Nia tengah berada di dalam kamar mansion miliknya. Ia
dikelilingi oleh buku-buku yang bertebaran. Iapun menutup buku komik yang baru
saja selesai ia baca, kemudian memeluk buku itu di dadanya untuk menenangkan
dirinya sendiri.
Walaupun ia telah membeli segunung buku seolah ia tengah
berada di dalam sebuah acara festival, terdapat hal lain yang terus mengganggu
dirinya. Hingga ia tak bisa merasakan nikmatnya membaca buku-buku baru
miliknya.
Meski, itu bukan berarti Nia tidak mengetahui apa yang terus
mengganggu dirinya.
Itu benar. Anak lelaki itu………….Itsuka Shidou.
“Ng~…………………..”
Niapun menempatkan komik tersebut di atas tumpukan buku
tepat di samping tempat tidurnya, lalu ia
memeluk bantalnya.
“…………………Sudah kuduga, bukan pilihan tepat untuk pulang
seorang diri.”
Setelah ia mengingat hal tersebut, Nia menggelengkan
tubuhnya.
Nia, begitu melihat Shidou yang berdandan mirip Tokiya,
tetapi malah bertingkah tidak seperti Tokiya, telah membuatnya merasa
marah…………….Tapi jika dipikir baik-baik, Nia bahkan telah mengatakan banyak hal
yang kejam. Sebagai seseorang yang lebih tua, harusnya ia menunjukkan reaksi
yang lebih dewasa lagi. Lagipula, Shidou melakukan hal itu bukan untuk
mempermainkan Nia.
Niapun menghela napas, ia menyentuh bibirnya dengan
menggunakan jari telunjuknya.
“………………..Mungkin harusnya aku membiarkannya menciumku.
-----------Tapi, jika aku tidak bisa membuka hatiku padanya, maka ia tidak akan
bisa menyegel kekuatanku dan itu akan sia-sia saja………”
Lalu, Nia memeluk bantalnya semakin erat.
Meskipun Nia tidak mencari tahu bagaimana <Ratatoskr>
memperhitungkan level ketertarikannya, tapi nilai milik Nia pastilah tidak
mencapai level dimana penyegelan bisa dilakukan.
Benar. Nia tidak dapat membuka hatinya untuk manusia 3D.
“Ah~ Ya ampun~ Apa yang harus kulakukan~? Beritahu aku,
Rasielmon~!”
Nia menendangkan kakinya dan terus bertanya. Tapi tentu
saja, tidak ada seorangpun di sekitarnya untuk menjawab pertanyaannya.
<Raziel> adalah Angel yang serba tahu. Akan tetapi,
itu tidak dapat memberitahukan Nia apa yang harus ia lakukan.
“……………………….”
Nia menatap ke langit-langit dan perlahan mengangkat tangan
kirinya ke atas.
Nia memberikan perintah di dalam pikirannya supaya
<Raziel> segera muncul di udara. Setelah itu iapun membuka sampul
depannya, lalu Nia akan dapat mengetahui informasi apapun yang ia ingin
ketahui.
Contohnya----------Benar. Apa yang Shidou lakukan saat ini?
“……………………”
Untuk sesaat, Nia menghela napas lagi dan menarik kembali
tangannya.
Alasannya sederhana saja. *Ting-Tong*, intercom kamarnya
berbunyi.
“…………….Siapa itu?”
Perlahan Nia terbangun, dan mulai berjalan menuju layar
intercom.
Niapun menekan tombol call dan mulai berbicara.
“Ya-ya~, siapa itu?”
“Permisi, saya adalah tukang pos. Saya mengantarkan sebuah
paket yang ditujukan untuk Nn. Honjou Nia.”
“Sebuah paket?”
Nia memiringkan kepalanya dan berpikir. Tetapi, ia tidak
tahu apakah itu.
“Apa ini……………….Yaah, baiklah, silahkan bawa masuk.”
“Mengerti.”
Nia menekan tombol pada interphone dan membuka kunci
otomatisnya.
Tidak lama kemudian, lonceng yang tergantung di depan pintu
pun berdering.
“Baiklah-baiklah……………..”
Ketika pintunya terbuka, sang tukan pos, yang mengenakan
topi hingga menutupi kedua matanya, masuk dengan membawa paket di tangannya.
“Tolong stamp di sebelah sini dan ditandatangani.”
“Baiklah, tanda tangan……………Oke.”
“Terimakasih banyak. Saya mohon undur diri.”
Sang tukang pos itu membungkuk pada Nia kemudian
meninggalkan kamar Nia.
Niapun kembali menutup pintu yang terbuka tadi. Ia membuka
bungkusan paket tersebut. Lalu, dari dalam paket terdapat satu set game dengan
gambar seorang lelaki tampan diatasnya. Sebuah pesan tertulis di atas secarik
kertas tipis.
“Ng………………? Apa ini-apa ini? Dengan penuh rasa terimakasih,
kami mempersembahkan edisi spesial dari game PC terbaru milik kami……………..?”
Nia menggaruk kepalanya. Kalau dipikir-pikir, dulu ia pernah
mengirimkan beberapa survey dari beberapa perusahaan sebanyak beberapa kali.
