Bab 03: Baiklah, Kalau Begitu 2D Adalah Apa Yang Kau Butuhkan (Bagian 05)

“………………….Semuanya sudah berkumpul, kan? Kurasa aku sudah menjelaskan pada kalian semua keseluruhan ceritanya…………Nampaknya kita sedang menghadapi kesulitan yang berat.”

Kotori menempatkan sikunya di atas meja bundar yang besar. Ia berbicara dengan wajah yang nampak 
rumit.

Tapi itu wajar saja. Lagipula, ini bukan kali pertamanya gadis dengan kepribadian unik muncul. Akan tetapi, taktik mereka telah gagal dua kali.

“2D……………..Artinya dia hanya akan mencintai sesuatu seperti karakter komik?”

Seorang gadis yang tengah duduk tepat di samping Kotori, ia memiliki gaya rambut pendek yang nampak tomboy, serta wajah yang terlihat mirip dengan boneka.  Ia bertanya dengan nada tidak percaya. Dia adalah seorang roh yang kekuatannya baru disegel oleh Shidou akhir-akhir ini: Tobiichi Origami.

Tidak hanya Origami saja. Saat ini di dalam fasilitas bawah tanah <Ratatoskr>, bersama dengan anggota <Fraxinus> yang lain dan juga Shidou, semua roh yang telah disegel oleh Shidou berkumpul di sana: Tohka, Yoshino, Natsumi dan Yamai bersaudari.

Walaupun sebenarnya Kotori tidak ingn melibatkan gadis lainnya dalam penangkapan roh yang baru, tetapi……………Begitu menghadapi seorang roh yang tipenya belum pernah mereka tangani sebelumya, Kotori berakhir dengan meminta saran dari yang lainnya juga.

Kotori juga sama seperti semua roh lainnya yang ada di sini. Kekuatannya juga telah disegel oleh Shidou. Kotori pikir mereka dapat memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang mereka bagi.

“Mungkin……………”

Kotori menjawab Origami dengan wajah pucat, lalu kemudian seorang gadis tinggi yang tengah duduk di sebelah kanan melontarkan komentarnya.

“Ah~, aku paham~. Aku juga punya seorang teman sesama idola yang mirip seperti Nia.”

Miku, seorang gadis yang memiliki rambut panjang berwarna indigo, mengangkat jari telunjuknya 
sembari berkata demikian.

--------------Gadis ini juga sama, seorang roh. Ia adalah seorang idola nasional yang kepopulerannya tengah menanjak: Izayoi Miku. Meskipun ia tidak memiliki waktu luang bahkan setelah ia menyelesaikan pekerjaannya, tapi ia tetap datang setelah Kotori menghubunginya.

“Cinta pertamaku adalah Sieg-sama~, itulah yang ia katakan. Ah, ngomong-ngomong Sieg-sama adalah salah satu karakter anime. Tapi itu semua cuma image buatan. Supaya dia bisa menjadi dekat dengan para fans-nya, ia memilih untuk memiliki hobi yang sama dengan para fans-nya. Yaah, sebenarnya gadis itu sudah punya pacar, sih~”

Berkata demikian, Mikupun tertawa “Ahaha”.

“…………………Tidak apa jika Nia sama seperti idola itu…………….Tapi kalau dilihat dari nilainya, 
kurasa ia tidak berbohong.”

Kotori mengatakan itu dengan wajah lesu, Miku berkata “Ya ampun” dengan mata terbelalak.
Sementara di sisi lain, Kaguya berkata “Muu”.

“Fun, jadi Honjou Souji sebenarnya seorang wanita…………….Dia telah sukses menipu penglihatanku.”

“Ah, jadi Kaguya juga mengetahui dia?”

Menjawab pertanyaan Shidou, Kaguya mengangguk.

“Tentu saja. Bahkan anak-anak badai seperti kami memiliki ketertarikan dalam hal seperti ini.”

“Informasi. Kaguya lebih banyak memilih untuk membaca komik Shounen, tapi dia juga membeli komik porno dengan menyembunyikannya diantara komik pertarungan dan komik olah raga.”

“Tunggu sebentar Yuzuru!”

