“---------------Seorang roh yang pernah ditangkap oleh DEM?”
Setelah kembali ke rumah, Shidou langsung menghubungi
fasilitas ruang bawah tanah. Ia
memberitahu semuanya tentang kejadian tak terduga yang baru saja terjadi
sebelumnya, Kotoripun langsung kembali ke kediaman Itsuka.
Setelah mendengar keseluruhan situasinya dari Shidou, Kotori
memegang stik Chupa-Chupa Chupsselagi mengernyitkan alisnya.
“Terlebih, dia sudah bekerja sebagai komikus selama beberapa
tahun sebelumnya di dunia ini?........Ini sungguh kenyataan tak terduga.
--------Yah, ini mirip dengan kasusnya Miku sih. Kita tidak bisa mengatakan
jika hal seperti itu mustahil terjadi…….”
Kotori menaruh tangannya di dagunya. Izayoi Miku juga sama
seperti Tohka dan yang lainnya. Tetapi sebelum Shidou menyegel kekuatannya
sebagai seorang roh, Shidou dan yang lainnya mengenal keberadaannya sebagai
idola super yang sedang populer saat ini.
Itulah mengapa, dibandingan dengan itu, keadaan saat ini
memiliki beberapa persamaan.
Lalu, ketika Kotori dan Shidou tengah tenggelam dalam
pembicaraan, sebuah suara dapat terdegar dari belakang.
“…………….Mu? Shidou, apa yang sedang kau bicarakan dengan
Kotori?”
Yang sedang berdiri di sana adalah seorang gadis berambut
panjang berwarna langit malam dengan sepasang mata seperti layaknya kristal.
-----Yatogami Tohka, Seorang roh yang kekuatannya juga telah tersegel oleh
Shidou, sekarang ia telah menjadi tetangga sekaligus teman sekelas Shidou.
“Aah, Tohka. Ng………Kita sedang membicarakan soal pekerjaan
sedikit.”
“Ooh, aku mengerti. Maaf sudah mengganggu.”
Tohka meminta maaf dan menundukkan kepalanya. Setelah itu,
suara lainnya dapat terdengar dari orang-orang yang tengah berada di Ruang
Tengah.
“-----------Shidou, aku tengah menunggu persembahannya.
Cepatlah tunjukkan dedikasimu dengan mempersembahkan makanan lezat padaku.”
“Terjemahan. Kaguya mengatakan kalau ia lapar, aku ingin
memakan masakan Shidou yang lezat Meow~. Begitulah yang ia katakan.”
“Bisa tidak sih kau jangan memasukkan kata akhiran yang
aneh!?”
Kedua gadis itu tengah bersandar di sofa, saling beradu
argumen satu sama lain.
Itu nampak seperti melihat ke arah bayangan di cermin, wajah
kedua gadis itu terlihat mirip layaknya dua melon. Satu gadis mengenakan kaus
berwarna merah dengan tulisan berbahasa Inggris di atasnya, sementara gadis
yang satu lagi mengenakan cardigan berwarna pastel. Mereka adalah roh kembar
yang layaknya Tohka yang tinggal di mansion di sebelah kediaman Itsuka: Yamai
Kaguya dan Yamai Yuzuru.
“Aah, maaf-maaf. Aku akan segera mempersiapkan makan
malamnya, tunggu sebentar.”
Shidou menjawab sambil tersenyum meringis, iapun membuka
panggangan ikan yang merupakan menu utamanya, ia memutuskan untuk membuat Saba
Shioyaki.
Itu benar. Sekarang, Shidou tengah mempersiapkan makan malam
untuk para roh sambil mendiskusikan sesuatu denga Kotori. Shidou melanjutkan
pembicaraan sambil memegang sumpit. Shidou mengenakan celemek dan memegang
sumpit di salah satu tangannya, dan menggunakan tangannya yang satu lagi untuk
memegang penyerok. Hanya dengan melihat itu saja, tak kan ada seorangpun yang
akan menyangka bahwa mereka tengah mendiskusikan masalah penting yang akan
menentukan nasib dunia.
“Nm, baunya enak. Oi~, apa kalian sudah mempersiapkan mejanya?”
“Ya~!”
Setelah Shidou berteriak, Kaguya, Yuzuru, Tohka, dan dua
orang gadis lainnya yang tengah mengobrol dengan Tohka di Ruang Tengah menjawab
Shidou.
Yoshino adalah seorang gadis yang mengenakan boneka kelinci
di tangan kirinya dan memiliki kepribadian yang lemah lembut. Natsumi, gadis
yang seorang lagi, adalah seorang gadis yang tengah membungkukkan badannya
sementara menatap dengan rasa tidak puas. Mereka berdua juga sama seperti yang
lainnya. Mereka adalah roh yang kekuatannya telah disegel oleh Shidou.
Para roh pun mengikuti perintah Shidou, kemudian mereka
mulai membersihkan mejanya. Lalu, mereka menaruh kembali semua majalah Koran ke
tempat asalnya. Mereka juga mengelap mejanya dan menjejerkan setiap makanan
dengan manis di atas meja selagi semua makanan itu berdatangan satu per satu.
“………………….Meski begitu.”
Kemudian, selagi menonton pemandangan itu, Kotori menghela
napas berat.
“Angel Serba Tahu <Raziel>…………….Ya? Tidak hanya gadis
itu dapat mengumpulkan informasi apapun yang ingin ia ketahui, tetapi ia bahkan
mampu menggambar masa depan mengikuti keinginannya. Sebuah Angel mengerikan
telah muncul.”
Mendengar perkataan Kotori, Shidou mengangguk setuju.
“Ngomong-ngomong………………..Bahkan Kotori juga, memiliki masa
lalu yang memalukan.”
“Hah? Ap-Apa yang kau katakan!?”
Shidou mengalihkan pandangannya selagi ia mengatakan itu.
Kotori mengernyitkan alisnya sementara pipinya merona merah.
“Contohnya, ketika kita tidur bersama waktu itu, aku
mengatakan kalau akulah yang telah membasahi kasur karena kau menangis
terus-menerus. Tapi kalau dipikirkan lagi sekarang begitu mengingat wajah
mereka waktu itu, kurasa baik Ayah dan juga Ibu telah mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi………..”
“Kyaa……………..! Kyaaaaaaaaaaaaa!”
Shidou mengatakan itu sambil melipat tangannya. Teriakan
Kotori mengentikan mulut Shidou.
Yamai bersaudari, yang merasa penasaran dengan teriakan
tersebut, menolehkan wajah mereka ke arah Shidou dan Kotori secara bersamaan.
“Ng? Kalian berdua, apa yang sedang kalian bicarakan? Topik
pembicaraannya terdengar menarik?”
“Setuju. Kurasa aku baru saja mendengar sesuatu tentang
membasahi kasur barusan-“
“M-Membasahi meja! Ya, itu! Setelah selesai membersihkan meja,
ayo tata makanannya, Kaguya urus ikannya, Yuzuru urus rebusannya, Oke?”
Mendengar Kotori yang menjawab dengan nada tegas, membuat
Kaguya melanjutkan kembali pekerjaannya sementara ia menyerahkan sebuah
penyerok kepada Yuzuru.
