Bab 02: Akiba, Aku Telah Kembali! (Bagian 03)

“---------------Seorang roh yang pernah ditangkap oleh DEM?”

Setelah kembali ke rumah, Shidou langsung menghubungi fasilitas ruang bawah tanah.  Ia memberitahu semuanya tentang kejadian tak terduga yang baru saja terjadi sebelumnya, Kotoripun langsung kembali ke kediaman Itsuka.

Setelah mendengar keseluruhan situasinya dari Shidou, Kotori memegang stik Chupa-Chupa Chupsselagi mengernyitkan alisnya.

“Terlebih, dia sudah bekerja sebagai komikus selama beberapa tahun sebelumnya di dunia ini?........Ini sungguh kenyataan tak terduga. --------Yah, ini mirip dengan kasusnya Miku sih. Kita tidak bisa mengatakan jika hal seperti itu mustahil terjadi…….”

Kotori menaruh tangannya di dagunya. Izayoi Miku juga sama seperti Tohka dan yang lainnya. Tetapi sebelum Shidou menyegel kekuatannya sebagai seorang roh, Shidou dan yang lainnya mengenal keberadaannya sebagai idola super yang sedang populer saat ini.

Itulah mengapa, dibandingan dengan itu, keadaan saat ini memiliki beberapa persamaan.
Lalu, ketika Kotori dan Shidou tengah tenggelam dalam pembicaraan, sebuah suara dapat terdegar dari belakang.

“…………….Mu? Shidou, apa yang sedang kau bicarakan dengan Kotori?”

Yang sedang berdiri di sana adalah seorang gadis berambut panjang berwarna langit malam dengan sepasang mata seperti layaknya kristal. -----Yatogami Tohka, Seorang roh yang kekuatannya juga telah tersegel oleh Shidou, sekarang ia telah menjadi tetangga sekaligus teman sekelas Shidou.

“Aah, Tohka. Ng………Kita sedang membicarakan soal pekerjaan sedikit.”

“Ooh, aku mengerti. Maaf sudah mengganggu.”

Tohka meminta maaf dan menundukkan kepalanya. Setelah itu, suara lainnya dapat terdengar dari orang-orang yang tengah berada di Ruang Tengah.

“-----------Shidou, aku tengah menunggu persembahannya. Cepatlah tunjukkan dedikasimu dengan mempersembahkan makanan lezat padaku.”

“Terjemahan. Kaguya mengatakan kalau ia lapar, aku ingin memakan masakan Shidou yang lezat Meow~. Begitulah yang ia katakan.”

“Bisa tidak sih kau jangan memasukkan kata akhiran yang aneh!?”

Kedua gadis itu tengah bersandar di sofa, saling beradu argumen satu sama lain.
Itu nampak seperti melihat ke arah bayangan di cermin, wajah kedua gadis itu terlihat mirip layaknya dua melon. Satu gadis mengenakan kaus berwarna merah dengan tulisan berbahasa Inggris di atasnya, sementara gadis yang satu lagi mengenakan cardigan berwarna pastel. Mereka adalah roh kembar yang layaknya Tohka yang tinggal di mansion di sebelah kediaman Itsuka: Yamai Kaguya dan Yamai Yuzuru.

“Aah, maaf-maaf. Aku akan segera mempersiapkan makan malamnya, tunggu sebentar.”

Shidou menjawab sambil tersenyum meringis, iapun membuka panggangan ikan yang merupakan menu utamanya, ia memutuskan untuk membuat Saba Shioyaki.

Itu benar. Sekarang, Shidou tengah mempersiapkan makan malam untuk para roh sambil mendiskusikan sesuatu denga Kotori. Shidou melanjutkan pembicaraan sambil memegang sumpit. Shidou mengenakan celemek dan memegang sumpit di salah satu tangannya, dan menggunakan tangannya yang satu lagi untuk memegang penyerok. Hanya dengan melihat itu saja, tak kan ada seorangpun yang akan menyangka bahwa mereka tengah mendiskusikan masalah penting yang akan menentukan nasib dunia.

“Nm, baunya enak. Oi~, apa kalian sudah mempersiapkan mejanya?”

“Ya~!”

Setelah Shidou berteriak, Kaguya, Yuzuru, Tohka, dan dua orang gadis lainnya yang tengah mengobrol dengan Tohka di Ruang Tengah menjawab Shidou.

Yoshino adalah seorang gadis yang mengenakan boneka kelinci di tangan kirinya dan memiliki kepribadian yang lemah lembut. Natsumi, gadis yang seorang lagi, adalah seorang gadis yang tengah membungkukkan badannya sementara menatap dengan rasa tidak puas. Mereka berdua juga sama seperti yang lainnya. Mereka adalah roh yang kekuatannya telah disegel oleh Shidou.

Para roh pun mengikuti perintah Shidou, kemudian mereka mulai membersihkan mejanya. Lalu, mereka menaruh kembali semua majalah Koran ke tempat asalnya. Mereka juga mengelap mejanya dan menjejerkan setiap makanan dengan manis di atas meja selagi semua makanan itu berdatangan satu per satu.

“………………….Meski begitu.”

Kemudian, selagi menonton pemandangan itu, Kotori menghela napas berat.

“Angel Serba Tahu <Raziel>…………….Ya? Tidak hanya gadis itu dapat mengumpulkan informasi apapun yang ingin ia ketahui, tetapi ia bahkan mampu menggambar masa depan mengikuti keinginannya. Sebuah Angel mengerikan telah muncul.”

Mendengar perkataan Kotori, Shidou mengangguk setuju.

“Ngomong-ngomong………………..Bahkan Kotori juga, memiliki masa lalu yang memalukan.”

“Hah? Ap-Apa yang kau katakan!?”

Shidou mengalihkan pandangannya selagi ia mengatakan itu. Kotori mengernyitkan alisnya sementara pipinya merona merah.

“Contohnya, ketika kita tidur bersama waktu itu, aku mengatakan kalau akulah yang telah membasahi kasur karena kau menangis terus-menerus. Tapi kalau dipikirkan lagi sekarang begitu mengingat wajah mereka waktu itu, kurasa baik Ayah dan juga Ibu telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi………..”

“Kyaa……………..! Kyaaaaaaaaaaaaa!”

Shidou mengatakan itu sambil melipat tangannya. Teriakan Kotori mengentikan mulut Shidou.

Yamai bersaudari, yang merasa penasaran dengan teriakan tersebut, menolehkan wajah mereka ke arah Shidou dan Kotori secara bersamaan.

“Ng? Kalian berdua, apa yang sedang kalian bicarakan? Topik pembicaraannya terdengar menarik?”

“Setuju. Kurasa aku baru saja mendengar sesuatu tentang membasahi kasur barusan-“

“M-Membasahi meja! Ya, itu! Setelah selesai membersihkan meja, ayo tata makanannya, Kaguya urus ikannya, Yuzuru urus rebusannya, Oke?”