Yuzuru berbicara seolah tengah berbisik karena tangan Kaguya menutupi mulutnya. Wajah Kaguya memerah selagi ia berteriak.

“Jangan mengatakan hal yang tidak penting!? Ngomong-ngomong, kau juga sama saja! Bukankah komik Shoujo yang sering Yuzuru baca memiliki lebih banyak adegan porno nya!?”

“Pertanyaan. Bisakah kau jelaskan adegan porno yang seperti apa? Tolong jelaskan semuanya beserta contoh detailnya.”

“I-Itu…………..Seorang pria dan wanita di atas kasur…………..”

“Pengulangan. Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Tolong katakan sekali lagi.”

“U-Ugu…………Muu…………….”

Wajah Kaguya semakin memerah sementara ia membuat wajah yang nampak frustasi.
Begiru melihat aksi kedua gadis itu, Kotori menepukkan tangannya.

“Sudah-sudah. Walaupun bagus kalau kalian akur begitu, tapi ayo lanjutkan lagi nanti. ---------Saat ini, yang terpenting adalah bagaimana cara menangkap Nia.”

Begitu Kotori berkata demikian, semua orang menatap ke arah meja bundar dan sibuk berpikir.
Beberapa saat kemudian, Yoshino mengangkat tangannya secara perlahan.

“Uhm……………Apa boleh aku ikut bicara?”

“Ya, tentu saja.”

“Itu………….Mungkin, cara supaya bisa akrab dengan Nia-san adalah dengan memberinya lebih banyak waktu, itulah yang kupikir. Jika kita menghadapinya dengan cara yang tepat, kupikir Nia-san akan dapat mengerti niat baiknya Shidou-san.”

“Yoshino………….”

Setelah Shidou berkata begitu, wajah Yoshino memerah.
Kotoripun mengerang “Muu”, sembari memegangi dagunya.

“Mungkin………….Itulah cara yang paling tepat. Meskipun ia hanya mencintai mahluk 2D, jika kita terus mendekatinya dengan penuh ketulusan, potensi kalau Nia akan membuka hatinya bukanlah mustahil.”

“Lalu, rencananya berubah kepada pendekatan jarak panjang?”

Shidou bertanya sebagai respon atas perkataan Kotori.

“Kemungkinan terburuk adalah jika memang tidak ada cara lain untuk melakukannya………….Pada akhirnya itulah satu-satunya cara yang tersisa. Sementara kita harus melakukannya dengan penuh kehati-hatian, jika DEM sampai mencium keberadaannya, maka tidak ada jaminan jika Nia akan aman. Jadi kita juga tidak bisa melakukannya terlalu lambat.”

“M-Maaf………..”

Setelah Kotori berkata demikian, Yoshino membungkuk untuk meminta maaf. Kotori meggelengkan kepalanya.

“Tidak perlu meminta maaf. Sejujurnya, aku juga ingin menggunakan cara itu………..Jika Nia memperhatikan baik-baik, kurasa dia akan menyadari jika Shidou jauh lebih baik daripada semua karakter komik itu.”

Kotori berkata demikian sembari mengalihkan pandangannya sedikit, iapun memutar-mutar stik Chupa-Chups-nya. Entah mengapa setelah mendengar itu, wajah Shidou agak memerah.

Lalu, selanjutnya, Tohka, yang tadinya memiringkan kepalanya sambil melipat tangannya, menoleh ke arah Shidou.

“Hey, Shidou. Kenapa Nia hanya bisa mencintai 2D?”

“Eh? Uhm……..Itu………..”

Walaupun Tohka hanya melontarkan pertanyaan sederhana, tetapi Shidou tak dapat menjawabnya.
Tentunya, itulah akar permasalahannya. Kenapa Nia tidak bisa membuka hatinya pada yang lain selain 2D…………Disisi lain, ia tidak bisa mencintai mausia 3D.

Kotori juga memikirkan pertanyaan yang sama. Sementara memegangi dagunya, iapun berkata.

“Aku juga sedikit penasaran………..Aku akan melakukan beberapa investigasi.”

“Eh? Investigasi?”