“B-Begitu, ya?”
“Diterima. Aku mengerti………..”
Menilai dari atmosfir saat ini, mereka berdua mengikuti
instruksi Kotori dengan patuhnya. Mereka mulai menata makanannya.
“…………………………”
Setelah mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka, Kotori
menoleh ke arah Shidou sekali lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang sangat
mengerikan, Shidou berteriak “Hiiiii” lalu menahan napasnya.
“………………Mulai dari sekarang, kalau kau sampai berani
mengatakan itu di depan umum…………Kau sudah tahu apa yang akan terjadi, kan?”
Berbicara dengan nada dingin, Kotori mengatakan itu. Kalau
dipikirkan baik-baik, Kotori sama seperti Nia. Ia tahu banyak mengenai masa
lalu Shidou. Jika Shidou mencoba melawan Kotori, maka ia tak akan tahu apa yang
akan terjadi padanya.
“M-Mengerti……………”
Shidou mengangkat kedua tangannya seperti mencoba mengatakan
jika ia telah menyerah, lalu Kotori pun mengeluarkan suara “Fuuh” selagi ia
menghela napas sementara ia duduk kembali di atas kursi.
“……………..Bukan itu maksudku. Jika Angel seperti itu memang
benar ada, maka setiap jenis penjagaan kan menjadi sia-sia. Terlebih lagi,
bukankah itu artinya ia dapat mencari tahu mengenai hubungan dan rahasia super
penting milik militer Negara? Bergantung pada bagaimana kau menggunakannya, itu
dapat memicu peperangan. Memikirkan jika yang seperti itu ada di tangan DEM
selama ini………Kurasa itu sangat mengerikan.”
“M-Mungkin…………Kurasa juga begitu.”
Menyetujui, Shidou mulai berkeringat dingin.
Tetapi berdasarkan kesan Shidou terhadap Nia, rasanya tak
mungkin jika Nia akan menggunakan Angel nya untuk melakukan hal semacam
itu…….Jika kekuatan seperti itu jatuh ke tangan seseorang dengan niat yang
buruk, maka dunia akan mendapat bencana lainnya yang jauh lebih mengerikan
daripada yang disebabkan oleh gempa ruang.
Kotori mengambil Chupa-Chupa Chups di tangannya, lalu
melambaikannya seperti layaknya tongkat konduktor, lalu iapun melanjutkan.
“Dan bukan hanya itu saja.”
“Ng? Ada apa?”
“Jiak Angel seperti itu benar ada, mungkin kita juga dapat
mengetahui sesuatu tentang <Phantom>.”
Kotori mengatakan itu selagi memegang stik Chupa-Chups.
“! Kau benar………..!”
Mata Shidou terbelalak karena terkejut dan mengeluarkan pendapatnya.
Seseorang yang telah mengubah Kotori menjadi roh, seorang
roh yang tak dikenali <Phantom>.
Mungkin jika itu <Raziel>, mereka mungkin dapat
mengetahui sesuatu tentang spirit yang tak dikenali itu.
“Selain itu……”
“Selain itu?”
Shidou balik bertanya, Kotori mangelihkan pandangannya
sedikit sebelum akhirnya melanjutkan.
“……………..Mungkin, kita bisa mencari tahu tentang ingatan masa
lalu Shidou dan Mana yang terlupakan.”
“Ah----“
Mendengar perkataan Kotori, mata Shidou terbelalak sekali
lagi.
Benar. Shidou dan Mana adalah saudara kandung…………Itu adalah
sesuatu yang telah mereka ketahui. Akan tetapi, mereka tak dapat mengingat
masa-masa saat mereka masih bersama.
Untuk beberapa alasan Kotori membuat ekspresi wajah yang
rumit. Ia meletakkan sikutnya di atas meja.
“……Yah, tapi itu cuma sekadar pengandaian. Kita tidak
menyegel para roh untuk tujuan menyalah gunakan kekuatan mereka. Tujuan
utamanya adalah untuk menempatkan Nia dibawah perlindungan kita.—Tentu saja,
aku akan membantumu seperti biasanya, tapi kau harus tetap berjuang, Shidou.”
“A-Aah…………………Aku mengerti.”
Memang benar apa yang dikatakan oleh Kotori. Entah itu
mengenai <Phantom>, atau mengenai motif pribadinya, Shidou harus membuat
keduanya sebagai motif kedua. Jika ia terus berpikir demikian, Nia pastilah
dapat merasakan motif tersembunyi tersebut.
Shidou menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran
tersebut, kemudian iapun mengepalkan tangannya.
Dua hari kemudian. Shidou tengah berdiri di depan mesin
tiket pintu gerbang Akihabara, menunggu Nia.
Pada akhir pekan, stasiun dipenuhi oleh kerumunan orang.
Tahun-tahun belakangan, semenjak stasiun menjadi populer sebagai objek wisata,
terdapat banyak orang asing terlihat berlalu-lalang.
Shidou memperhatikan pintu gerbang tiket untuk melihat
kedatangan Nia. Pemandangan di sekeliling entah mengapa nampak berbeda.
Bahkan hingga saat ini, Shidou sudah pernah mengunjungi
stasiun ini beberapa kali, sudah tidak diraukan lagi jika ini adalah stasiun
yang eksentrik. Disebelah sana, terdapat iklan-iklan yang berhubungan dengan
Anime dan game dalam jumlah yang tak terhitung. Shidou merasa seolah ia telah
pergi ke dunia yang benar-benar aneh. Hari ini, ia merasa seolah ia tengah
pergi dalam perjalanan. Tetapi di jalan ini, semua orang berkumpul hanya demi
satu alasan.
“-----------A-Ah, apa kau bisa mendengarku, Shidou?”
Lalu, suara Kotori dapat terdengar dari dari intercom yang
tertempel di telinga kanannya. Area sekeliling pintu gerbang tiket sungguh
ramai, tetapi berkat tekhnologi canggih yang dikembangkan oleh <Ratatoskr>,
suara Kotori terdengar di dalam gendang telinga Shidou dengan jelas.
“Aah, aku bisa dengar.”
“Waktunya sudah dekat-----------Saat ini kita tidak dapat
menggunakan <Fraxinus>, jadi kita tidak bisa menggunakan transmisi untuk
mengirimmu keluar dari kota sama sekali. Meskipun, didengar dari ceritamu
nampaknya ia bukanlah tipe roh yang suka bertarung-------Tapi kau harus tetap
berhati-hati, Shidou.”
“Aku mengerti. Dia juga sudah mengatakan jika ia tidak punya
banyak waktu. Entah bagaimana, aku harus bisa meningkatkan rasa ketertarikannya
padaku dalam waktu hari ini juga.”
Setelah Shidou mengatakan itu, sebuah suara dapat terdengar
lagi dari intercom. Suara Minowa terdengar dari tempat yang sama dengan tempat
Kotori berada di ruang control sementara di bawah tanah.
“Komandan, Shidou-kun, dia datang! Target kita………….Nia!”
“………….! Jadi dia sudah datang.”