Mendengar Kotori yang menjawab dengan nada tegas, membuat Kaguya melanjutkan kembali pekerjaannya sementara ia menyerahkan sebuah penyerok kepada Yuzuru.

“B-Begitu, ya?”

“Diterima. Aku mengerti………..”

Menilai dari atmosfir saat ini, mereka berdua mengikuti instruksi Kotori dengan patuhnya. Mereka mulai menata makanannya.

“…………………………”

Setelah mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka, Kotori menoleh ke arah Shidou sekali lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang sangat mengerikan, Shidou berteriak “Hiiiii” lalu menahan napasnya.

“………………Mulai dari sekarang, kalau kau sampai berani mengatakan itu di depan umum…………Kau sudah tahu apa yang akan terjadi, kan?”

Berbicara dengan nada dingin, Kotori mengatakan itu. Kalau dipikirkan baik-baik, Kotori sama seperti Nia. Ia tahu banyak mengenai masa lalu Shidou. Jika Shidou mencoba melawan Kotori, maka ia tak akan tahu apa yang akan terjadi padanya.

“M-Mengerti……………”

Shidou mengangkat kedua tangannya seperti mencoba mengatakan jika ia telah menyerah, lalu Kotori pun mengeluarkan suara “Fuuh” selagi ia menghela napas sementara ia duduk kembali di atas kursi.

“……………..Bukan itu maksudku. Jika Angel seperti itu memang benar ada, maka setiap jenis penjagaan kan menjadi sia-sia. Terlebih lagi, bukankah itu artinya ia dapat mencari tahu mengenai hubungan dan rahasia super penting milik militer Negara? Bergantung pada bagaimana kau menggunakannya, itu dapat memicu peperangan. Memikirkan jika yang seperti itu ada di tangan DEM selama ini………Kurasa itu sangat mengerikan.”

“M-Mungkin…………Kurasa juga begitu.”

Menyetujui, Shidou mulai berkeringat dingin.
Tetapi berdasarkan kesan Shidou terhadap Nia, rasanya tak mungkin jika Nia akan menggunakan Angel nya untuk melakukan hal semacam itu…….Jika kekuatan seperti itu jatuh ke tangan seseorang dengan niat yang buruk, maka dunia akan mendapat bencana lainnya yang jauh lebih mengerikan daripada yang disebabkan oleh gempa ruang.

Kotori mengambil Chupa-Chupa Chups di tangannya, lalu melambaikannya seperti layaknya tongkat konduktor, lalu iapun melanjutkan.

“Dan bukan hanya itu saja.”

“Ng? Ada apa?”


“Jiak Angel seperti itu benar ada, mungkin kita juga dapat mengetahui sesuatu tentang <Phantom>.”

Kotori mengatakan itu selagi memegang stik Chupa-Chups.

“! Kau benar………..!”

Mata Shidou terbelalak karena terkejut dan mengeluarkan pendapatnya.
Seseorang yang telah mengubah Kotori menjadi roh, seorang roh yang tak dikenali <Phantom>.
Mungkin jika itu <Raziel>, mereka mungkin dapat mengetahui sesuatu tentang spirit yang tak dikenali itu.

“Selain itu……”

“Selain itu?”

Shidou balik bertanya, Kotori mangelihkan pandangannya sedikit sebelum akhirnya melanjutkan.

“……………..Mungkin, kita bisa mencari tahu tentang ingatan masa lalu Shidou dan Mana yang terlupakan.”

“Ah----“

Mendengar perkataan Kotori, mata Shidou terbelalak sekali lagi.
Benar. Shidou dan Mana adalah saudara kandung…………Itu adalah sesuatu yang telah mereka ketahui. Akan tetapi, mereka tak dapat mengingat masa-masa saat mereka masih bersama.
Untuk beberapa alasan Kotori membuat ekspresi wajah yang rumit. Ia meletakkan sikutnya di atas meja.

“……Yah, tapi itu cuma sekadar pengandaian. Kita tidak menyegel para roh untuk tujuan menyalah gunakan kekuatan mereka. Tujuan utamanya adalah untuk menempatkan Nia dibawah perlindungan kita.—Tentu saja, aku akan membantumu seperti biasanya, tapi kau harus tetap berjuang, Shidou.”

“A-Aah…………………Aku mengerti.”

Memang benar apa yang dikatakan oleh Kotori. Entah itu mengenai <Phantom>, atau mengenai motif pribadinya, Shidou harus membuat keduanya sebagai motif kedua. Jika ia terus berpikir demikian, Nia pastilah dapat merasakan motif tersembunyi tersebut.
Shidou menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran tersebut, kemudian iapun mengepalkan tangannya.

Dua hari kemudian. Shidou tengah berdiri di depan mesin tiket pintu gerbang Akihabara, menunggu Nia.
Pada akhir pekan, stasiun dipenuhi oleh kerumunan orang. Tahun-tahun belakangan, semenjak stasiun menjadi populer sebagai objek wisata, terdapat banyak orang asing terlihat berlalu-lalang.
Shidou memperhatikan pintu gerbang tiket untuk melihat kedatangan Nia. Pemandangan di sekeliling entah mengapa nampak berbeda.

Bahkan hingga saat ini, Shidou sudah pernah mengunjungi stasiun ini beberapa kali, sudah tidak diraukan lagi jika ini adalah stasiun yang eksentrik. Disebelah sana, terdapat iklan-iklan yang berhubungan dengan Anime dan game dalam jumlah yang tak terhitung. Shidou merasa seolah ia telah pergi ke dunia yang benar-benar aneh. Hari ini, ia merasa seolah ia tengah pergi dalam perjalanan. Tetapi di jalan ini, semua orang berkumpul hanya demi satu alasan.

“-----------A-Ah, apa kau bisa mendengarku, Shidou?”

Lalu, suara Kotori dapat terdengar dari dari intercom yang tertempel di telinga kanannya. Area sekeliling pintu gerbang tiket sungguh ramai, tetapi berkat tekhnologi canggih yang dikembangkan oleh <Ratatoskr>, suara Kotori terdengar di dalam gendang telinga Shidou dengan jelas.

“Aah, aku bisa dengar.”

“Waktunya sudah dekat-----------Saat ini kita tidak dapat menggunakan <Fraxinus>, jadi kita tidak bisa menggunakan transmisi untuk mengirimmu keluar dari kota sama sekali. Meskipun, didengar dari ceritamu nampaknya ia bukanlah tipe roh yang suka bertarung-------Tapi kau harus tetap berhati-hati, Shidou.”

“Aku mengerti. Dia juga sudah mengatakan jika ia tidak punya banyak waktu. Entah bagaimana, aku harus bisa meningkatkan rasa ketertarikannya padaku dalam waktu hari ini juga.”

Setelah Shidou mengatakan itu, sebuah suara dapat terdengar lagi dari intercom. Suara Minowa terdengar dari tempat yang sama dengan tempat Kotori berada di ruang control sementara di bawah tanah.