“Entah bagaimana, 10 tahun yang lalu Nia pastilah sudah menjadi komikus. Lalu, entah dia adalah manusia sungguhan atau roh asli, ia pasti telah meninggalkan beberapa jejak kehidupannya di dunia ini. Itu akan menjadi petunjuk kita.”

“Aku mengerti……….”

Shidou melipat tangannya sembari berkata demikian. Ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Kotori.

“Walau………..Itu tidak seperti kita akan selalu dapat menemukan sesuatu. Ngomong-ngomong, kita harus memikirkan suatu rencana khusus.”

Setelah itu, seseorang merespon perkataan Kotori, Natsumi yang tengah duduk tepat di samping Yoshino berkata dengan suara kecil.

“……………..Kalau begitu, bukankah lebih baik jika kita mengikuti saja keinginan orang yang bersangkutan? Bukankah itu permasalahan utamanya?”

“Meskipun memang benar begitu………..Baik taktik cosplay dan taktik game berakhir dengan kegagalan, kau tahu? Walaupun taktik menyamar sebagai perempuan pernah berhasil pada seseorang sebelumnya……..”

Sementara berkata begitu, Kotori menatap Miku. Setelah Miku menyadari tatapannya, ia mentarkan seuah kecupan kepada Kotori. Kotori langsung tersedak melihatnya dan mengalihkan pandangannya.

“……………….Walau itu Shidou, ia tidak bisa melewati batas dimensi. Atau mungkin, kita harus menggunakan road roller atau semacamnya untuk meratakan Shidou?”

“H-Hey…………..”

Sementara Shidou berkeringat dingin, Natsumi mengacungkan jarinya untuk merespon perkataan Kotori.

“……………..Uhm, bagaimana kalau aku menggunakan <Haniel> ku untuk merubah bentuk Shidou buku komik…………”

“Bukankah ide untuk melakukan pendekatan dengan menjadi 2D sudah menggelikan sejak awal!?”
Shidou mengatakan itu sembari berkeringat dingin, Natsumi menggembungkan pipinya.

“………………B-Bukankah sudah jelas jika aku hanya bercanda. Maaf. Walau aku memang bukan tipe yang ahli dalam hal bercanda…………Aku tahu. Aku akan tetap diam saja. Aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi…………”

Perlahan Natsui terjatuh dari kursinya karena merasa depresi. Shidou berkata di tengah kebingungan.

“T-Tidak, bukan begitu yang kumaksud…………..Maaf.”

“Mu~……………….”

“N-Natsumi-san…………….”

Tetapi, Yoshino yag tengah duduk di samping Natsumi, mengulurkan tangannya dan menarik kembali Natsumi ke kursinya.

“------------Aku mengerti.”

Origami, yang sedari tadi tengah sibuk berpikir, mendadak saja angkat bicara.

“? Ada apa Origami? Apa kau mendapat suatu ide?”

Kotori bertanya, Origami mengangguk.
Lalu kemudian, Origami mengatakan sesuatu yang tak terduga.

“Rencana Natsumi mungkin akan berhasil. Mengenai Shidou yang berubah menjadi sebuah buku.”
Mata Shidou terbelalak begitu mendengar perkataan Origami.

“Eh?T-Tunggu dulu. Meskipun Nia mengatakan jika ia tidak bisa mencintai siapapun selain 2D, tapi itu artinya mengarah kepada karakter komik, bukan buku komiknya itu sendiri, kau tahu? Walaupun aku berubah menjadi sebuah buku………..”

Shidou mengatakannya dengan wajah kebingungan, sementara di sisi lain, Natsumi terus menatapnya.

“……………….Ah, jadi kau mendengarkan kalau Origami yang berbicara…………..Tentu saja begitu. Itu semua jelas karena kualitas otakku berbeda dengan milik Origami. Kekuatan persuasive dari kata-katanya juga jelas akan berbeda pula. Tidak heran. Karena itu memang sudah jelas…………”

“B-Bukan begitu…………”

Melihat ke arah Natsumi, yang langsung merasakan depresi lagi, Shidou kesulitan untuk memberikan penjelasan kepadanya.

Tetapi, seolah tidak memperdulikannya, Origami terus melanjutkan.