“Kalau begitu, ayo, Shidou. ----------Ayo kita mulai Kencan
<Perang> kita.”
“Aah-------!”
Setelah Shidou menjawab, ia mengetuk intercomnya menggunakan
jarinya untuk mengkonfirmasi. Lalu, ia pergi untuk mencari Nia di pintu gerbang
tiket.
Setelah itu, kerumunan orang berdatangan dari arah
berlawanan di pintu gerbang tiket. Setiap orang berjejer dari dalam kereta di
saat yang sama ketika mereka berjalan melewati gerbang tiket.
“Itu, Nia ……………Err.”
Lalu, Shidou melihat ke arah setiap orang yang berjalan
melewati gerbang tiket dari ujung ke ujung. DI tengah kerumunan, ia menemukan
seorang gadis yang terlihat familiar baginya. Seorang roh yang sudah memiliki
janji bertemu dengannya hari ini: Nia.
Meskipun Shidou dapat mengenali Nia………Gay gadis itu nampak
agak berbeda hari ini. Saat ini, Nia yang jatuh pingsan beberapa hari yang lalu
tidak berpakaian dalam Astral Dress bergaya Biarawati ataupun denim yang ia
kenakan sebelumnya. Malahan, ia mengenakan sebuah jaket tebal dan sebuar scarf
yang menutupi mulutnya. Kapanpun Nia mengambil napas, kacamata yang ia kenakan
menjadi agak berkabut.
Ditambah lagi, ia membawa beberapa barang bawaan bersamanya.
Nia tengah menggendong sebuah ransel besar di belakang punggungnya, meskipun
itu terlihat kosong dan datar. Lalu di tangan kirinya, ia menarik sebuah koper
seolah ia akan pergi jalan-jalan ke luar negeri. Tidak, bukan hanya itu saja.
Jika dilihat baik-baik, disana juga terdapat beberapa carry cart ukuran kecil
yang diikatkan kepada koper itu dengan menggunakan beberapa tali yang terbuat
dari karet.
“……………………….Uwah.”
Shidou menyeringai begitu melihat penampilan Nia, yang tidak
memperdulikan kecantikan dan sisi menarik hanya untuk membawa semua tas
miliknya.
Setelah itu, Nia menyadari keberadaan Shidou. Iapun
melambaikan tangan kepadanya, sebuah suara *Glutuk-glutuk* dapat terdengar
selagi Nia membawa kopernya selagi ia berjalan pergi menghampiri
Shidou.
“Halo-halo, bocah. Selamat pagi. Ini sungguh pagi yang
indah.”
“……………Ah, ya. Nia itu, bagaimana yah………………….Benar-benar
telah mempersiapkan segala sesuatunya, ya?”
Setelah Shidou mengatakan itu, mata Nia terbelalak. Lalu, ia
membuat suara “Ehehe” selagi menggetarkan bahunya dan mulai tertawa.
“Tidak-tidak, apa yang kau bicarakan? Kita bahkan belum
mulai berbelanja, kan?”
“O-Ooh, kau benar.”
Shidou menjawab dengan ragu, kemudian suara Kotori terdengar
dari income di telinga kanannya.
“-----------------Shidou, pilihannya sudah keluar.”
Di dalam ruang control sementara di fasilitas bawah tanah,
semua kru dari pesawat <Fraxinus> telah berkumpul.
Komandan, Itsuka Kotori tengah duduk di kursi tengah,
sementara wakil komandan, Kannazuki Kyouhei berada tepat dibelakangnya. Dan
setiap enam orang anggota organisasi duduk di depan computer, menatap ke arah
layar dengan penuh konsentrasi.
Diatas layar monitor yang tertempel di dinding ruangan,
penampilan Nia yang berdandan tanpa ada daya
tarik sama sekali muncul disana.
Beberapa pilihan lalu muncul di layar di hadapan mereka semua.
1. [Pakaianmu
terlihat sangat manis. Itu terlihat cocok denganmu.]
2. [Pakaian
macam apa yang kau kenakan? Ayo aku pilihkan yang baru untukmu.]
3. [Hee~
kelihatannya kau mengenakan sesuatu yang pantas untuk dilucuti?]
Meskipun peralatan yang sesungguhnya tidak ada disini, semua
pilihan yang tertera di ruang komando sekarang tetap terhubung dengan AL dari
<Fraxinus>, yang masih dalam perbaikan. Kemudian, mereka mulai memilih
pilihan yang terdapat di sistem.
“Semuanya, pilihlah pilihan kalian!”
Mengikuti instruksi Kotori, semua anggota kru mulai
mengoperasikan console yang ada di tangan mereka.
Dengan segera, hasilnya tertera di atas layar.
No. 1 mendapat vote paling sedikit, sementara no. 2 dan 3
saling bersaing.
“Hee, sungguh hasil yang mengejutkan. Aku tidak terpikir
kalau no. 1 akan mendapat vote paling sedikit.”
Kotori berkata begitu sambil menggerakkan stik Chupa-Chups
di mulutnya. Seorang anggota kru yang duduk di kursu depan mulai angkat bicara.
“Itu karena, sulit menjelaskannya, tapi pakaian Nia-chan
agak……..”
“Kau benar. Itu akan terdengar seperti ejekan yang kejam
jika Shidou memuji pakaiannya.”
<Paku Kutukan> Shiizaki dan <Cinta Terdalam>
Minowa kemudian menatap kearah monitor sambil memegangi pipi mereka.
Mungkin benar apa yang mereka katakan, pakaian Nia tidak
cukup menarik untuk diberikan pujian.
“Kalau begitu, bukankah no. 2 pilihan yang tepat? Awalnya
dimulai dengan kata-kata kasar, kemudian menunjukkan sisi baikmu dibalik semua
itu. Kau dapat menaikkan tingkat ketertarikannya dengan membantu memilihkan
pakaian untuknya. Kalau kau melakukan ini untuk seorang gadis, aku yakin mereka
pasti akan jatuh hati padamu.”
<Presiden> Mikimoto berkata demikian sembari
menujukkan jarinya ke atas. Akan tetapi, seseorang menyanggah pernyataannya,
<Penghancur Dimensi> Nakatsugawa dan <Kutukan Pernikahan> Kawagoe
ikut angkat bicara.
“Tidak, coba pikirkan lagi. Nia-chan tidak datang hari ini
untuk membeli pakaian! Komik, Light Novel, Figurine dan Blu-Ray! Dia datang
untuk membeli yang seperti itu! Pergi ke toko baju hanya akan menjadi siksaan
untuknya!”
“Itu benar. Lagipula, kalau dilihat dari cerita Shidou-kun,
Nia jelas-jelas tidak keberatan dengan topik semacam itu. Ini akan bagus untuk
mengecilkan jarak di antara mereka.”
“Fumu………………..”
Mendengarkan pendapat semua orang, Kotori mengambil mikrofon
yang terhubung dengan income di telinga Shidou.
“Shidou, pilih no. 3.”
“…………………………..”