“Komandan, Shidou-kun, dia datang! Target kita………….Nia!”

“………….! Jadi dia sudah datang.”

“Kalau begitu, ayo, Shidou. ----------Ayo kita mulai Kencan <Perang> kita.”

“Aah-------!”

Setelah Shidou menjawab, ia mengetuk intercomnya menggunakan jarinya untuk mengkonfirmasi. Lalu, ia pergi untuk mencari Nia di pintu gerbang tiket.

Setelah itu, kerumunan orang berdatangan dari arah berlawanan di pintu gerbang tiket. Setiap orang berjejer dari dalam kereta di saat yang sama ketika mereka berjalan melewati gerbang tiket.

“Itu, Nia ……………Err.”

Lalu, Shidou melihat ke arah setiap orang yang berjalan melewati gerbang tiket dari ujung ke ujung. DI tengah kerumunan, ia menemukan seorang gadis yang terlihat familiar baginya. Seorang roh yang sudah memiliki janji bertemu dengannya hari ini: Nia.

Meskipun Shidou dapat mengenali Nia………Gay gadis itu nampak agak berbeda hari ini. Saat ini, Nia yang jatuh pingsan beberapa hari yang lalu tidak berpakaian dalam Astral Dress bergaya Biarawati ataupun denim yang ia kenakan sebelumnya. Malahan, ia mengenakan sebuah jaket tebal dan sebuar scarf yang menutupi mulutnya. Kapanpun Nia mengambil napas, kacamata yang ia kenakan menjadi agak berkabut.

Ditambah lagi, ia membawa beberapa barang bawaan bersamanya. Nia tengah menggendong sebuah ransel besar di belakang punggungnya, meskipun itu terlihat kosong dan datar. Lalu di tangan kirinya, ia menarik sebuah koper seolah ia akan pergi jalan-jalan ke luar negeri. Tidak, bukan hanya itu saja. Jika dilihat baik-baik, disana juga terdapat beberapa carry cart ukuran kecil yang diikatkan kepada koper itu dengan menggunakan beberapa tali yang terbuat dari karet.

“……………………….Uwah.”

Shidou menyeringai begitu melihat penampilan Nia, yang tidak memperdulikan kecantikan dan sisi menarik hanya untuk membawa semua tas miliknya.

Setelah itu, Nia menyadari keberadaan Shidou. Iapun melambaikan tangan kepadanya, sebuah suara *Glutuk-glutuk* dapat terdengar selagi Nia membawa kopernya selagi ia berjalan pergi menghampiri 
Shidou.

“Halo-halo, bocah. Selamat pagi. Ini sungguh pagi yang indah.”

“……………Ah, ya. Nia itu, bagaimana yah………………….Benar-benar telah mempersiapkan segala sesuatunya, ya?”

Setelah Shidou mengatakan itu, mata Nia terbelalak. Lalu, ia membuat suara “Ehehe” selagi menggetarkan bahunya dan mulai tertawa.

“Tidak-tidak, apa yang kau bicarakan? Kita bahkan belum mulai berbelanja, kan?”

“O-Ooh, kau benar.”

Shidou menjawab dengan ragu, kemudian suara Kotori terdengar dari income di telinga kanannya.

“-----------------Shidou, pilihannya sudah keluar.”

Di dalam ruang control sementara di fasilitas bawah tanah, semua kru dari pesawat <Fraxinus> telah berkumpul.

Komandan, Itsuka Kotori tengah duduk di kursi tengah, sementara wakil komandan, Kannazuki Kyouhei berada tepat dibelakangnya. Dan setiap enam orang anggota organisasi duduk di depan computer, menatap ke arah layar dengan penuh konsentrasi.

Diatas layar monitor yang tertempel di dinding ruangan, penampilan Nia yang berdandan tanpa ada daya 
tarik sama sekali muncul disana. Beberapa pilihan lalu muncul di layar di hadapan mereka semua.

1.       [Pakaianmu terlihat sangat manis. Itu terlihat cocok denganmu.]
2.       [Pakaian macam apa yang kau kenakan? Ayo aku pilihkan yang baru untukmu.]
3.       [Hee~ kelihatannya kau mengenakan sesuatu yang pantas untuk dilucuti?]

Meskipun peralatan yang sesungguhnya tidak ada disini, semua pilihan yang tertera di ruang komando sekarang tetap terhubung dengan AL dari <Fraxinus>, yang masih dalam perbaikan. Kemudian, mereka mulai memilih pilihan yang terdapat di sistem.

“Semuanya, pilihlah pilihan kalian!”

Mengikuti instruksi Kotori, semua anggota kru mulai mengoperasikan console yang ada di tangan mereka.
Dengan segera, hasilnya tertera di atas layar.

No. 1 mendapat vote paling sedikit, sementara no. 2 dan 3 saling bersaing.

“Hee, sungguh hasil yang mengejutkan. Aku tidak terpikir kalau no. 1 akan mendapat vote paling sedikit.”

Kotori berkata begitu sambil menggerakkan stik Chupa-Chups di mulutnya. Seorang anggota kru yang duduk di kursu depan mulai angkat bicara.

“Itu karena, sulit menjelaskannya, tapi pakaian Nia-chan agak……..”

“Kau benar. Itu akan terdengar seperti ejekan yang kejam jika Shidou memuji pakaiannya.”

<Paku Kutukan> Shiizaki dan <Cinta Terdalam> Minowa kemudian menatap kearah monitor sambil memegangi pipi mereka.

Mungkin benar apa yang mereka katakan, pakaian Nia tidak cukup menarik untuk diberikan pujian.

“Kalau begitu, bukankah no. 2 pilihan yang tepat? Awalnya dimulai dengan kata-kata kasar, kemudian menunjukkan sisi baikmu dibalik semua itu. Kau dapat menaikkan tingkat ketertarikannya dengan membantu memilihkan pakaian untuknya. Kalau kau melakukan ini untuk seorang gadis, aku yakin mereka pasti akan jatuh hati padamu.”

<Presiden> Mikimoto berkata demikian sembari menujukkan jarinya ke atas. Akan tetapi, seseorang menyanggah pernyataannya, <Penghancur Dimensi> Nakatsugawa dan <Kutukan Pernikahan> Kawagoe ikut angkat bicara.

“Tidak, coba pikirkan lagi. Nia-chan tidak datang hari ini untuk membeli pakaian! Komik, Light Novel, Figurine dan Blu-Ray! Dia datang untuk membeli yang seperti itu! Pergi ke toko baju hanya akan menjadi siksaan untuknya!”

“Itu benar. Lagipula, kalau dilihat dari cerita Shidou-kun, Nia jelas-jelas tidak keberatan dengan topik semacam itu. Ini akan bagus untuk mengecilkan jarak di antara mereka.”

“Fumu………………..”

Mendengarkan pendapat semua orang, Kotori mengambil mikrofon yang terhubung dengan income di telinga Shidou.

“Shidou, pilih no. 3.”

“…………………………..”