Mungkin ini ada hubungannya dengan itu.
“……………Yah, tak apalah. Kalau mereka mengirimkanku sesuatu,
maka aku akan menerimanya. Karena mood ku sekarang sungguh buruk, mungkin aku
harus mencobanya?”
Nia berjalan menyusuri lorong menuju ke ruang kerja, ia
menghidupkan komputernya dan memasukkan disk-nya. Lalu instalasi pun segera
dimulai, pada akhirnya awalan game-pun nampak di atas layar.
“[Cintai Aku Shido Kecilku
~Versi Gadis~]? Fuun…………Mungkin ini game Otome bertema anak SMU?”
Nia mengoperasikan mouse-nya dan menekan tombol [START].
Kemudian, layar untuk memasukkan nama tokoh utamanya pun
muncul.
“Ng~, tidak ada nama default-nya ya? Kalau begitu, Nia
saja.”
Nia memasukkan nama aslinya, lalu game pun dimulai.
Tokoh utamanya adalah seorang murid kelas 2 SMU yang baru
saja pindah sekolah. Mulai dari sini, Nia akan berjumpa dengan karakter
lainnya, kemudian ia akan jatuh cinta dengan seseorang disini.
Meskipun pada dasarnya Nia menyukai komik, tetapi ia juga
suka bermain game. Khususnya, game simulasi percintaan yang dibuat untuk
perempuan seperti yang satu ini. Bagi
Nia yang tidak bisa mencintai manusia 3D, ia merasa sangat bersyukur dengan
keberadaan game semacam itu. Lagipula, hanya dengan meng-klik saja, seorang
pria tampan akan datang dan jatuh cinta kepadanya. Nia juga seorang gadis. Itu
tidak seperti Nia tidak ingin jatuh cinta. Malahan, ia juga ingin bisa
merasakan *Dag-Dig-Dug*.
“Huhu, dilihat dari kosntruksinya sepertinya ini game
simulasi orthodox. Kurasa ini terserah pada karakter utamanya.”
Nia terus meng-klik dan melanjutkan perbincangannya.
Kemudian, sang tokoh utama Nia berbicara dengan teman
sekelasnya. Seorang anak lelaki yang nampak lembut, berhawa sejuk dan
berpenampilan netral. Namanya adalah----------Itsuki Shidou.
“……………Ng?”
Nia memiringkan kepalanya. Entah mengapa sepertinya karakter
ini terlihat mirip dengan seorang anak lelaki yang bersamanya tadi.
“………………..Yah, mungkin Cuma imajinasiku saja.”
Lalu, Nia terus meng-klik untuk berinteraksi dengan
Itsuki-kun.
“Haha…………….Nia sungguh gadis yang menarik.”
“Uwaa!?”
Begitu mendengar suaranya, mata Nia terbelalak.
Benar. Saat ini, karakter ini barusan memanggil “Nia” dengan
sangat natural.
Memang benar, beberapa saat yang lalu, ia mengetikkan Nia
sebagai nama tokoh utamanya. Walau dalam hal game semacam itu yang dapat mengucapkan
nama tokoh utamanya, terdapat banyak sekali game yang menggunakan kombinasi
rekaman kata-kata untuk pengucapannya………...Selain itu, biasanya pengucapan
dalam game itu terasa sangat menyedihkan.
“Heh~! Luar biasa~! Baru sebentar aku tidak mengikutinya dan
teknologi telah menjadi semaju ini!”
Hanya dengan itu, rasa ketertarikan Nia terhadap karakter
itu meningkat. Ia melanjutkan perbincangan dengan Itsuki-kun.
Setelah itu musiknya berbunyi *Jreeng!*, peritah terakhirnya
adalah untuk memutuskan kencannya. Itsuki-kun kemudian bertanya “Kemana kau
ingin pergi?”
Kemudian,
“……………..Apa!?”
Normalnya pada saat seperti ini akan muncul beberapa
pilihan, tetapi…………..Di game ini tidak ada sama sekali.
Tertera di atas layar, terdapat sebuah kalimat yang bertuliskan
”Silahkan ketik kencan yang kau inginkan”
“Bodoh sekali……………Apa itu artinya aku harus mengetiknya
dengan menggunakan keyboard ku!? Itu mustahil………….”
Meskipun ia meragukannya, Nia mulai mengetik tombol
keyboard.
“[Aku ingin membeli doujin terbaru di Akiba]”
Kemudian, Nia menekan tombol Enter seolah berkata apakah itu
memang bisa meresponnya.
Lalu, Itsuki-kun tersenyum lembut.
“Jadi, membeli doujin di Akiba, ya? Haha, itu memang Nia
sekali. Tentu saja itu tidak masalah. ------Ah, tapi karena kita masih murid
SMU, tidak boleh beli buku yang aneh-aneh, ya?”
“Uooooooooooooooh!?”
Begitu melihat reaksinya, Nia langsung terperanjat dari
kursinya.