Menerima instruksi seperti itu dari ruang kontrol, Shidou
mengerutkan dahinya. Meskipun ia memang pernah berbicara dengan Nia sebelumnya,
tapi mustahil baginya untuk mengatakan hal seperti itu kepada Nia di pertemuan
seperti ini, bahkan Nia mungkin sedang meningkatkan kewaspadaannya pada hari
ini. Meski begitu, Shidou tak dapat terus terdiam selamanya. Shidou mengambil
napas dalam, kemudian mengelus dagunya dan berkata,
“H-Hee~ Bukankah kau memakai pakaian yang layak untuk
dilucuti?”
“Eh?”
Setelah itu, mata Nia terbelalak.
“Uehehe, apa itu, bocah? Apa kau berencana melakukan itu
padaku hari ini? Tadinya kupikir kau itu seorang herbivore kalau dilihat dari
penampilanmu~”
Setalh mengatakan itu, Nia menyikut perut Shidou dengan
sikutnya.
“Ahaha…………………Tidak, bukan begitu maksud……………………………”
“Eh? Apakah itu berarti kita harus melakukan sampai sejauh
itu supaya bisa menyegel kekuatan roh ku? Tidak~, tadinya kupikir kita hanya
perlu berciuman untuk menyelesaikan semuanya. Oh, tidak~ Tampaknya aku belum
mengumpulkan cukup informasi sebelumnya. Hey, apa boleh kalau aku mengganti CD
ku dulu?”
“E-Eeh!?”
Shidou berteriak histeris, Nia tertawa begitu melihatnya.
“Cuma bercanda~, bercanda~”
Berkata begitu, Nia *Puk-Puk* menepuk bahu Shidou.
Shidou merasa lega, ia rilex sedikit sambil menyeringai.
Tetapi,
“Aku sudah memakai CD keberuntnganku.”
“Jadi itu bagian leluconnya!?”
Merespon kata-kata Nia, Shidou berteriak kembali.
“Ahahahaha!”
Kemudian, Nia tak dapat menahan tawanya sambil memegangi
perutnya……………Nampaknya, bagian itu juga cuma sekadar lelucon.
“Ketegangannya lumayan tinggi, ya……………….”
Dari income, suara Kotori dapat terdengar.
“Tapi yah, itu tidak tampak seperti reaksi yang buruk sama
sekali. Kita akan terus melanjutkan seperti ini.”
“Y-Ya…………….Itu benar.”
Shidou menjawab dengan suara yang tak dapat terdengar oleh
Nia.
Tapi, melihat tingkah Shidou, Nia mendekatinya, lalu ia
menatap wajah Shidou.
“Ng~? Ah, mungkin kau sedang berbicara dengan ruang
komando.”
“Eh!? Tidak, itu-“
“Dari tadi aku penasaran apakah benda aneh yang terbang itu
sebenarnya adalah kamera? Hey~, Kotori-
chan~, apa kau melihatku~?”
Nai membuat *Piece* pose sambil menatap ke atas. Melihat
tingkahnya yang aneh, para pejalan kaki menatap ke arah Nia sebentar. Tapi
mereka segera mengalihkan pandangan mereka begitu mereka sudah tidak tertarik
lagi.
“……………………..Yaa, aku bisa melihatmu. Sangat de--------kat~”
Setelah melihat aksi seperti tadi, kalimat semacam itu dapat
terdengar dari income Shidou……………Entah mengapa, hanya didengar dari suaranya
saja, Shidou dapat membayangkan wajah Kotori yang depresi.
Tapi itu jelas saja. Lagipula, dengan kekuatan dari Angel
milik Nia <Raziel>, ia dapat mencari tahu apa yang Shidou dan yang
lainnya tengah lakukan.
Membuat dia jatuh hati lalu menyegel kekuatan rohnya, semua
itu sudah diketahui oleh target. Meskipun mereka telah mempersiapkan segala
sesuatunya sebelumnya, lawan mereka nampaknya sangat sulit untuk ditaklukkan.
Begitu melihat situasinya, Shidou menghela napas.
“………………………Dia melihatmu sangat dekat.”
“Aah~. Tidak ada kamera dapat terlihat satupun. Sungguh
Hi-Tech.”
Kemudian Nia melihat kesekeliling untuk mencari kamera tersembunyi.
Setelahnya, iapun mengutarakan kekagumannya dan membungkukkan badannya sebelum
membuat suara “Yosh!” sambil mengangkat tangannya ke udara. Lalu, Nia berbalik
kepada Shidou dan membungkuk padanya.
“Kalau begitu, mohon bantuannya untuk hari ini. Kau bisa
coba merayuku sepuasmu.”
“A-Ah………………Baiklah.”
Nia berkata demikian sambil menghadap Shidou secara
langsung, membuat Shidou merasa luar biasa malu. Kemudian Shidou menjawabnya
dengan wajah merah.
Akan tetapi, Nia tak nampak memperhatikan itu dan hanya
melihat ke arah kota.
“Kalu begitu…………………Ayo kita pergi menuju AKiba ku tercinta.”
Kemudian, ia mulai berjalan sambil membawa kopernya.
“---------------Hey, aku akan membawakannya. Pasti sulit
untuk membawa itu seorang diri.”
“Ah, sungguh? Yah~, bocah sungguh seorang gentleman~”
Lalu Nia mengetuk bagian atas tangan Shidou. Shidou tertawa
sambil mengambil koper itu darinya.
Setelah itu, Nia membuka dan menutup tangannya yang kosong.
“Hah? Tanganku jadi kosong sekarang. Aoa yang harus
kulakukan? Mau menggenggam tanganku?”
“Eh?”
Nia mengatakan itu dengan nada acuh tak acuh hingga membuat
Shidou terkejut. Siapa sangka jika ia tiba-tiba ditawari hal seperti itu?
Begitu melihat reaksi Shidou, Nai membuat sebuah wajah
“Aaargh!”, kemudian menepuk dahinya dengan gaya yang lucu.
“Maaf-maaf. Benar juga, disaat begini harusnya laki-lakilah
yang mengatakannya.”
“O-ooh……………..Itu benar.”
Shidou mengulurkan tangannya sambil merasa malu.
“Nia………………….Apa kau mau bergandengan tangan?”
Setelah itu, entah mengapa Nia memeluk bahunya sendiri dan
mengalihkan pandangannya.
“Eeh, melakukan hal seperti itu pada awal berjumpa rasanya
agak………….”
“Bukannya kau yang mengatakan itu duluan!?”
Shidou kembali
menjawab dengan nada suara tinggi. Nia tertawa sembari memegangi perutnya.
“Tidak~, hahaha,
cuma bercanda, bercanda.”
Kemudian merekapun
bergandengan tangan. Karena Nia tidak mengenakan kaus tangan, Shidou dapat
merasakan dinginnya tangan Nia.
“Kalau begitu, ayo
pergi.”
“A-Aah.”
Nia menarik Shidou
selagi berjalan sambil membawa kopernya.
Sebuah suara
bernada tinggi dapat terdengar dari intercom dan memarahi Shidou karena hal
itu.
“Tunggu, Shidou,
tidak seharusnya kau dipimpin oleh perempuan!”
“Meski kau bilang
begitu………….”