Menerima instruksi seperti itu dari ruang kontrol, Shidou mengerutkan dahinya. Meskipun ia memang pernah berbicara dengan Nia sebelumnya, tapi mustahil baginya untuk mengatakan hal seperti itu kepada Nia di pertemuan seperti ini, bahkan Nia mungkin sedang meningkatkan kewaspadaannya pada hari ini. Meski begitu, Shidou tak dapat terus terdiam selamanya. Shidou mengambil napas dalam, kemudian mengelus dagunya dan berkata,

“H-Hee~ Bukankah kau memakai pakaian yang layak untuk dilucuti?”

“Eh?”

Setelah itu, mata Nia terbelalak.

“Uehehe, apa itu, bocah? Apa kau berencana melakukan itu padaku hari ini? Tadinya kupikir kau itu seorang herbivore kalau dilihat dari penampilanmu~”
Setalh mengatakan itu, Nia menyikut perut Shidou dengan sikutnya.

“Ahaha…………………Tidak, bukan begitu maksud……………………………”

“Eh? Apakah itu berarti kita harus melakukan sampai sejauh itu supaya bisa menyegel kekuatan roh ku? Tidak~, tadinya kupikir kita hanya perlu berciuman untuk menyelesaikan semuanya. Oh, tidak~ Tampaknya aku belum mengumpulkan cukup informasi sebelumnya. Hey, apa boleh kalau aku mengganti CD ku dulu?”

“E-Eeh!?”

Shidou berteriak histeris, Nia tertawa begitu melihatnya.

“Cuma bercanda~, bercanda~”

Berkata begitu, Nia *Puk-Puk* menepuk bahu Shidou.
Shidou merasa lega, ia rilex sedikit sambil menyeringai. Tetapi,

“Aku sudah memakai CD keberuntnganku.”

“Jadi itu bagian leluconnya!?”

Merespon kata-kata Nia, Shidou berteriak kembali.

“Ahahahaha!”

Kemudian, Nia tak dapat menahan tawanya sambil memegangi perutnya……………Nampaknya, bagian itu juga cuma sekadar lelucon.

“Ketegangannya lumayan tinggi, ya……………….”

Dari income, suara Kotori dapat terdengar.

“Tapi yah, itu tidak tampak seperti reaksi yang buruk sama sekali. Kita akan terus melanjutkan seperti ini.”

“Y-Ya…………….Itu benar.”

Shidou menjawab dengan suara yang tak dapat terdengar oleh Nia.

Tapi, melihat tingkah Shidou, Nia mendekatinya, lalu ia menatap wajah Shidou.

“Ng~? Ah, mungkin kau sedang berbicara dengan ruang komando.”

“Eh!? Tidak, itu-“

“Dari tadi aku penasaran apakah benda aneh yang terbang itu sebenarnya adalah kamera? Hey~, Kotori-
chan~, apa kau melihatku~?”

Nai membuat *Piece* pose sambil menatap ke atas. Melihat tingkahnya yang aneh, para pejalan kaki menatap ke arah Nia sebentar. Tapi mereka segera mengalihkan pandangan mereka begitu mereka sudah tidak tertarik lagi.

“……………………..Yaa, aku bisa melihatmu. Sangat de--------kat~”

Setelah melihat aksi seperti tadi, kalimat semacam itu dapat terdengar dari income Shidou……………Entah mengapa, hanya didengar dari suaranya saja, Shidou dapat membayangkan wajah Kotori yang depresi.
Tapi itu jelas saja. Lagipula, dengan kekuatan dari Angel milik Nia <Raziel>, ia dapat mencari tahu apa yang Shidou dan yang lainnya tengah lakukan.

Membuat dia jatuh hati lalu menyegel kekuatan rohnya, semua itu sudah diketahui oleh target. Meskipun mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelumnya, lawan mereka nampaknya sangat sulit untuk ditaklukkan.

Begitu melihat situasinya, Shidou menghela napas.

“………………………Dia melihatmu sangat dekat.”

“Aah~. Tidak ada kamera dapat terlihat satupun. Sungguh Hi-Tech.”

Kemudian Nia melihat kesekeliling untuk mencari kamera tersembunyi. Setelahnya, iapun mengutarakan kekagumannya dan membungkukkan badannya sebelum membuat suara “Yosh!” sambil mengangkat tangannya ke udara. Lalu, Nia berbalik kepada Shidou dan membungkuk padanya.

“Kalau begitu, mohon bantuannya untuk hari ini. Kau bisa coba merayuku sepuasmu.”

“A-Ah………………Baiklah.”

Nia berkata demikian sambil menghadap Shidou secara langsung, membuat Shidou merasa luar biasa malu. Kemudian Shidou menjawabnya dengan wajah merah.

Akan tetapi, Nia tak nampak memperhatikan itu dan hanya melihat ke arah kota.

“Kalu begitu…………………Ayo kita pergi menuju AKiba ku tercinta.”

Kemudian, ia mulai berjalan sambil membawa kopernya.

“---------------Hey, aku akan membawakannya. Pasti sulit untuk membawa itu seorang diri.”

“Ah, sungguh? Yah~, bocah sungguh seorang gentleman~”

Lalu Nia mengetuk bagian atas tangan Shidou. Shidou tertawa sambil mengambil koper itu darinya.
Setelah itu, Nia membuka dan menutup tangannya yang kosong.

“Hah? Tanganku jadi kosong sekarang. Aoa yang harus kulakukan? Mau menggenggam tanganku?”

“Eh?”

Nia mengatakan itu dengan nada acuh tak acuh hingga membuat Shidou terkejut. Siapa sangka jika ia tiba-tiba ditawari hal seperti itu?

Begitu melihat reaksi Shidou, Nai membuat sebuah wajah “Aaargh!”, kemudian menepuk dahinya dengan gaya yang lucu.

“Maaf-maaf. Benar juga, disaat begini harusnya laki-lakilah yang mengatakannya.”

“O-ooh……………..Itu benar.”

Shidou mengulurkan tangannya sambil merasa malu.

“Nia………………….Apa kau mau bergandengan tangan?”

Setelah itu, entah mengapa Nia memeluk bahunya sendiri dan mengalihkan pandangannya.

“Eeh, melakukan hal seperti itu pada awal berjumpa rasanya agak………….”

“Bukannya kau yang mengatakan itu duluan!?”

Shidou kembali menjawab dengan nada suara tinggi. Nia tertawa sembari memegangi perutnya.

“Tidak~, hahaha, cuma bercanda, bercanda.”

Kemudian merekapun bergandengan tangan. Karena Nia tidak mengenakan kaus tangan, Shidou dapat merasakan dinginnya tangan Nia.

“Kalau begitu, ayo pergi.”

“A-Aah.”

Nia menarik Shidou selagi berjalan sambil membawa  kopernya.
Sebuah suara bernada tinggi dapat terdengar dari intercom dan memarahi Shidou karena hal itu.

“Tunggu, Shidou, tidak seharusnya kau dipimpin oleh perempuan!”

