didalam ruang bawah tanah dalam kurun waktu yang lama. Berkat itu sekarang badanku jadi kaku semua. Dan yang membuat semua itu lebih buruk lagi adalah aku jadi harus menghentikan komikku dalam waktu yang lama.”
Selagi mengatakan itu, ia menaruh tangannya di atas tutup kepalanya untuk menggaruk kepalanya.
Mendengar nada suaranya yang biasa saja, Shidou hampir saja tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Nia barusan. Akan tetapi, Shidou mulai memahami kalimat Nia dengan segera dan matanyapun terbelalak.
“Ditangkap? Oleh DEM…………!?”
“Ya. Itu benar~ Kurasa itu sekitar 5 tahun yang lalu? Yah, siapa yang dia itu, si gadis kurus itu?”
Lalu, Nia menunjuk ujung jari tangan kirinya untuk menyentuh sampul depan <Raziel> dengan lembut.
Setelah itu, <Raziel> bergetar sedikit untuk menunjukkan bahwa ia sedang bereaksi. Halamannya mengeluarkan cahaya sedikit dan membalikkan halamannya dengan otomatis.
Nia melihat kearah halaman itu, lalu *Plak* ia menepukkan tangannya.
“—Aah, benar juga. Dia Ellen. Ellen Mira Mathers. Aku tidak bisa melakukan apapun untuk melawannya. Aku benar-benar kalah telak darinya. Waktu itu dia menunggu sambil memasang perangkap dan iapun mendadak *Bruuk!* dan lalu menyerangku.”
“Ellen.”
Mendengar nama tersebut, wajah Shidou menjadi kaku dan tatapan matanya semakin tajam.
Ellen Mira Mathers, eksekutif kelas atas dari DEM Industry sekaligus penyihir terkuat dari umat manusia. Ellen dan rekan-rekannya telah ditakdirkan untuk menjadi musuh Shidou dan <Ratatoskr>. Sudah pasti, hanya dengan menggunakan kekuatannya saja akan cukup untuk menangkap seorang roh.
“A-Apa kau benar-benar………Tidak apa-apa?”
“Ng—, sebenarnya aku tidak begitu ingat. Mereka mengikatku kepada beragam mesin dan semacamnya. –Ah, tidak, aku koreksi. Ada satu hal yang sangat kasar yang telah mereka lakukan kepadaku. Waktu itu, orang-orang itu tidak membiarkanku menggambar komik sama sekali. Ayolah……Kalau aku tidak memegang pena dalam jangka waktu yang lama seperti itu, maka kemampuan menggambarku akan menjadi buruk. Apa yang akan mereka lakukan jika hasil penjualan komiknya jadi menurun?”
Nia melipat tangannya dan mengatakan itu dengan nada kesal. Shidou mengernyitkan alisnya sebentar. Meskipun orang ini sudah terlibat dalam masalah serius……..Bagi perusahaan yang tak kenal ampun dan tidak berhati seperti DEM, memperlakukannya hanya seperti itu saja bisa dibilang terlalu lembut. Selain itu, masih ada satu hal lagi yang masih mengganjal pikiran Shidou. Shidou berbalik kepada Nia dan bertanya,
“Intinya, Nia. Angelmu itu bisa mengetahui segalanya, kan? Lalu kenapa kau tidak mengetahui soal perangkap itu………”
Setelah Shidou bertanya, Nia mengangkat ujung jarinya dan menggelengkannya untuk membantah pertanyaan Shidou.
“Ah, tidak~. Bukan begitu cara kerjanya.”
“Apa maksudmu dengan bukan……….?”
“Meskipun Angelku <Raziel> memang angel yang serba tahu, tapi pada akhirnya, aku hanya mendapatkan informasi yang ingin kuketahui saja. Itu tidak seperti aku dapat mengetahui segalanya yang akan terjadi di masa depan, atau itu bisa memberikanku peringatan setiap kali ada bahaya yang mendekat. Intinya, aku tidak bisa menghindari sesuatu yang aku tidak ketahui. Itu mirip dengan mesin pencari super canggih.”
“Kurasa…………Aku bisa memahaminya sekarang.”
Shidou menelan ludahnya, nampaknya ia mempercayai penjelasan Nia barusan.
“Meskipun kupikir Angelmu memiliki kemampuan yang menakjubkan……….Tapi itu juga punya batasannya sendiri, ya.”
Lalu Nia berkata *Fuun?* dan menajamkan tatapannya.
“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, bocah? Saat ini, kau tidak tahu bahwa <Raziel> ku ini masih memiliki satu kemampuan lagi.”
“Eh………….?”