Lalu, Shidou terus
berjalan dengan wajah suram. Nia mendadak berhenti melangkah setelah mereka
tiba di sebuah jalan.
Setelah itu, Nia
melepaskan tangan Shidou dan mulai berlari kedepan. Di tengah jalanan, ia
mengambil napas dalam.
“Ng~! Sudah lama
sekali~ Akiba! Aku telah kembali!”
Setelah mengatakan
itu, Nia mulai melihat kesekelilingnya.
“Sudah kuduga, ada
banyak sekali hal yang telah berubah setelah selama ini~! Sungguh menyegarkan!”
“Bukankah kau sudah
mengetahui tentang perubahannya dari <Raziel>?”
“Tidak. Sebisa
mungkin aku tidak menggunakan <Raziel> jika itu bukan untuk sesuatu yang
penting.”
“Eh? Begitukah?
Kenapa?”
“Ng~………..”
Mendengar
pertanyaan Shidou, entah mengapa Nia nampak ragu untuk menjawabnya.
Akan tetapi, Nia
kembal kepada dirinya yang biasanya, dan menaruh tangannya di pinggangnya. Kemudian ia berkata “Tch-tch-tch”, sembari
menggelengkan jarinya.
“Bukankah sudah
kukatakan sebelumnya? Aku benci spoiler. Selain itu, ada perbedaan besar antara
mengetahu segalanya melalui <Raziel> dengan melihat dan mendengar yang
aslinya secara langsung.”
“J-Jadi begitu…………….”
“Begitulah.
--------------------Kalau begitu, ayo mulai dari buku seperti yang telah
direncanakan………………….”
Kemudian, Nia
menghentikan kata-katanya, ia mulai berpikir seolah teringat akan sesuatu.
“Ah~………………Benar
juga, ng~”
“Ng? Ada apa?”
“Tidak ada, hanya,
bukankah kencan ini harusnya hadiah untukmu bocah? Jadi, tidak seharusnya kita
memulainya dengan acara belanjaku, kan?”
“Tidak, aku tidak
keberatan sama sekali…………..”
“Tidak~! Itu tidak
bagus! Aku akan merasa tidak enak hati kalau melakukannya.”
Setelah Nia berkata
demikian, ia menggenggam tangan Shidou kembali lalu mulai berjalan.
“Tunggu, k-kemana
kita pergi?”
“Ehehe, itu adalah
sesuatu yang harus kau tunggu~”
Setelah Nia sampai
di sebuah jalan, ia menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah toko.
“Ya, ini dia~”
“Ini kan……………..”
“Yep, ini Toko
Cosplay.”
“Kenapa!?”
Shidou berteriak
histeris, kemudian Niia tertawa seolah menikmatinya.
“Apa-apaan
itu………….Kau sudah tahu, kan? Lihat, ayo masuk, ayo masuk.”
“Wah…………..J-Jangan
dorong aku.”
Shidou dipaksa
masuk ke dalam toko itu sambil didorong oleh Nia.
Didalam toko,
terdapat banyak pakaian berwarna-warni dipajang di tempat yang berbeda. Mulai
dari kostum karakter Anime, sampai kostum berbagai profesi, disana terdapat
beragam kostum yang bisa mereka pilih.
Nia berkata “Ho-Ho!
~” dengan mata berkilauan, lalu ia kembali kepada Shidou dengan tiga buah
koostum di kedua tangannya.
“Baiklah! Sekarang,
mulai pilih!”
“EH?”
Nia berbicara
dengan cara yang sama dengan Kotori ketika ia memberikan Shidou sebuah
perintah. Shidou agak terkejut.
“Bocah, kostum mana yang kau ingin aku pakai!”
1. Cosplay
Perawat
2. Cosplay
Maid
3. Cosplay
Valkyrie Misty’s Midnight Final Form
------Ayo, pilihlah pilihanmu!
Berteriak, Nia berkata “Tik-tik-tik……………” menirukan suara
batas waktu.
Di tangan Nia, terdapat kostum perawat dan kostum maid,
beserta sebuah kostum mewah yang nampak sangat terbuka.
“Eh, anu, kalau kau menanyakannya padaku secara mendadak
begini………….Ngomong-ngomong, bukankah kostum yang terakhir berasal dari genre
yang benar-benar berbeda?”
“Shidou, pokoknya saat ini ikuti saja keinginan Nia. Pilih
saja salah satu!”
Dari income, suara Kotori terdengar.
“Sial! Terserahlah………….!”
Di tengah kebingungan, Shidou menunjuk kearah salah satu
kostum di tangan Nia.
“Kalau begitu no. 1! Aku pilih no. 1!”
“No. 1, ya?”
“………..Ya.”
“Benarkah? Kau yakin tidak akan menyesal?”
“I-Iya………..”
“Apa kau yakin tidak ingin memilih Midnight Final Form
saja?”
“Tidak, kalau kau memang ingin memakai yang itu, lalu kenapa
kau memberikanku beberapa pilihan sebelumnya!?”
Shidou berteriak, lalu Nia melambaikan tangannya.
“Bercanda-bercanda. Lagipula sekarang saatnya untuk service~
Kalau begitu aku akan memakai pilihanmu.”
“Bukannya aku benar-benar ingin melihatnya sih…………….”
“Mungkin memang karena itu ya? Dulu ketika kau dirawat di
rumah sakit, seorang perawat cantik menjahilimu, dan sejak hari itu gairahmu
akan tergugah kapanpun kau melihat pakaian putih perawat?”
“Bisakah kau berhenti mengarang cerita seperti itu!?”
Shidou berteriak dan Nia merespon dengan tertawa.
“Kalau begitu, tunggu sebentar. Aku akan ganti pakaian
dulu.”
Nia pergi kedalam ruang ganti tepat di hadapannya sambil
membawa kostum perawat di tangannya.
Setelah menutup gordennya, suara Nia yang tengah berganti
pakaian dapat terdengar. Shidou merasa gugup, iapun mengalihkan pandangannya
dengan pipi yang memerah.
Setelah beberapa saat, Nia mengeluarkan suara.
“------Ah, bocah-bocah. Kalau kau mau mengintip, sekaranglah
saat yang tepat. Aku baru menyadarinya saat aku melihat kearah kaca, stocking
yang baru setengah dipakai terlihat super erotik.”
“Tidak, apa yang kau bicarakan!?”
Mendengar perkataan Nia dibalik gorden, Shidou berteriak.
“Eh~, tapi lihat, bukankah ini luar biasa? Ini sinergi yang
tak terduga.”
Nia mengungkapkan pendapatnya, untuk sesaat, gorden ruang
ganti itu terbuka dari dalam.
“Hah………………!?”
Menghadapi situasi yang tak terduga, tubuh Shidou membeku.
Bagaimanapun, Nia masih belum selesai mengganti pakaiannya.
Pakaian perawat yang ia kenakan masih belum dikancingi, memperlihatkan pakaian
dalam dibaliknya. Terlebih lagi, stocking yang baru setengah terpakai di
kakinya, seperti yang Nia katakan, terlihat super erotik.
“Hey~, bukankah ini erotik? Ini penemuan terbaru.”