“Bukan itu maksudku. Aku tidak mengatakan untuk merubah Shidou menjadi sebuah buku. Malahan, aku mengusulkan untuk membuat sebuah komik dengan [Shidou] sebagai tokoh utamanya.”

“Apa………….!?”

Begitu mendengar usul dari Origami, semua orang yang tengah duduk di dalam ruang pertemuan langsung angkat bicara di saat yang bersamaan. Hanya Tohka, yang tidak bereaksi untuk sesaat, kemudian iapun berkata “Apa……!?” seolah untuk menyelaraskan dengan reaksi yang lainnya.

“Aku paham………..”

Kotori menaruh telapak tangannya di depan mulutnya sembari menunjukkan ekspresi wajah serius.

“Sebuah komik di mana Shidou yang menjadi tokoh utamanya……….Ya? Memang benar kalau yang seperti itu masih bisa disebut karakter 2D juga.”

“H-Hey, hey. Tunggu sebentar. Walaupun itu bisa efektif untuk sementara, tetapi diriku yang ada di dalam komik pastinya akan berbeda dengan diriku yang ada di kehidupan nyata, kan? Bukankah pada akhirnya hasilnya akan sama saja………..?”

Shidou merespon dengan wajah lesu.

Benar. Hanya dengan melihat contoh hari ini saja mereka sudah mengetahui dengan jelas kalau Nia sangatlah tegas dalam hal penampilan karakter favoritnya.

Jika Nia berkata “Shidou tidak akan melakukan hal seperti ini!” atau semacamnya, maka itu akan menjadi krisis identitas bagi Shidou.

Tetapi, seolah menyanggah pernyataan Shidou, Yamai bersaudari mengutarakan pendapat mereka.

“Fufufu, kalau begitu, supaya tidak menyimpang dari kenyataannya, bukankah lebih baik menggambar sesuatu yang nyata saja? ---------Untungnya, ada segunung materi di sekitar Shidou yang bisa dijadikan komik.”

“Persetujuan. Jika kita menggambarkan Shidou seperti itu, maka itu tidak akan sama dengan menipu Nia menggunakan game waktu itu. Seperti yang sudah diduga dari Master Origami. Itu ide brilian.”

“T-Tidak, meski begitu, Nia juga pasti punya kriteria-nya sendiri, kan? Yang lebih penting lagi adalah apakah Nia mau membacanya atau tidak, dan apakah ia akan menyukai karakter yang ada di dalam komik atau tidak………..”

“I-Itu tidak masalah………..!”

Menjawab Shidou, seorang gadis yang memiliki tinggi yang sama dengan Natsumi dan berwajah lembut, Yoshino angkat bicara.

“Y-Yoshino……………..?”

Mata Shidou terbelalak begitu mendengar pernyataan tegas Yoshino, yang terdengar berbeda dari biasanya. Tapi wajah Yoshino menjadi memerah. Ia memegangi tangan kanannya dengan erat dan berkata.

“Shidou-san telah menyelamatkan kita semua……………..Kalu kita menggambar apa yang Shidou-san lakukan hingga saat ini secara nyata, Nia-san akan menyukai Shidou-san juga……..Aku yakin………….!”

“U-Uhm……………..”

Begitu mendengar Yoshino, yang normalnya tidak akan pernah berbicara dengan nada tegas seperti itu, entah mengapa membuat Shidou merasa luar biasa malu. Secara ragu-ragu Shidou berbisik dengan nada tergagap.

Setelah itu, semua kru dan para roh mengutarakan persetujuan mereka terhadap rencana tersebut.

“Dokumentari Shidou-kun, ya? Kalau seperti itu, mungkin akan berhasil………..”

“Tapi, itu juga artinya kita akan menggambar mengenai roh juga, kan? Apa itu tidak masalah?”

“Apa? Bukankah hanya Nia yang akan membacanya, meskipun itu bocor ke pihak luar, semua orang pasti akan berpikir jika itu hanyalah cerita fiktif berlaka.”

“Ooh……………Jadi Shidou akan menjadi sebuah komik? Itu hebat! Aku juga ingin membantu!”

“Kukuku…………….Nampaknya ini waktunya bagi kami Yamai bersaudari untuk meminjamkan kekuatan kami.”