Siapa sangka hanya dengan perintah sederhana begitu,
Itsuki-kun dapat berinteraksi dengan Nia senatural ini? Sebenarnya inovasi
macam apa yang telah diciptakan?
Niapun berkata “Kekuatan tekhnologi sungguh
mengagumkan----------!”, kemudian ia melanjutkan ceritanya dengan terus
meng-klik.
“-------------Hee, aku paham. Jadi Nia menyukai buku yang
seperti ini, ya? ……………Tidak? Aku
tidak keberatan sih. Kalau kau bisa menikmati
sesuatu sampai seperti itu, bukankah itu hal yang indah?”
Di dalam fasilitas bawah tanah <Ratatoskr>, Shidou
mengucapkan setiap kalimat yang muncul di atas layar sembari mengenakan
headphone.
Alur permainannya ditampilkan di atas monitor. Tiap saat,
kalimat yang diketik oleh Nia akan muncul di tempat mereka dan Shidou akan
memberikan jawaban real-time.
“………………..Hey, ini tidak akan jadi masalah, kan?”
Ketika kalimatnya berhenti sejenak, Shidou mematikan
mikrofon lalu menoleh ke arah Kotori yang duduk di belakangnya.
“Ya. Level ketertarikannya meningkat dengan pesat. Setelah
Nia merasa cukup puas dengan game-nya,
tidaklah masalah bagi Shidou untuk
muncul di hadapannya sebagai [Itsuki-kun]. Kali ini, kau tidak usah
berpura-pura lagi. Itu semua karena karakter itu adalah Shidou sendiri.”
Berkata demikian, Kotori tersenyum sembari mengangkat salah
satu ujung bibirnya.
Tepat sekali. Inilah recana <Ratatoskr>.
Nia tengah memainkan game buatan <Ratatoskr>. Shidou
akan mengisi suara karakter tersebut, jadi Shidou akan dicintai oleh
Nia……………Tidak ada percakapan yang rumit.
“Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa membuat game ini?
Bukankah mustahil untuk membuat benda seperti itu hanya dalam waktu singkat,
kan?”
Setelah Shidou bertanya, Reine menjawab dengan nada suara
mengantuk.
“……………..Yaah, hanya untuk jaga-jaga. Persiapkan segalanya
dan tidak menyesali apapun, bukan begitu?”
“Aku jadi penasaran apa yang tadinya ingin kau lakukan
dengan menggunakan game ini…………”
Shidou menyeringai sembari berkeringat dingin. Lalu, suara
Kotori dapat terdengar dari belakang.
“Lihat Shidou, jangan hanya berdiri saja disana. Kalimat
berikutnya sudah muncul.”
“Y-Ya.”
Shidou menatap ke arah monitor, iapun mengambil kembali
mikrofonnya dan kembali berakting sebagai <Itsuki-kun>.
Di sisi lain layar monitor, mereka menampilkan Nia yang
tengah memainkan game tersebut. Sementara di sisi lainnya, terdapat grafik
keadaan mental Nia. Aku paham, seperti kata Kotori, semuanya berjalan lancar.
Akan tetapi, Shidou mengatakan itu sambil mengernyitkan
alisnya………….Entah mengapa, ia merasa
seolah mereka telah melupakan sesuatu yang
sangat penting.
“Waah~…………..Game terbaru ini sungguh mengagumkan. Karena ini
hanya edisi personal, kurasa aku harus membeli full version-nya setelah game
ini release.”
Kemudian, sementara Shidou masih berpikir, Nia di layar
nampak sangat puas dan terus tersenyum.
------------Lalu,
“Oh, iya? Kapan tanggal release full versionnya? Selain itu,
perusahaan pembuat game ini adalah…………”
Berkata demikian, Nia mengangkat tangan kirinya dan sebuah
buku muncul di udara.
“……………..! Ah----------“
Nia menyentuh halaman <Raziel>……………Ekspresi wajahnya
menjadi muram seketika.
Perlahan, Nia mengeluarkan suara yang dipenuhi amarah.
“…………………Apa, jadi ini ulah kalian!?”
Nia menghela napas. Ia berdiri dari atas kursi dan berjalan
tepat ke arah kamera tersembunyi, Ia melontarkan tatapan penuh amarah ke ruang
kendali.
“………………Kau tahu, aku mengerti tujuan kalian melakukan semua
ini.Tapi tidakkah kalian pikir kalau ini sudah kelewat batas? Tidak hanya
kalian telah menghina Tokiya-ku, tetapi kalian juga telah mempermainkan hati
Otome-ku!”
“N-Nia, tidak, ini………”
“Itsuki-kun sebaiknya diam saja!”
“……………….B-Baiklah…………..”
“Ngomong-ngomong, kalau kalian melakukan hal seperti ini
lagi mulai dari sekarang, aku tidak akan pernah memaafkan kalian lagi.
--------Satu lagi, aku juga butuh privasi. Bisakah kalian mengeluarkan kamera
tersembunyi itu dari dalam kamarku? Terlebih, kalian sudah tahu kan apa yang
akan terjadi jika kalian melanggarnya lagi?”
Nia mengatakan itu sambil membuang mukanya.
0 comments:
Post a Comment