“Meski kau bilang begitu………….”

Lalu, Shidou terus berjalan dengan wajah suram. Nia mendadak berhenti melangkah setelah mereka tiba di sebuah jalan.

Setelah itu, Nia melepaskan tangan Shidou dan mulai berlari kedepan. Di tengah jalanan, ia mengambil napas dalam.

“Ng~! Sudah lama sekali~ Akiba! Aku telah kembali!”

Setelah mengatakan itu, Nia mulai melihat kesekelilingnya.

“Sudah kuduga, ada banyak sekali hal yang telah berubah setelah selama ini~! Sungguh menyegarkan!”

“Bukankah kau sudah mengetahui tentang perubahannya dari <Raziel>?”

“Tidak. Sebisa mungkin aku tidak menggunakan <Raziel> jika itu bukan untuk sesuatu yang penting.”

“Eh? Begitukah? Kenapa?”

“Ng~………..”

Mendengar pertanyaan Shidou, entah mengapa Nia nampak ragu untuk menjawabnya.
Akan tetapi, Nia kembal kepada dirinya yang biasanya, dan menaruh tangannya di pinggangnya.  Kemudian ia berkata “Tch-tch-tch”, sembari menggelengkan jarinya.

“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Aku benci spoiler. Selain itu, ada perbedaan besar antara mengetahu segalanya melalui <Raziel> dengan melihat dan mendengar yang aslinya secara langsung.”

“J-Jadi begitu…………….”

“Begitulah. --------------------Kalau begitu, ayo mulai dari buku seperti yang telah direncanakan………………….”

Kemudian, Nia menghentikan kata-katanya, ia mulai berpikir seolah teringat akan sesuatu.

“Ah~………………Benar juga, ng~”

“Ng? Ada apa?”

“Tidak ada, hanya, bukankah kencan ini harusnya hadiah untukmu bocah? Jadi, tidak seharusnya kita memulainya dengan acara belanjaku, kan?”

“Tidak, aku tidak keberatan sama sekali…………..”

“Tidak~! Itu tidak bagus! Aku akan merasa tidak enak hati kalau melakukannya.”

Setelah Nia berkata demikian, ia menggenggam tangan Shidou kembali lalu mulai berjalan.

“Tunggu, k-kemana kita pergi?”

“Ehehe, itu adalah sesuatu yang harus kau tunggu~”

Setelah Nia sampai di sebuah jalan, ia menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah toko.

“Ya, ini dia~”

“Ini kan……………..”

“Yep, ini Toko Cosplay.”

“Kenapa!?”

Shidou berteriak histeris, kemudian Niia tertawa seolah menikmatinya.

“Apa-apaan itu………….Kau sudah tahu, kan? Lihat, ayo masuk, ayo masuk.”

“Wah…………..J-Jangan dorong aku.”

Shidou dipaksa masuk ke dalam toko itu sambil didorong oleh Nia.
Didalam toko, terdapat banyak pakaian berwarna-warni dipajang di tempat yang berbeda. Mulai dari kostum karakter Anime, sampai kostum berbagai profesi, disana terdapat beragam kostum yang bisa mereka pilih.

Nia berkata “Ho-Ho! ~” dengan mata berkilauan, lalu ia kembali kepada Shidou dengan tiga buah koostum di kedua tangannya.

“Baiklah! Sekarang, mulai pilih!”

“EH?”

Nia berbicara dengan cara yang sama dengan Kotori ketika ia memberikan Shidou sebuah perintah. Shidou agak terkejut.

“Bocah, kostum mana yang kau ingin aku pakai!”

1.       Cosplay Perawat
2.       Cosplay Maid
3.       Cosplay Valkyrie Misty’s Midnight Final Form

------Ayo, pilihlah pilihanmu!

Berteriak, Nia berkata “Tik-tik-tik……………” menirukan suara batas waktu.
Di tangan Nia, terdapat kostum perawat dan kostum maid, beserta sebuah kostum mewah yang nampak sangat terbuka.

“Eh, anu, kalau kau menanyakannya padaku secara mendadak begini………….Ngomong-ngomong, bukankah kostum yang terakhir berasal dari genre yang benar-benar berbeda?”

“Shidou, pokoknya saat ini ikuti saja keinginan Nia. Pilih saja salah satu!”

Dari income, suara Kotori terdengar.

“Sial! Terserahlah………….!”

Di tengah kebingungan, Shidou menunjuk kearah salah satu kostum di tangan Nia.

“Kalau begitu no. 1! Aku pilih no. 1!”

“No. 1, ya?”

“………..Ya.”

“Benarkah? Kau yakin tidak akan menyesal?”

“I-Iya………..”

“Apa kau yakin tidak ingin memilih Midnight Final Form saja?”

“Tidak, kalau kau memang ingin memakai yang itu, lalu kenapa kau memberikanku beberapa pilihan sebelumnya!?”

Shidou berteriak, lalu Nia melambaikan tangannya.

“Bercanda-bercanda. Lagipula sekarang saatnya untuk service~ Kalau begitu aku akan memakai pilihanmu.”
“Bukannya aku benar-benar ingin melihatnya sih…………….”

“Mungkin memang karena itu ya? Dulu ketika kau dirawat di rumah sakit, seorang perawat cantik menjahilimu, dan sejak hari itu gairahmu akan tergugah kapanpun kau melihat pakaian putih perawat?”

“Bisakah kau berhenti mengarang cerita seperti itu!?”
Shidou berteriak dan Nia merespon dengan tertawa.

“Kalau begitu, tunggu sebentar. Aku akan ganti pakaian dulu.”

Nia pergi kedalam ruang ganti tepat di hadapannya sambil membawa kostum perawat di tangannya.
Setelah menutup gordennya, suara Nia yang tengah berganti pakaian dapat terdengar. Shidou merasa gugup, iapun mengalihkan pandangannya dengan pipi yang memerah.
Setelah beberapa saat, Nia mengeluarkan suara.

“------Ah, bocah-bocah. Kalau kau mau mengintip, sekaranglah saat yang tepat. Aku baru menyadarinya saat aku melihat kearah kaca, stocking yang baru setengah dipakai terlihat super erotik.”

“Tidak, apa yang kau bicarakan!?”

Mendengar perkataan Nia dibalik gorden, Shidou berteriak.

“Eh~, tapi lihat, bukankah ini luar biasa? Ini sinergi yang tak terduga.”

Nia mengungkapkan pendapatnya, untuk sesaat, gorden ruang ganti itu terbuka dari dalam.

“Hah………………!?”

Menghadapi situasi yang tak terduga, tubuh Shidou membeku.
Bagaimanapun, Nia masih belum selesai mengganti pakaiannya. Pakaian perawat yang ia kenakan masih belum dikancingi, memperlihatkan pakaian dalam dibaliknya. Terlebih lagi, stocking yang baru setengah terpakai di kakinya, seperti yang Nia katakan, terlihat super erotik.