“Lupakan itu, gantilah pakaianmu dengan benar!”
Shidou meneriaki Nia, Shidou menutup kembali gorden yang
terbuka.
“Yaah~, karena aku sudah memenuhi kuotaku, ayo pergi ke toko
buku!”
“………………..Y-Ya, ayo pergi.”
Shidou menjawab sambil berkeringat dingin mengalir di
pipinya……………..Entah mengapa, walaupun kencannya baru akan dimulai, Shidou sudah
merasa sangat kelelahan.
Akan tetapi, Nia tidak memperhatikan keadaan Shidou. Nia
memegangi dagunya dan memikirkan sesuatu.
“Kita mulai dari toko yang mana ya~? ~Ah, hanya untuk
referensi, yang mana yang bocah sukai? Mate? Gema? Tora?”
“Hah……………….?”
Tiba-tiba ditanyai, Shidou mengedipkan matanya.
“Ah, bukan itu. Maksudku Animate atau Gamers atau Toranoana.
Ah, mungkin Melon Books, COMIC ZIN, atau Shosen Book Tower?”
“…………………..Itu, boleh aku tahu, apa perbedaannya?”
“Ng~, mereka lumayan berbeda, kau tahu? Yaah, pada dasarnya
buku ynag mereka jual memang sama, tapi setiap toko menawarkan bonus yang
berbeda, bahkan iklan yang mereka buatpun berbeda pula. Entah itu tulisan
tangan PoP atau pojokan spesial berdasarkan ide para staff, mereka membuatmu
selalu menantikannya. Kalau kau ingin membeli buku-buku series keluaran lama,
ada beberapa rekomendasi yang bagus……………..Ah, Tora dan Melon juga menjual
Doujin, mereka bahkan menyimpan stok untuk series edisi terbatas buatan circles
tertentu. Intinya, semuanya wajib untuk dikunjungi.”
Mendadak, Nia jadi banyak bicara. Keringat dingin mengalir
di pipi Shidou selagi ia berkata “B-Begitu ya……..” untuk menjawab Nia.
“Yaah, kalau kau tidak punya pilihan khusus, ayo tidak pergi
ke toko terdekat saja. Kau tidak keberatan, kan?”
“Aah, tentu.”
Setelah Shidou menjawabnya, Shidou berjalan bersama Nia.
Kemudian Nia menghentikan langkahnya untuk beberapa saat,
dari stasiun, sebuah toko dapat langsung terlihat. Di depan toko tersebut,
terdapat gambar berbagai karakter dari buku-buku terbaru berjejeran di rak.
Disana terdapat komik, majalah game, majalah mengenai pengisi suara, dan masih
banyak lagi yang lainnya berjejeran di sekitar dinding.
“Uwaaaaa………………aaaaaaaaaaaah!”
Ketika mereka pergi kedalam toko itu, mata Nia bercahaya
sembari berteriak saat itu juga. Mendadak saja, semua pengunjung yang tadinya
tengah berbelanja di dalam toko mulai menengok kearah mereka karena terkejut.
Akan tetapi, Nia bahkan tidak memperdulikan itu, lalu iapun
mulai mengambil komik di tangannya.
“Uwah, uwah, serius nih? Gaya gambar Kasamura-sensei telah
berubaaaah! Dan ini bahkan sudah volume ke-25!? Waktu benar-benar berlalu
dengan cepaaaaaaaaat!”
Nia mengambil komik tersebut sambil berteriak kegirangan dan
mata Nia terbelalak seolah baru menemukan sesuatu.
“I-Ini kan………………..Serial terbaru dari Kurauchi-sensei!?”
“Ah, yang itu. Saat ini serial itu tengah beredar. Apa kau
menyukai series buatan Kurauchi-sensei?”
“Tidak, itu bahkan
tidak dapat diekspresikan hanya dengan kata ‘suka’~, malahan, hidupku berubah
karena [CHRONICLE] dari Kurauchi-sensei~. Itulah alasan mengapa aku ingin
menjadi komikus dulu~. Tokiya adalah waifuku! Meskipun ia adalah karakter
laki-laki, tapi dia waifuku!”
Begitu melihat kelakuan Nia yang mendadak jadi aneh, Shidou
menyeringai.
Walaupun Shidou telah mengetahui bahwa [CHRONICLE] adalah
serial terkenal yang mendapatkan adaptasi Anime…………….Tapi ia tidak seantusias
Nia mengenai hal ini.
Lalu Niapun menumpukkan semua buku dan bersiap membawa semua
itu kepada kasir denagn wajah riang.
“H-Hey, hey.”
Setelah itu Shidou pun berlari kearah Nia, iapun mengambil
setengah dari gunungan buku itu dari Nia.
“A-Aw, maaf bocah.”
“Apa kau akan membeli semua ini?”
“Tentu saja! Karena DEM, aku tidak membaca apapun selama
lima tahun ini. Karena aku telah menyelesaikan pekerjaanku, aku akan menikmati
hariku~. Ah, tentu saja aku tidak berniat untuk membeli volume terbaru saja,
aku akan mengkoleksi seluruh volume, kau tahu?”
“O-Oh.”
Keringat dingin mengalir di pipi Shidou. Nia tersenyum
sembari membayar semua buku itu di kasir. Nia memasukkan semua buku itu kedalam
koper yang dibawa Shidou.
“Kalu begitu, ayo pergi ke lantai selanjutnya, lantai
selanjutnya.”
Setelah itu, Nia dan Shidou menaiki elevator.
Bila dibandingkan dengan lantai pertama, lantai kedua
dipenuhi dengan lebih banyak buku. Tidak hanya buku terbaru dan pojokan spesial
sudah tertata, disana juga terdapat komik dari beragam genre berjejeran di rak
buku.
“Lantai pertama pada dasarnya untuk buku keluaran terbaru.
Panggung utamanya adalah disini…………Eh, wu-wuaaaaaah~. Yang ini juga sudah
keluar!? Aku harus beli ini~……………”
“A-Apa-apaan itu, mendadak saja…………..Eh, itu kan—“
Shidou menatap kearah buku di tangan Nia dan mengernyitkan
alisnya.
Tetapi ia tidak dapat melihatnya dengan jelas. Nia tengah
memegangi satu buah buku novel, tetapi………..Pada sampul depannya, terdapat
ilustrasi dua orang pria cantik setengah telanjang tengah saling memeluk satu
sama lainnya. Disana terdapat judul tertera di Obi nya yang belum pernah ia
dengar sebelumnya. Apa artinya ‘My Caleidbluf’?
“A-Ah—……………..”
Meskipun Shidou tidak tahu keseluruhan detailnya, ia tahu
jika genre seperti itu memang ada. Dari reaksinya ia nampak agak terganggu
dengan itu hingga ia tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat.
Begitu melihat reaksi Shidou, Nia menghela napas sambil
tersenyum sinis.
“Fuh, orang-orang yang tidak memiliki hati otome tidak akan
mengerti…………..”
“………………Itu, apa kau tahu cara yang tepat untuk
menggunakannya…………..?”