“Persetujuan. Pada kontes ke-39, pertarungan membuat ilustrasi, naskah kami mendapatkan publikasi dengan judul [Ilustrasi Unik Dari Kembar!], dan kami berakhir dengan seri lagi.”

“………………..Kalian berdua benar-benar melakukan segalanya……………”

“H-Hey~…………….”

Shidou angkat bicara dengan tegang, tetapi semua orang nampaknya tidak mendengarkan sama sekali.
Kotori mengepalkan tangannya dan memukul meja untuk menenangkan semua orang.

“-------------Kalau begitu, ayo kita voting. Siapa yang setuju dengan proyek untuk membuat komik 
tentang Shidou?”

“Ya!”

Merespon pertanyaan Kotori, semua orang mengangkat tangan mereka terkecuali Shidou.

“………………”

Semua orang menatap ke arah Shidou.

“Ukh………….”

Shidou menghela napas, iapun perlahan mengangkat tangannya juga. Semua orang berkata “Waah” kegirangan.

“Baiklah! Semuanya sudah setuju! Ayo segera kerjakan plot-nya—“

Kemudian,

Pada saat Kotori hampir menyelesikan kalimatnya, console yang terpasang di dalam runag pertemuan mulai mengeluarkan suara *Pipipipipi*.

“Eh…………..? Suara apa itu, Kotori?”

Begitu Shidou bertanya, Kotori mengernyitkan alisnya lalu menatap ke arah console.

“Telepon. Tapi, sambungannya berasal dari luar…………? Aku tidak mengenali nomernya, sih………..”

Kotori menekan tombol call sembari berkata demikian.
Setelah itu, suara seorang gadis yang familiar dapat terdengar dari speaker di dalam ruang pertemuan.

“—Hey. Kamu lumayan licik juga ya, bocah.”

“Apa…………….”

Begitu mendengar suara itu, wajah semua orang berubah pucat karena terkejut, dimulai dahulu dari Shidou.

“N-Nia………..?”

Benar. Suara yang terdengar dari speaker tidak salah lagi adalah roh yang tengah menjadi topik utama diskusi di dalam ruang pertemuan.

“Sulit dipercaya! Sirkuit fasilitas bawah tanah ini sudah dienkripsi, bagaimana bisa dengan mudahnya dia—“

Migimoto berteriak, tetapi berhenti di tengah-tengah.
Nampaknya ia telah menyadari sesuatu di tengah perkataannya. Dengan Angel serba tahu <Raziel> yang Nia miliki, enkripsi apapun atau security macam apapun tidak akan jadi penghalang baginya.

“Aku mengerti. Kau sudah mendengar segalanya…………….Kan?”

“Yaah begitulah~. Pada dasarnya aku benci spoiler, meskipun aku tidak ingin menggunakan <Raziel> dengan cara seperti ini, aku hanya tidak ingin kau bermain-main dengan Tokiya atau hati Otome-ku lagi.”

Dengan tawaan kosong, Nia berkata demikian. Begitu mendengar nada suaranya, Shidou dan yang lainnya mulai berkeringat dingin.
Yang lain juga menyadarinya. Mereka mulai berbisik satu sama lain.

“………………D-Dia marah, iya kan…………?”

“……………….Uhm………..Kelihatannya dia benar-benar marah.”

“Dia sungguh menyukai karakter Tokiya-san itu, ya~?”

Mungkin Nia tidak begitu memperhatikan semua bisikan komentar itu……………Kemudian Nia melanjutkan perkataannya seolah menjawab mereka.

“…………….Yaah, walau itu bagus karena sepertinya kalian telah merubah rencana kalian, tetapi rencana yang satu itu, tidakkah kalian pikir ada lubang besar di dalamnya?”

“L-Lubang……?”

“Ya. Contohnya saja begitu komiknya selesai, kenapa kalian bisa berasumsi jika aku akan membaca buku tersebut?”

“Apa……………”

Mata Shidou terbelalak…………..Memang benar jika ada kemungkinan seperti itu.
Dalam kasus seorang penggemar komik seperti Nia, mungkin Nia akan mau membacanya, tetapi………Mungkin itu bisa disebut kalau mereka hanya mengandalkan kebaikan hati dari pihak lainnya.