“Hey~, bukankah ini erotik? Ini penemuan terbaru.”

“Lupakan itu, gantilah pakaianmu dengan benar!”
Shidou meneriaki Nia, Shidou menutup kembali gorden yang terbuka.

“Yaah~, karena aku sudah memenuhi kuotaku, ayo pergi ke toko buku!”

“………………..Y-Ya, ayo pergi.”

Shidou menjawab sambil berkeringat dingin mengalir di pipinya……………..Entah mengapa, walaupun kencannya baru akan dimulai, Shidou sudah merasa sangat kelelahan.
Akan tetapi, Nia tidak memperhatikan keadaan Shidou. Nia memegangi dagunya dan memikirkan sesuatu.

“Kita mulai dari toko yang mana ya~? ~Ah, hanya untuk referensi, yang mana yang bocah sukai? Mate? Gema? Tora?”

“Hah……………….?”

Tiba-tiba ditanyai, Shidou mengedipkan matanya.

“Ah, bukan itu. Maksudku Animate atau Gamers atau Toranoana. Ah, mungkin Melon Books, COMIC ZIN, atau Shosen Book Tower?”

“…………………..Itu, boleh aku tahu, apa perbedaannya?”

“Ng~, mereka lumayan berbeda, kau tahu? Yaah, pada dasarnya buku ynag mereka jual memang sama, tapi setiap toko menawarkan bonus yang berbeda, bahkan iklan yang mereka buatpun berbeda pula. Entah itu tulisan tangan PoP atau pojokan spesial berdasarkan ide para staff, mereka membuatmu selalu menantikannya. Kalau kau ingin membeli buku-buku series keluaran lama, ada beberapa rekomendasi yang bagus……………..Ah, Tora dan Melon juga menjual Doujin, mereka bahkan menyimpan stok untuk series edisi terbatas buatan circles tertentu. Intinya, semuanya wajib untuk dikunjungi.”

Mendadak, Nia jadi banyak bicara. Keringat dingin mengalir di pipi Shidou selagi ia berkata “B-Begitu ya……..” untuk menjawab Nia.

“Yaah, kalau kau tidak punya pilihan khusus, ayo tidak pergi ke toko terdekat saja. Kau tidak keberatan, kan?”

“Aah, tentu.”

Setelah Shidou menjawabnya, Shidou berjalan bersama Nia.
Kemudian Nia menghentikan langkahnya untuk beberapa saat, dari stasiun, sebuah toko dapat langsung terlihat. Di depan toko tersebut, terdapat gambar berbagai karakter dari buku-buku terbaru berjejeran di rak. Disana terdapat komik, majalah game, majalah mengenai pengisi suara, dan masih banyak lagi yang lainnya berjejeran di sekitar dinding.

“Uwaaaaa………………aaaaaaaaaaaah!”

Ketika mereka pergi kedalam toko itu, mata Nia bercahaya sembari berteriak saat itu juga. Mendadak saja, semua pengunjung yang tadinya tengah berbelanja di dalam toko mulai menengok kearah mereka karena terkejut.

Akan tetapi, Nia bahkan tidak memperdulikan itu, lalu iapun mulai mengambil komik di tangannya.

“Uwah, uwah, serius nih? Gaya gambar Kasamura-sensei telah berubaaaah! Dan ini bahkan sudah volume ke-25!? Waktu benar-benar berlalu dengan cepaaaaaaaaat!”

Nia mengambil komik tersebut sambil berteriak kegirangan dan mata Nia terbelalak seolah baru menemukan sesuatu.

“I-Ini kan………………..Serial terbaru dari Kurauchi-sensei!?”

“Ah, yang itu. Saat ini serial itu tengah beredar. Apa kau menyukai series buatan Kurauchi-sensei?”

“Tidak, itu bahkan tidak dapat diekspresikan hanya dengan kata ‘suka’~, malahan, hidupku berubah karena [CHRONICLE] dari Kurauchi-sensei~. Itulah alasan mengapa aku ingin menjadi komikus dulu~. Tokiya adalah waifuku! Meskipun ia adalah karakter laki-laki, tapi dia waifuku!”

Begitu melihat kelakuan Nia yang mendadak jadi aneh, Shidou menyeringai.

Walaupun Shidou telah mengetahui bahwa [CHRONICLE] adalah serial terkenal yang mendapatkan adaptasi Anime…………….Tapi ia tidak seantusias Nia mengenai hal ini.

Lalu Niapun menumpukkan semua buku dan bersiap membawa semua itu kepada kasir denagn wajah riang.

“H-Hey, hey.”

Setelah itu Shidou pun berlari kearah Nia, iapun mengambil setengah dari gunungan buku itu dari Nia.

“A-Aw, maaf bocah.”

“Apa kau akan membeli semua ini?”

“Tentu saja! Karena DEM, aku tidak membaca apapun selama lima tahun ini. Karena aku telah menyelesaikan pekerjaanku, aku akan menikmati hariku~. Ah, tentu saja aku tidak berniat untuk membeli volume terbaru saja, aku akan mengkoleksi seluruh volume, kau tahu?”

“O-Oh.”

Keringat dingin mengalir di pipi Shidou. Nia tersenyum sembari membayar semua buku itu di kasir. Nia memasukkan semua buku itu kedalam koper yang dibawa Shidou.

“Kalu begitu, ayo pergi ke lantai selanjutnya, lantai selanjutnya.”

Setelah itu, Nia dan Shidou menaiki elevator.

Bila dibandingkan dengan lantai pertama, lantai kedua dipenuhi dengan lebih banyak buku. Tidak hanya buku terbaru dan pojokan spesial sudah tertata, disana juga terdapat komik dari beragam genre berjejeran di rak buku.

“Lantai pertama pada dasarnya untuk buku keluaran terbaru. Panggung utamanya adalah disini…………Eh, wu-wuaaaaaah~. Yang ini juga sudah keluar!? Aku harus beli ini~……………”

“A-Apa-apaan itu, mendadak saja…………..Eh, itu kan—“

Shidou menatap kearah buku di tangan Nia dan mengernyitkan alisnya.
Tetapi ia tidak dapat melihatnya dengan jelas. Nia tengah memegangi satu buah buku novel, tetapi………..Pada sampul depannya, terdapat ilustrasi dua orang pria cantik setengah telanjang tengah saling memeluk satu sama lainnya. Disana terdapat judul tertera di Obi nya yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Apa artinya ‘My Caleidbluf’?

“A-Ah—……………..”

Meskipun Shidou tidak tahu keseluruhan detailnya, ia tahu jika genre seperti itu memang ada. Dari reaksinya ia nampak agak terganggu dengan itu hingga ia tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat.
Begitu melihat reaksi Shidou, Nia menghela napas sambil tersenyum sinis.

“Fuh, orang-orang yang tidak memiliki hati otome tidak akan mengerti…………..”

“………………Itu, apa kau tahu cara yang tepat untuk menggunakannya…………..?”