“Semua yang kau tulis di <Raziel> akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain, itu artinya—“
Nia membuat senyuman penuh percaya diri, perlahan iapun mengangkat tangan kirinya dengan tinggi. Setelah itu, ia menggunakan jarinya untuk mengambil ornamen yang menempel di atas tutup kepalanya. Kemudian, bagian ujung dari ornamen yang tadinya tersembunyi itu akhinya dapat terlihat, bentuk utuhnya nampak seperti bentuk sebuah pena.
Lalu Niapun mempersiapkan penanya dan mulai menggambar sesuatu di atas halaman <Raziel>, yang masih melayang di udara.
“……………..”
“……………..”
“……………..”
“……………..Anu………..Apa yang sedang kau lakukan?”
Beberapa menit kemudian, Nia yang masih belum menyelesaikan pekerjaannya, akhirnya mengeluarkan suaranya.
“Tunggu. Tunggulah sebentar lagi.”
Nia menjawab dengan ekspresi serius, kemudian melanjutkan menggambar sesuatu lagi.
Dan beberapa menit setelah itu.
“----------------Oke, kurasa ini sudah cukup.”
Nia memperlihatkan wajah puas. Ia menempatkan kembali pena itu ketempat asalnya, Nia mengetukkan jarinya ke atas <Raziel>. Tak lama setelah Nia melakukan itu, <Raziel> mulai mengeluarkan cahaya tipis.
“A-Apa yang—“
“Kau akan segera mengerti. Lihat, itu akan segera dimulai.”
“Eh? E, Uwaaah!?”
Shidou langsung berteriak saat itu juga.
Tapi itu wajar saja. Karena, tubuhnya bergerak sendiri melawan kehendaknya.
“A-Apa ini!?”
“Aah~ Benar-benar. Sebelah sini-sebelah sini.”
Mengatakan semua itu, Nia kemudian berbaring di atas kasur. Setelah itu, Shidou duduk di atas punggungnya dan mulai memijat pinggang Nia dengan ahlinya menggunakan kedua tangannya.
“Aah~…………………..Sebelah sana………Sebelah sana. Ini terasa nyaman.”
“T-Tunggu sebentar! Apa-apaan ini…………..!?”
Sementara Shidou berusaha untuk protes, tangan Shidou mendadak bergerak sendiri dan mulai mengusapi pantat Nia.
“Kyaa! Bocah, kau sangat mesum!”
“T-Tidak! Tadi itu bukan aku yang—!?“
Shidou berteriak dengan nada tinggi. Kemudian, Shidou dapat mengontrol tubuhnya kembali. Ia melompat dari atas punggung Nia, “Haa-haa” ia menghela napas selagi menggoyangkan bahunya.
Begitu melihat reaksi Shidou, Nia kembali berdiri dan mulai tertawa.
“Yah, intinya, beginilah.”
Lalu kemudian ia mengetuk sampul depan <Raziel> dengan lembut, berniat untuk memperlihatkan halaman <Raziel> kepada Shidou.
Di halaman itu, terdapat sebuah ilustrasi yang gayanya sama seperti komik yang dibuat oleh Nia beberapa waktu lalu. Terlebih lagi, disana terdapat gambar tokoh yang mirip dengan Shidou dan Nia,----Tidak hanya itu, disana juga terambar detail yang mirip dengan apa yang terjadi barusan.
“I-Ini………”
“Menulis masa depan. Aku sudah mengatakannya, kan? Semua yang tertulis di <Raziel> adalah kenyataan.-------Benar. Contohnya, bahkan jika itu sesuatu yang baru saja ditulis si atasnya.”
“……………..!? A-Apa katamu…………..!?”
Shidou mengeluarkan suara terkejut. Tentu saja. Jika sesuatu seperti itu memang benar ada, itu artinya Nia dapat membuat masa depan yang sesuai dengan keinginannya. Itu bahkan sudah tidak dapat dikategorikan kedalam level menakutkan lagi, tetapi sesuatu yang berada di level Tuhan.
Akan tetapi, sesuatu muncul di dalam benak Shidou.
“……………Lalu kenapa harus komik? Bukankah akan lebih cepat jika kau menulisnya saja?”
“Ng~, karena jika kulakukan itu, aku tidak dapat merasakan feeling nya dengan baik. Tapi, jika aku memiliki waktu untuk membuat beberapa detik kejadian hanya dengan menggambar di atas buku ini, aku lebih memilih untuk menggunakan waktu luang itu untuk menyelesaikan pekerjaanku saja. Itu tidaklah begitu menyenangkan, kau lihat?”
“…………………..Err.”
