Bab 02: Akiba, Aku Telah Kembali! (Bagian 01)

Bagian 1
“Kreet-Kreet” suara pelan itu muncul dari gigi mereka. Sudah tidak ada waktu lagi.
Akan tetapi atmosfir di dalam ruangan ini tidaklah dingin sama sekali. Sudah pasti jika diluar sana diselimuti oleh suhu udara dingin bulan Desember, tetapi suhu di dalam sini lumayan hangat karena ruang kantor ini dikelilingi oleh kaca tebal dan alat pengatur suhu ruangan. Semua itu menjaga suhu udara tetap nyaman untuk semua orang disini.
Meskipun begitu, Knox tidak bisa menghentikan tubuhnya yang gemetaran. Kedua tangan dan kakinya yang terbalut oleh perban dan plester juga ikut bergetar. Akhirnya, ia mengambil napas yang panjang.
Walau, bukannya Knox tidak mengerti apa yang tengah terjadi saat ini. Tepat disampingnya adalah bawahannya Burton, yang juga tengah dibalut oleh perban dan ekspresi wajahnya sama tegangnya degan Knox. Alasannya sederhana.
“……………Uhm.”
Tepat didepan mereka, terdapat seorang pria tengah duduk di kursinya, pria itu mengarahkan pandangannya kepada dokumen yang ada di tangannya.
“………………………!”
“-------------!”
Hanya dengan sedikit gerakan dari pria itu saja, keringat dingin mengalir dari dahi Knox dan Burton.
Pria itu didampingi oleh seorang wanita berambut pirang yang penampilannya dapat menarik perhatian para pria. Ekspresi wajahnya setajam pedang yang seolah siap menebas mereka bedua kapan saja, membuat mereka terus terdiam dengan wajah mereka semakin pucat.
Penampilan pria itu nampak muda. Sepertinya ia berumur tiga puluhan. Tetapi mengapa penampilannya yang nampak muda itu terlihat cocok dengan pria itu walapun umurnya setua itu? Pria itu tidak terlihat seperti pria tengah baya sama sekali. Sebenarnya, tahun ini Knox berumur 48 tahun, jadi bisa dikatakan jika umur pria itu lebih muda dari Knox.
Tetapi itu jelas saja. Pria dihadapan mereka bukanlah pria biasa.
Dia adalah pria yang namanya sangat terkenal di dunia sebagai si jenius monster keuangan di dunia yang berasal dari DEM Industry, generasi pertama yang mengembangkan perusahaan itu: Sir Isaac Westcott.
Dalam situasi normal, sangatlah mustahil bagi pilot biasa seperti Knox dan Burton untuk bisa bertemu dengan pria itu secara langsung. Bagi mereka berdua bisa berada di sini saat ini, tentunya ada alasan tertentu untuk itu.
“…………………Knox-san. Apa yang akan terjadi pada kita berdua…………”
Saat ini, Burton berbicara dengan suara pelan yang hampir tak dapat terdengar sama sekali. Knox berbalik dan menatap Burton. Knox menjawab dengan suara yang kiranya tak dapat terdengar oleh Westcott.
“……………..Sst! Diamlah!”
“……………”
Setelah mendengar kata-kata Knox, Burton berhenti berbicara.
Kekhawatiran Burton dapat dipahami. Akan tetapi, berbincang-bincang di situasi mereka yang seperti ini bukanlah hal yang tepat. Jika mereka lakukan, maka kemungkinan situasinya menjadi semakin buruk sangatlah tinggi. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh mereka berdua saat ini adalah tetap terdiam seperti batu dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Benar. Knox dan Burton dipanggil kemari untuk beberapa alasan. Tetapi, itu bukan karena mereka akan diberikan tugas baru seperti biasanya. Malahan, itu pastilah dikarenakan oleh kesalahan fatal yang mereka buat sebelumnya.
Beberapa hari yang lalu, Knox dan juga Burton ditugaskan membawa <Material A>, yang merupakan roh tangkapan DEM Industry, dari fasilitas eksperimen pulau Neryl di Samudera Pasifik. Di tengah proses pengangkutan, mereka tiba-tiba saja diserang dan mengakibatkan <Material A> berhasil melarikan diri.
Meski, itu bukan berarti bahwa Knox dan yang lainnya sengaja membiarkan <Material A> kabur. Itu memang hanyalah kecelakaan atau kejadian tak terduga.