“Tentu saja aku tahu. Itu karena seorang Pro dapat melihat kelebihan suatu objek hanya dengan sekali lihat.”

Setelah mengatakan itu, Nia menaruh kembali buku itu di rak untuk sementara waktu dan membuat pose peace dengan kedua tangannya. Diantara jarinya, Nia menatap Shidou selagi membatu. Kemudian, Nia nampak tengah menganalisa sesuatu.
Beberapa detik kemudian, mata Nia terbelalak dan iapun melanjutkan kata-katanya.

“------------[Tidak Peka – Sou-uke].”

“Hey, tunggu, barusan kau mengklasifikasikanku kedalam apa!?”

Walaupun Shidou tidak dapat begitu mengerti artinya, entah mengapa ia merasakan jika itu bukanlah sesuatu yang bagus. Kemudian, iapun meneriakkan protesnya secara langsung.

“Ahaha. Tidak apa, tidak apa. Karena aku bukanlah seorang ahli, level keakuratanku tidaklah tinggi. 

Seorang ahli yang sesungguhnya dapat melihat potensi tersembunyi darimu.”
Meskipun Shidou tidak mengerti apa yang ia maksud dengan tidak apa, Nia menjelaskannya dengan penuh percaya diri.
Entah mengapa membuat Shidou tidak bisa memprotesnya, iapun menghela napas.

“Tapi…………….Nia benar-benar memiliki ketertarikan yang bervariasi, kau membaca buku dari beragam genre. Tadi juga, kau membeli komik Shoujo dan komik bertema berat.”

“Yaa~ Karena aku seorang omnivora. Pada dasarnya tidak ada genre yang tidak bisa aku baca~. Kalu harus kujelaskan, aku menyukai sesuatu yang ditulis yang mengandung gairah dari penulisnya~.”

“Gairah…………..Ya.”

“Ya-ya. Yang satu itu menakjubkan, loh. Didalam sebuah dunia fantasi, meskipun pada awalnya sang pangeran dan kesatria memberikan kesan klise, tapi sebenarnya itu adalah cerita NTR. Gairah sang penulis mengenai [Aku ingin menulis yang seperti ini, apa kau ada masalah!?] dapat terasa~. Tidak~, scene dimana Orpheus menjadi tawanan musuh di volume 3 sungguh hebat. Aku tidak pernah terpikirkan kalau kau bisa menulisnya seperti itu…………..”

Lalu Niapun mengambil kembali buku yang tadi ia taruh di rak sebelumya. Nia memulai kembali pidatonya, Shidou, yang tidak begitu bisa mengikutinya, hanya dapat menjawabnya dengan “B-Begitu ya…………”.
Menyadari keadaan Shidou, Nia menggigit lidahnya.

“Aah, maaf-maaf. Mungkin itu masih terlalu cepat untukmu bocah. Tunggu sebentar. Setelah aku selesai membayar semua ini, aku akan menunjukkan padamu bocah tempat asyik untuk dikunjungi.”

“Tempat asyik…………….?”

Shidou memiringkan kepalanya, sementara Nia tersenyum. Iapun ikut membawa serta tumpukan buku yang barusan ia bawa ke kasir untuk dibayar.

Kemudian setelah berjalan keluar dari toko itu, sekarang mereka berjalan menyusuri jalanan. Nia berhenti tepat di depan sebuah toko, nampaknya, itu toko komputer.

“Lihat, kita sampai.”

“Ini kan…………….Aku tidak begitu tertarik dengan PC atau semacamnya…………”

“Aah, bukan itu-bukan itu. Kemarilah.”

Setelah mengatakan itu, iapun menarik Shidou dan mengajaknya masuk kedalam toko tersebut.
Kemudian, mereka berhenti di sebuah pojokan. Niapun menoleh kepada Shidou.

“Ayo, pilih yang manapun yang bocah sukai. Karena sekarang adalah hari yang spesial, aku akan membelikanmu apapun yang kau inginkan dari jejeran barang yang dipajang di pojokan sana.”
----------Lalu, Nia menunjuk kearah sebuah bungkusan dengan ilustrasi seorang gadis mengenakan pakaian berbahaya di atasnya.

“I-Ini kan…………”

“Yep. Eroge.”

“Aku kan masih kelas 2 SMU!?”

“Eeh!? Seorang murid SMU tidak boleh main eroge!?”

“Dunia mana sih yang kau tinggali!?”

Shidou berteriak, sementara Nia berkata, “Kebudayaannya berbeda~!” dengan ekspresi terkejut yang berlebihan.

“Aku mengerti~……………Zaman telah berubah.”

Nia mengatakan itu sembari mengangguk dan melipat tangannya, ekspresi wajahnya mulai berubah dengan cepat.

“Tapi~, kau juga agak tertarik, kan? Eeh? Bocah SMU? Dengan banyaknya harta karun di depanmu, tidakkah bagian dari tubuhmu mulai kehilangan kendali karena tergerak secara emosional?”
Nia tersenyum licik sembari berkata demikian, Nia menepuk tulang rusuk Shidou dengan sikutnya.

“Tunggu……………H-Hentikan itu.”

“Ehehe. Apa-apaan itu~. Ini bukanlah sesuatu yang memalukan. Bukankah gairah seksual merupakan salah satu dari ketiga gairah terbesar manusia selain makan dan tidur?”

“Meskipun itu benar, tapi tetap saja!”

“Tapi, walau manusia akan mati jika tidak makan atau tidur, mereka tidak akan mati jika tidak melakukan sex. Gairah seksual sungguh aneh, bukan begitu? Meskipun memiliki keturunan memang hal yang penting, mengapa itu termasuk ke dalam ketiga kategori? Bukankah itu mirip seperti mausia terkuat dari keempat raja surgawi sebenarnya tidak memiliki kekuatan spesial apapun?”

“Tidak, bukankah itu kau yang mengungkit soal ketiga gairah terbesar manusia pada awalnya?”

“Jika gairah seksual merupakan elemen penting untuk hidup, maka gadis perawan dan laki-laki perawan harus di dalam masyarakat harus diberi kebebasan.”

“Makanya dari tadi itu kau membicarakan apa sih!?”

Shidou berteriak, sementara Nia hanya meresponnya dengan tertawa.

“Ah~, maaf-maaf. Entah mengapa sepertinya pidatoku jadi kelewat batas~”

Nia mengatakan itu tanpa ada sedikitpun keraguan, kemudian ia membuat ekspresi wajah serius sembari memegangi dagunya.

“…………….Ngomong-ngomong, perempuan macam apa yang laki-laki seperti bocah sukai? Naki-ge? Chuuni-ge?  Ryoujoku-ge?”

“Tidak, makanya…………..”

Kemudian, Shidou menggaruk kepalanya sambil menjawab Nia, sebuah suara dapat terdengar dari income.

“-------------Tunggu sebentar, Shidou. Pilihannya baru saja keluar!”

“Sekarang!?”