“Tentu saja aku tahu. Itu karena seorang Pro dapat melihat
kelebihan suatu objek hanya dengan sekali lihat.”
Setelah mengatakan itu, Nia menaruh kembali buku itu di rak
untuk sementara waktu dan membuat pose peace dengan kedua tangannya. Diantara
jarinya, Nia menatap Shidou selagi membatu. Kemudian, Nia nampak tengah
menganalisa sesuatu.
Beberapa detik kemudian, mata Nia terbelalak dan iapun
melanjutkan kata-katanya.
“------------[Tidak Peka – Sou-uke].”
“Hey, tunggu, barusan kau mengklasifikasikanku kedalam
apa!?”
Walaupun Shidou tidak dapat begitu mengerti artinya, entah
mengapa ia merasakan jika itu bukanlah sesuatu yang bagus. Kemudian, iapun
meneriakkan protesnya secara langsung.
“Ahaha. Tidak apa, tidak apa. Karena aku bukanlah seorang
ahli, level keakuratanku tidaklah tinggi.
Seorang ahli yang sesungguhnya dapat
melihat potensi tersembunyi darimu.”
Meskipun Shidou tidak mengerti apa yang ia maksud dengan
tidak apa, Nia menjelaskannya dengan penuh percaya diri.
Entah mengapa membuat Shidou tidak bisa memprotesnya, iapun
menghela napas.
“Tapi…………….Nia benar-benar memiliki ketertarikan yang
bervariasi, kau membaca buku dari beragam genre. Tadi juga, kau membeli komik
Shoujo dan komik bertema berat.”
“Yaa~ Karena aku seorang omnivora. Pada dasarnya tidak ada
genre yang tidak bisa aku baca~. Kalu harus kujelaskan, aku menyukai sesuatu
yang ditulis yang mengandung gairah dari penulisnya~.”
“Gairah…………..Ya.”
“Ya-ya. Yang satu itu menakjubkan, loh. Didalam sebuah dunia
fantasi, meskipun pada awalnya sang pangeran dan kesatria memberikan kesan
klise, tapi sebenarnya itu adalah cerita NTR. Gairah sang penulis mengenai [Aku
ingin menulis yang seperti ini, apa kau ada masalah!?] dapat terasa~. Tidak~,
scene dimana Orpheus menjadi tawanan musuh di volume 3 sungguh hebat. Aku tidak
pernah terpikirkan kalau kau bisa menulisnya seperti itu…………..”
Lalu Niapun mengambil kembali buku yang tadi ia taruh di rak
sebelumya. Nia memulai kembali pidatonya, Shidou, yang tidak begitu bisa
mengikutinya, hanya dapat menjawabnya dengan “B-Begitu ya…………”.
Menyadari keadaan Shidou, Nia menggigit lidahnya.
“Aah, maaf-maaf. Mungkin itu masih terlalu cepat untukmu
bocah. Tunggu sebentar. Setelah aku selesai membayar semua ini, aku akan
menunjukkan padamu bocah tempat asyik untuk dikunjungi.”
“Tempat asyik…………….?”
Shidou memiringkan kepalanya, sementara Nia tersenyum. Iapun
ikut membawa serta tumpukan buku yang barusan ia bawa ke kasir untuk dibayar.
Kemudian setelah berjalan keluar dari toko itu, sekarang
mereka berjalan menyusuri jalanan. Nia berhenti tepat di depan sebuah toko, nampaknya,
itu toko komputer.
“Lihat, kita sampai.”
“Ini kan…………….Aku tidak begitu tertarik dengan PC atau
semacamnya…………”
“Aah, bukan itu-bukan itu. Kemarilah.”
Setelah mengatakan itu, iapun menarik Shidou dan mengajaknya
masuk kedalam toko tersebut.
Kemudian, mereka berhenti di sebuah pojokan. Niapun menoleh
kepada Shidou.
“Ayo, pilih yang manapun yang bocah sukai. Karena sekarang
adalah hari yang spesial, aku akan membelikanmu apapun yang kau inginkan dari
jejeran barang yang dipajang di pojokan sana.”
----------Lalu, Nia menunjuk kearah sebuah bungkusan dengan
ilustrasi seorang gadis mengenakan pakaian berbahaya di atasnya.
“I-Ini kan…………”
“Yep. Eroge.”
“Aku kan masih kelas 2 SMU!?”
“Eeh!? Seorang murid SMU tidak boleh main eroge!?”
“Dunia mana sih yang kau tinggali!?”
Shidou berteriak, sementara Nia berkata, “Kebudayaannya
berbeda~!” dengan ekspresi terkejut yang berlebihan.
“Aku mengerti~……………Zaman telah berubah.”
Nia mengatakan itu sembari mengangguk dan melipat tangannya,
ekspresi wajahnya mulai berubah dengan cepat.
“Tapi~, kau juga agak tertarik, kan? Eeh? Bocah SMU? Dengan
banyaknya harta karun di depanmu, tidakkah bagian dari tubuhmu mulai kehilangan
kendali karena tergerak secara emosional?”
Nia tersenyum licik sembari berkata demikian, Nia menepuk
tulang rusuk Shidou dengan sikutnya.
“Tunggu……………H-Hentikan itu.”
“Ehehe. Apa-apaan itu~. Ini bukanlah sesuatu yang memalukan.
Bukankah gairah seksual merupakan salah satu dari ketiga gairah terbesar
manusia selain makan dan tidur?”
“Meskipun itu benar, tapi tetap saja!”
“Tapi, walau manusia akan mati jika tidak makan atau tidur,
mereka tidak akan mati jika tidak melakukan sex. Gairah seksual sungguh aneh,
bukan begitu? Meskipun memiliki keturunan memang hal yang penting, mengapa itu
termasuk ke dalam ketiga kategori? Bukankah itu mirip seperti mausia terkuat
dari keempat raja surgawi sebenarnya tidak memiliki kekuatan spesial apapun?”
“Tidak, bukankah itu kau yang mengungkit soal ketiga gairah
terbesar manusia pada awalnya?”
“Jika gairah seksual merupakan elemen penting untuk hidup,
maka gadis perawan dan laki-laki perawan harus di dalam masyarakat harus diberi
kebebasan.”
“Makanya dari tadi itu kau membicarakan apa sih!?”
Shidou berteriak, sementara Nia hanya meresponnya dengan
tertawa.
“Ah~, maaf-maaf. Entah mengapa sepertinya pidatoku jadi
kelewat batas~”
Nia mengatakan itu tanpa ada sedikitpun keraguan, kemudian
ia membuat ekspresi wajah serius sembari memegangi dagunya.
“…………….Ngomong-ngomong, perempuan macam apa yang laki-laki
seperti bocah sukai? Naki-ge? Chuuni-ge?
Ryoujoku-ge?”
“Tidak, makanya…………..”
Kemudian, Shidou menggaruk kepalanya sambil menjawab Nia,
sebuah suara dapat terdengar dari income.
“-------------Tunggu sebentar, Shidou. Pilihannya baru saja
keluar!”
“Sekarang!?”
Shidou angkat bicara tanpa memperdulikan apakah Nia
mendengarnya atau tidak.