Shidou nampak tidak terlalu mempercayai Nia. Zaman sekarang, mengetahui jika Nia memiliki kekuatan yang levelnya mencapai poin dimana ia mampu mengontrol dunia……….Kenapa hal seperti itu hanya lewat begitu saja di otaknya Nia? Nampaknya, Nia masih belum memikirkan masalah serius ini sampai sejauh itu saat ini.
Dapat menebak isi pikiran Shidou, Nia membuat ekspresi wajah tidak puas.
“Ah. Lagi-lagi kau membuat wajah seolah sedang meremehkan aku. Kalau bocah masih melakukan itu, maka, aku penasaran apakah aku harus menunjukkan ini juga padamu~ Mengenai betapa mengerikannya dapat mengetahui semua yang terjadi di masa lalu.”
“Eh……………..?”
Mendengar Nia, Shidou mengernyitkan alisnya. Setelah itu, Nia melakukan hal yang sama seperti yang telah ia lakukan sebelumnya. Ia mengetuk sampul depan <Raziel> dan halamannya mulai terbuka kembali.
Kemudian, Nia melihat kearah halaman itu dan menaruh tangannya diatas dagunya.
“Fufufu……………Aku mengerti. Instant Lighting Blast? Hee, bukankah itu keren?”
“Bhu…………!?”
Kata-kata tak terduga keluar dari mulut Nia, Shidou menjadi terbatuk-batuk. Kalau diingat-ingat, itu adalah nama jurus pamungkas yang ia buat waktu dulu.
Nia, melanjutkan membaca halaman itu sambil tertawa kecil.
“Ah, aku menemukan tokoh asli buatanmu. Si petarung berbaju hitam Lieven, ya? Ah, aku setuju. Hitam itu keren, bukan begitu? Ah, tapi jika kau ingin membuat sebuah cerita dengan dia sebagai tokoh utamanya, kusarankan untuk membuat beberapa titik lemah yang dapat membuat para pembaca merasa bersimpati dan untuk menambahkan ketegangan dalam cerita. Dan juga, kurasa itu karena umurmu yang waktu itu masih muda, jadi kau merasa malu untuk menggambar tokoh wanita. Tapi kau harus lebih memikirkan lagi mengenai tokoh utama wanitanya, karena karakternya akan berpengaruh langsung dengan penjualannya.”
“Tolong jangan komentari aku melalui sudut pandang seorang profesionaaaaaaaaaal!?”
Shidou menggaruk kepalanya dan membungkuk selagi menangis. Memikirkan jika ada orang lain yang mengetahui tentang tokoh yang ia buat waktu itu. Shidou merasa seolah ia telah ditusuk oleh pisau tak terlihat.
Shidou diam tak bergeming dari tempat itu untuk beberapa saat, “Haa-haa” ia bernapas berat selagi mencoba untuk berdiri.
Lalu, Nia membuat senyuman penuh kemenangan.
“Bagaimana? Mengenai kekuatan mengerikan dari <Raziel>, apa kau sudah mendapatkan pelajaranmu?”
“……………….Ya. Sungguh menakjubkan. Aku benar-benar minta maaf karena sudah meremehkannya.”
Shidou menundukkan kepalanya sembari meminta maaf, sementara Nia nampak puas.
“Bagus------Yah, seperti yang kukatakan sebelumnya. Berkat dirimu aku bisa melarikan diri dan melanjutkan kembali komikku. Aku benar-benar berterimakasih atas itu.”
Nia menatap langsung ke mata Shidou dan melanjutkan,
“---Tapi, yah, kupikir kau dan yang lainnya tidak akan merasa puas hanya dengan ini saja dan kemudian mengucapkan perpisahan. <Ratatoskr>…………..Kan? Kau menyelamatkan para roh dengan membuat mereka jatuh cinta padamu. Itu lumayan menarik, bukan begitu? Bukankah itu artinya kau juga harus merayuku juga?”
“Itu…………..”
Mungkin, itu benar. Meskipun Nia terlihat seperti roh yang sudah bisa beradaptasi dengan kegiatan sosial, mereka masih belum tahu kapan Nia akan membuat gempa ruang. Sejujurnya, Shidou juga menginginkan Nia berada di bawah perlindungan <Ratatoskr>.
Selain itu, Nia sudah pernah ditangkap sekali oleh DEM, dan juga masih ada satu lagi masalah yang tertinggal. Yng terpenting, tidak ada jaminan bahwa Nia tidak akan tertangkap lagi oleh DEM. Terlalu beresiko untuk meninggalkan gadis ini seorang diri.