Shidou angkat bicara tanpa memperdulikan apakah Nia mendengarnya atau tidak.
-----------Beberapa menit kemudian, mereka berdua masih belum sempat makan siang, jadi mereka pergi ke toko hamburger terdekat.

“Waah~! Aku puas-aku puas. Aku benar-benar puas~”

“Aah, walaupun ini pertama kalinya aku pergi berkeliling Akiba selama ini, tapi di luar dugaan ini menyenangkan juga.”

Shidou menghela napas dan menjawab Nia. Ngomong-ngomong, tas ransel yang Nia gendong dan koper yang Shidou bawa telah penuh, beratnya telah menjadi beberapa kali lipat lebih berat dari sebelumnya. Karena figurine dan barang-barang lain telah memenuhi kopernya, mereka harus memperbanyak carry cart dengan mengikatkan tali karet disekeliling kopernya.

Entah mengapa, daripada terlihat seperti seorang yang tengah berbelanja, sekarang mereka malah terlihat seperti seorang penjual.

Tapi itu wajar saja. Ngomong-gomong, setelah Shidou dan Nia pergi toko figurine dan mengunjungi beberapa toko buku yang mengadakan penjualan edisi terbatas. Disana, Nia menghamburkan uangnya dengan bebas pada komik, light novel dan buku material. Setelahnya, ia juga membeli beberapa Anime Blu-ray disk, beberapa figurine, dan mereka bahkan pergi mengunjungi Toko Hobby untuk mengecek game analog versi terbaru.

Tentunya, itu bukan berarti Shidou terus-terusan ditarik kesana-kemari oleh Nia. Dengan bantuan dari <Ratatoskr>, Shidou melakukan beberapa aksi untuk meningkatkan level ketertarikan Nia, dan semuanya mendapat respon yang sangat bagus.

“Lihat~? Sudah kuduga, harta karun harus dibeli secara langsung~. Meskipun membeli secara online lewat mail order itu praktis, pada akhirnya sensasi yang didapatkan masih tidak bisa dibandingkan dengan membeli secara langsung.”

“Aah~……………………..Aku rasa aku bisa mengerti itu.”

Shidou mengutarakan persetujuannya sembari mengangguk kepada Nia…………Yah, di situasi Shidou, apa yang muncul di benak Shidou malah sesuatu yang berhubungan dengan bahan masakan. Meskipun membeli bahan yang dapat diantar ke rumah sangatlah praktis, tapi berjalan mengelilingi toko sambil memikirkan menu apa yang harus ia masak adalah sesuatu hal yang akan selalu ia nikmati.

“Ehehe, jadi bocah juga mengerti, ya. Sesuatu yang praktis itu bagus, tapi mereka tidak dapat mengalahkan sensasi dari sesuatu yang nyata.”

Setelah mengatakan itu, Nia tersenyum lebar.

Berinteraksi dengan Nia seharian, Nia benar-benar suka tertawa.
Walaupun terkadang Nia membicarakan suatu topik yang Shidou tidak tahu harus merespon seperti apa, tapi Nia itu jujur dan terbuka, dan Shidou merasakan jika Nia adalah gadis yang baik. Melihat senyumnya, Shidou tanpa sadar berpikir seperti itu.

Di saat yang sama, sensasi dari misi yang tadinya menghilang mulai muncul kembali di dalam benak Shidou dan mulai menguat saat itu juga.

Benar, Shidou harus melindungi gadis ini tidak perduli apapun yang terjadi.
Untuk melakukan itu, ia harus meningkatkan level ketertarikan Nia dan menciumnya.
Kemudian, seolah merasakan perasaan Shidou, suara Kotori dapat terdengar dari income.

“-----------Itu bagus. Ngomong-ngomong, sudah lama juga semenjak terakhir kali kita mengadakan kencan yang berjalan lancar seperti ini, benar kan?”

Kotori berkata demikian dengan nada bercanda.
Tetapi jika dipikirkan baik-baik, pastinya (kecuali saat setelah penyegelan), Shidou belum pernah mengadakan kencan yang selancar ini sebelumnya. Tidak ada level ketertarikan yang menurun karena pilihan yang salah, ataupun Shidou mendapat serangan dari Nia. Shidou hanya menikmati berbincang dengan Nia sembari berbelanja. Sebenarnya, itu membuat Shidou melupakan soal misinya untuk sesaat.
-----------Akan tetapi.

“…………………!? K-Komandan! Lihatlah—“

Seolah mengikuti atmosfirnya, anggota kru yang lain juga ikut angkat bicara.

“Ada apa, Minowa?”

“Tolong lihatlah nilai rate ini………….! Ini adalah grafik level ketertarikan Nia-chan, tapi……………

Seharian ini, level ketertarikannya tidak berubah sedikitpun dari nilai awalnya………! Tidak salah lagi ini level untuk seorang sahabat……….! Walaupun ia menciumnya sekarang, mungkin ia tidak akan bisa menyegel kekuatan Nia-chan sepenuhnya!”

“A-Apa katamu!?”

“Eh……………?”

Begitu mendengar perkataan tak terduga dari income, Shidou mengernyitkan alisnya.
Menyadari ini, Nia menjadi terkejut dan mengubah ekspresi wajahnya.

“……………..Ah~, mungkin, sesuatu terjadi pada Kotori-chan dan yang lainnya?”

“Eh? Tidak, itu—“

Setelah ia menebaknya dengan tepat, Shidou tidak dapat menjawabnya. Nia menggaruk kepalanya seolah ia 
dapat menebak semuanya.

“Ng~, mungkin aku benar ya? Level Ketertarikan. Kau tidak bisa menyegelku jika level ketertarikanku tidak melewati level tertentu.”

“………………….”

Shidou terdiam sesaat, dan berpikir “Bagaimana ia bisa tahu?”. Pertanyaan semacam itu muncul didalam benaknya. Tetapi—Segera, ia mengingat jika rahasia apapun akan menjadi tidak berarti di hadapan Nia.

“Yaah~………Kau tahu, aku, tidaklah mudah bagiku untuk terus menjalani hidup sambil diincar, aku akan sangat menghargainya jika kau bisa menyegelku……….Tetapi sesuai dugaan ini sia-sia saja. Maafkan aku, aku telah membuatmu menjalani semua kesia-siaan ini.”

“A-Apa aku telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu?”

Setelah Shidou berkata begitu, Nia menggaruk kepalanya seolah itu adalah sesuatu yang berat baginya untuk dikatakan, kemudian ia melanjutkan dengan ragu.

“Tidak~……………………Itu, bukan begitu. Itu semua sepertinya dikarenakan oleh masalahku sendiri………...”

“Eh?”

Ditanya balik, Nia menyeringai dan menjawab.

“----------Sebenarnya………….Aku tidak pernah jatuh cinta pada siapapun kecuali 2D……….”

“…………………..Hah?”


Begitu mendengar pernyataan yang tak terduga, mata Shidou terbelalak karena terkejut.

0 comments:

Post a Comment