-----------Beberapa menit kemudian, mereka berdua masih
belum sempat makan siang, jadi mereka pergi ke toko hamburger terdekat.
“Waah~! Aku puas-aku puas. Aku benar-benar puas~”
“Aah, walaupun ini pertama kalinya aku pergi berkeliling
Akiba selama ini, tapi di luar dugaan ini menyenangkan juga.”
Shidou menghela napas dan menjawab Nia. Ngomong-ngomong, tas
ransel yang Nia gendong dan koper yang Shidou bawa telah penuh, beratnya telah
menjadi beberapa kali lipat lebih berat dari sebelumnya. Karena figurine dan
barang-barang lain telah memenuhi kopernya, mereka harus memperbanyak carry
cart dengan mengikatkan tali karet disekeliling kopernya.
Entah mengapa, daripada terlihat seperti seorang yang tengah
berbelanja, sekarang mereka malah terlihat seperti seorang penjual.
Tapi itu wajar saja.
Ngomong-gomong, setelah Shidou dan Nia pergi toko figurine dan mengunjungi
beberapa toko buku yang mengadakan penjualan edisi terbatas. Disana, Nia
menghamburkan uangnya dengan bebas pada komik, light novel dan buku material.
Setelahnya, ia juga membeli beberapa Anime Blu-ray disk, beberapa figurine, dan
mereka bahkan pergi mengunjungi Toko Hobby untuk mengecek game analog versi
terbaru.
Tentunya, itu bukan berarti Shidou terus-terusan ditarik
kesana-kemari oleh Nia. Dengan bantuan dari <Ratatoskr>, Shidou melakukan
beberapa aksi untuk meningkatkan level ketertarikan Nia, dan semuanya mendapat
respon yang sangat bagus.
“Lihat~? Sudah kuduga, harta karun harus dibeli secara
langsung~. Meskipun membeli secara online lewat mail order itu praktis, pada
akhirnya sensasi yang didapatkan masih tidak bisa dibandingkan dengan membeli
secara langsung.”
“Aah~……………………..Aku rasa aku bisa mengerti itu.”
Shidou mengutarakan persetujuannya sembari mengangguk kepada
Nia…………Yah, di situasi Shidou, apa yang muncul di benak Shidou malah sesuatu
yang berhubungan dengan bahan masakan. Meskipun membeli bahan yang dapat
diantar ke rumah sangatlah praktis, tapi berjalan mengelilingi toko sambil memikirkan
menu apa yang harus ia masak adalah sesuatu hal yang akan selalu ia nikmati.
“Ehehe, jadi bocah juga mengerti, ya. Sesuatu yang praktis
itu bagus, tapi mereka tidak dapat mengalahkan sensasi dari sesuatu yang
nyata.”
Setelah mengatakan itu, Nia tersenyum lebar.
Berinteraksi dengan Nia seharian, Nia benar-benar suka
tertawa.
Walaupun terkadang Nia membicarakan suatu topik yang Shidou
tidak tahu harus merespon seperti apa, tapi Nia itu jujur dan terbuka, dan
Shidou merasakan jika Nia adalah gadis yang baik. Melihat senyumnya, Shidou
tanpa sadar berpikir seperti itu.
Di saat yang sama, sensasi dari misi yang tadinya menghilang
mulai muncul kembali di dalam benak Shidou dan mulai menguat saat itu juga.
Benar, Shidou harus melindungi gadis ini tidak perduli
apapun yang terjadi.
Untuk melakukan itu, ia harus meningkatkan level
ketertarikan Nia dan menciumnya.
Kemudian, seolah merasakan perasaan Shidou, suara Kotori
dapat terdengar dari income.
“-----------Itu bagus. Ngomong-ngomong, sudah lama juga
semenjak terakhir kali kita mengadakan kencan yang berjalan lancar seperti ini,
benar kan?”
Kotori berkata demikian dengan nada bercanda.
Tetapi jika dipikirkan baik-baik, pastinya (kecuali saat
setelah penyegelan), Shidou belum pernah mengadakan kencan yang selancar ini
sebelumnya. Tidak ada level ketertarikan yang menurun karena pilihan yang salah,
ataupun Shidou mendapat serangan dari Nia. Shidou hanya menikmati berbincang
dengan Nia sembari berbelanja. Sebenarnya, itu membuat Shidou melupakan soal
misinya untuk sesaat.
-----------Akan tetapi.
“…………………!? K-Komandan! Lihatlah—“
Seolah mengikuti atmosfirnya, anggota kru yang lain juga
ikut angkat bicara.
“Ada apa, Minowa?”
“Tolong lihatlah nilai rate ini………….! Ini adalah grafik
level ketertarikan Nia-chan, tapi……………
Seharian ini, level ketertarikannya tidak
berubah sedikitpun dari nilai awalnya………! Tidak salah lagi ini level untuk
seorang sahabat……….! Walaupun ia menciumnya sekarang, mungkin ia tidak akan
bisa menyegel kekuatan Nia-chan sepenuhnya!”
“A-Apa katamu!?”
“Eh……………?”
Begitu mendengar perkataan tak terduga dari income, Shidou
mengernyitkan alisnya.
Menyadari ini, Nia menjadi terkejut dan mengubah ekspresi
wajahnya.
“……………..Ah~, mungkin, sesuatu terjadi pada Kotori-chan dan
yang lainnya?”
“Eh? Tidak, itu—“
Setelah ia menebaknya dengan tepat, Shidou tidak dapat
menjawabnya. Nia menggaruk kepalanya seolah ia
dapat menebak semuanya.
“Ng~, mungkin aku benar ya? Level Ketertarikan. Kau tidak
bisa menyegelku jika level ketertarikanku tidak melewati level tertentu.”
“………………….”
Shidou terdiam sesaat, dan berpikir “Bagaimana ia bisa
tahu?”. Pertanyaan semacam itu muncul didalam benaknya. Tetapi—Segera, ia
mengingat jika rahasia apapun akan menjadi tidak berarti di hadapan Nia.
“Yaah~………Kau tahu, aku, tidaklah mudah bagiku untuk terus
menjalani hidup sambil diincar, aku akan sangat menghargainya jika kau bisa
menyegelku……….Tetapi sesuai dugaan ini sia-sia saja. Maafkan aku, aku telah
membuatmu menjalani semua kesia-siaan ini.”
“A-Apa aku telah melakukan sesuatu yang menyinggung
perasaanmu?”
Setelah Shidou berkata begitu, Nia menggaruk kepalanya
seolah itu adalah sesuatu yang berat baginya untuk dikatakan, kemudian ia
melanjutkan dengan ragu.
“Tidak~……………………Itu, bukan begitu. Itu semua sepertinya
dikarenakan oleh masalahku sendiri………...”
“Eh?”
Ditanya balik, Nia menyeringai dan menjawab.
“----------Sebenarnya………….Aku tidak pernah jatuh cinta pada
siapapun kecuali 2D……….”
“…………………..Hah?”
Begitu mendengar pernyataan yang tak terduga, mata Shidou
terbelalak karena terkejut.
0 comments:
Post a Comment