“Bukankah begitu? Pekerjaanku itu super sibuk, jumlah buku yang bisa kubaca itu terbatas, kau tahu? Sebenarnya, aku bahkan masih belum membaca 10% dari semua buku komik yang kubeli hari ini. Ada banyak sekali serial favoritku yang terbit ketika aku masih ditawan. Kenapa juga akau mau membuang-buang waktu luangku dengan membaca komik yang digambar oleh para amatiran yang memiliki motif tersembunyi seperti itu! Yaah………Kalau itu sebelum-sebelumnya sih mungkin aku masih mau membacanya, tapi aku sedang berada dalam mode marah saat ini. Aku bahkan dapat mengalahkan mahluk bernama Ashura. Mana mungkin aku mau membaca buku dari kalian semua, yang telah merendahkan Tokiya-ku!”

“M-Mustahil………”

Begitu mendengar ucapan Nia, Yoshino membuat ekspresi wajah seolah ia ingin menangis.
“Baiklah, bye! Itu saja! Berhentilah melakukan hal yang sia-sia!”

“—Tunggu sebentar.”

Akan tetapi ketika Nia hampir memutus teleponnya, Kotori menaruh sikunya di atas meja dan menghentikannya.

“Uun…………? Aah, apa kau Kotori-chan? Kurasa ini pertama kalinya kita berbicara langsung seperti ini. Hai, senang berkenalan denganmu.”

“Aku juga.”

Kotori menjawabnya, lalu melanjutkan ucapannya.

“--------------Baiklah, aku akan langsung saja ke pokok permasalahannya. Dari cara bicaramu, kurasa seperti ini………Jika buku itu memang pantas untuk dibaca, maka kau akan meluangkan waktu untuk membacanya, begitu kan?”

“……………Um? Apa maksudmu?”
“Tolong dijawab saja. Jika komik yang kami buat bisa lebih bagus daripada buatanmu dalam satu aspek, maka itu akan menjadi pantas untuk dibaca, kan?”
Mendengar perkataan Kotori, Nia tertawa kencang.

“Ahaha! Yaah, kurasa begitu. Tapi, apakah isinya menarik atau tidak tergantung pada orangnya masing-masing. Meskipun kau mengatakan jika buku itu menarik, apa kau benar-benar berpikir kalau aku juga akan berpendapat sama?”

“Kau memang benar soal itu……………Tapi jika itu masalahnya, bukankah ada satu standar pasti yang bisa kita digunakan untuk menilainya?”

“Standar pasti………?”

Ketika Nia balik bertanya, Kotori menjawabnya dengan nada sangat serius.

“Ya. -----------Itu adalah angka penjualan.”

“Apa………….!?”

Bukan hanya Nia yang sontak angkat bicara begitu mendengar ucapan Kotori. Semua orang yang berada di dalam ruang pertemuan juga mengarahkan pandangan mereka kepada Kotori di saat yang bersamaan.

“Fuun…………….Menarik juga. Apa kau serius ketika kau mengatakan kalau kau bisa menang melawanku, Honjou Souji, dalam hal angka penjualan?”

“Benar. Kalau kami menang, kau harus membaca buku kami dengan patuh.”
Nia terdiam sejenak, kemudian berkata “Ahaha” selagi ia tertawa kencang.

“Boleh juga. Mari kita lihat apakah kalian benar-benar bisa menang.”

Setelah Nia berkata demikian, iapun memutuskan teleponnya.
Untuk beberapa saat, ruang pertemuan dilanda kesunyian.

“H-Hey, Kotori. Apa yang telah kau katakan……………? Lawan kita adalah seorang komikus professional, kau tahu?”

“Kita tidak punya pilihan lain, kan? Itu semua karena dia menyatakan dengan jelas jika ia tidak akan membaca bukunya.”

“Walaupun begitu…………..!”

Setelah Shidou berkata demikian dengan nada tinggi, Kotori mengulurkan telapak tangannya untuk menghentikannya.

“Tenanglah. Itu tidak seperti aku tidak merencanakan apapun.”


Ketika Kotori berkata demikian, iapun mengangkat stik Chupa Chups-nya.

0 comments:

Post a Comment