Dapat memahami apa yang Shidou pikirkan melalui ekspresi wajahnya, Nia mengangguk berkali-kali.
“Sudah kuduga, sudah kuduga. Seperti kataku itu lumayan menarik. Sebuah organisasi rahasia terdengar super menarik. ---Terlebih, aku sudah mengatakannya, kalau aku ingin berterimakasih padamu. Bukan begitu? Maka dari itu, aku akan memberikanmu satu kesempatan utuk menunjukkan rasa terimakasihku.”
“Kesempatan------Katamu, ah………”
Shidou membuka matanya lebar-lebar. Kemudian ia teringat dengan perkataan Nia sebelumya.
“Tapi, tempatnya harus di Akiba. Aku tidak akan merubah pikiranku untuk yang satu ini, oke? Karena aku telah dikurung selama lima tahun, tubuhku telah mendambakan 2D. Kemampuanku untuk menahan diriku sangatlah buruk.  Aku bergetar karena menginginkan membaca serial komik ini dan itu, beserta dengan series baru dari penulis ini dan itu.”
Nia memeluk tubuhnya sendiri selagi mengatakan itu, lalu iapun menggelengkan tubuhnya dengan sengaja.
“Setelah aku selesai, aku akan harus mengerjakan serial selanjutnya, karena aku akan sibuk di Comico pada akhir tahun ini, aku harus meluangkan sedikit waktu untukmu, jadi kau mendapatkan kehormatan dariku. Karena aku ini sangat populer, kau tahu?”
Nia menunjukkan jarinya. Keringat dingin mengalir dari pipi Shidou.
“Co-Comico?”
“Comic Colosseum. Itu adalah semacam acara Doujin dimana mereka memajangkan dan menjual Doujinshi. Tidak—, tadinya kupikir aku tidak bisa ikut berpartisipasi karena aku belum memesan tempat tahun ini, tapi ada seseorang yang sudah memesan tempat tapi tidak bisa datang karena ia mendadak sakit, lalu orang itu menyewakan temaptnya padaku. Aku masih memiliki skrip yang kugambar sebelum aku ditangkap oleh DEM. Yah~, aku juga sudah lama tidak berpartisipasi di Comico untuk waktu yang lama.”
Nia melipat tangannya, iapun menganggukkan kepalanya selagi memikirkan itu. Lalu, ia menyadari jika Shidou telah tertinggal dari pembicaraan itu.
“Aah, maaf-maaf. Dengan kata lain, seperti itulah.”
Nia menunjuk kepada dirinya sendiri dengan ibu jari di dadanya.
“----Aku akan memberikanmu satu kesempatan. Kalau kau bisa membuatku berdebar padamu, maka lakukanlah.”
Bersamaan dengan itu, Nia mengangkat ujung bibirnya. Begitu mendengar kata-kata Nia yang penuh dengan kepercayaan diri, Shidou menelan ludahnya sendiri.
“………………….!”
“Tentu saja, aku tidak akan mengintip rapat strategi kalian, jadi tidak usah khawatir. Aku tidak suka membuat spoiler untuk seseorang dan aku leeeeeeeeeeebih tidak suka diberikan spoiler oleh seseorang. Itulah sebabnya tilong buatlah sebuah strategi dengan……Err.”
Halaman <Raziel> berbalik mengikuti arah gerakan mata Nia.
“Aah, ya-ya. Kotori-chan, menjadi seorang komandan pada usia 14 sungguh mengangumkan. Silahkan merencanakan sebuah strategi sepuasnya dengan adikmu itu. Tapi ngomong-ngomong, meskipun akulah yang telah mengundangmu, sangatlah sulit untuk membuatku jatuh cinta padamu. Tolong datanglah dengan persiapan terbaikmu~”
Lalu, Nia tertawa “Ahaha” sambil melambaikan tangannya.
“----Baiklah, pembicaraannya cukup sampai disini saja. Aku juga harus menyelesaikan skripnya, dan bukankah bocah juga harus memasak makan malam untuk semuanya?”
“Ah---Nia.”
“Sudah-sudah. Ayo lanjutkan pembicaraannya di hari yang dijanjikan. Aku akan memberitahukanmu tempat dan waktunya nanti. ---Ah. Apakah tak apa jika aku mencari alamat e-mailmu sendiri?”
“A-Aah……….Tidak apa.”

“Baiklah. Terimakasih~. Sampai jumpa lagi~. Aku akan
menantikannya~”
Sebelum Shidou dapat mengeluarkan mendapatnya dalam pembicaraan itu, Nia telah mengakhiri pembicaraannya dan mendorong Shidou keluar dari kamarnya.

0 comments:

Post a Comment