Tetapi mengetahui seberapa tertariknya Westcott terhadap para roh, tidak peduli apa penyebab dari permasalahan ini, berurusan dengan pria itu artinya ada hubungannya dengan hukuman mereka.
Westcott, tanpa diragukan lagi, merupakan seorang pria yang mampu mengubah keadaan ekonomi dunia hanya dengan menggunakan ujung jarinya saja. Knox dan Burton dapat dilempar ke jalanan jika pria itu memang menginginkannya, hal semacam itu sangatlah mudah bagi Westcott.
Tidak, Knox berusaha menghilangkan pemikiran semacam itu dari dalam kepalanya. Ia menebak sesuatu yang jauh lebih mengerikan lagi daripada itu jauh lebih memungkinkan, karena dugannya sebelumnya nampak terlalu baik untuk dilakukan oleh pria itu.
“………………”
Knox melirik sedikit kearah samping Westcott.
Disana terdapat seorang wanita berambut pirang tengah berdiri di belakang Westcott, ia memperhatikan wanita itu.
Hanya dengan menatap wanita itu sekali saja, dapat dirasakan jika ia berbeda dari sekretaris pada umumnya. Wanita itu merupakan pemimpin dari para wizard di DEM, Ellen Mira Mathers.
Ia memiliki kekuatan setara atau bahkan melebihi para roh, manusia terkuat yang pernah ada. Jika wanita itu bersama dengan Westcott sejak awal, itu artinya ia akan memenggal kepala Knox dan Burton sebagai hukumannya.
*Tik-Tik* suara jarum jam yang tertempel di dinding bergema di seluruh ruangan kantor itu.
Dikarenakan oleh kesunyian itu, Knox dapat mendengar dengan jelas suara langkah kaki yang berasal dari lantai di atas ruang kantor itu.
“---------Begitu ya.”
Westcott mengomentari dokumen laporan itu begitu membacanya. Tatapan dingin diarahkan ke wajah Knox dan Burton.
“………………U-Ukh.”
Westcott mengalirkan tenaganya melalui tatapannya, membuatnya serasa seakan tatapan Westcott mengoyak tubuh mereka berdua. Knox, yang tak dapat menjelaskan perasaan yang tidak nyaman itu, memasang wajah suram.
Walau begitu, Westcott nampaknya tak peduli dengan itu sama sekali, ia melemparkan laporan tersebut keatas meja. Lalu, Westcott berdiri dan berjalan mendekati mereka berdua.
Setelah itu, dihadapan mereka berdua, Westcott menggerakkan bibirnya dan berbicara dengan tenangnya.
Ia akan mengumumkan hukumannya atau pemecatan. Atau, jika manajemen beranggapan jika mereka berdua sudah tidak dibutuhkan lagi, maka sudah menjadi tugas Ellen untuk menghabisi mereka.
Knox mengalihkan pandangannya dari Westcott dan suaranya terus bergema didalam benaknya, lalu iapun menggigit gigi bagian dalamnya sambil menutup mata.
“Terimakasih atas kerja kerasnya. Kalian berdua harus menggunakan realizer untuk mengobati semua luka kalian, semua itu akan sembuh dalam sekejap saja. Beristirahatlah yang cukup sebelum kembali bekerja.”
Tubuh Knox bergetar begitu mendengan ucapan Westcott, itu sangat tak terduga.
“…………..Apa?”
“Hanya itu…………Tuan?”
Knox dan Burton saling menatap satu sama lain sebentar, dan kemudian sebuah suara suara muncul mengganggu mereka.
Westcott sendirilah yang mengatakannya. Nampaknya ia masih tak mengerti maksud dari reaksi mereka berdua.
Setelah itu, iapun mengangguk seolah mengerti akan sesuatu.
“Aah, jadi itu ya masalahnya? Tentu saja, pengobatannya akan ditanggung oleh pihak asuransi karyawan, jadi kalian berdua akan menerima—“
“Bukan, bukan itu maksud saya…………….!”
Knox tidak bisa tinggal diam mendengar ucapan Westcott. Reaksi yang diberikan oleh Westcott juga sangatlah tak terduga, tetapi Knox tanpa sadar terus berbicara.
“Karena kami telah membiarkan <Material A> melarikan diri. Tentang hukumannya……….”
“Hah? Itu bukanlah kesalahan kalian kalau dilihat dari laporannya. Sebaliknya, aku sangat menghargai keputusan tepat yang kalian ambil sewaktu <Nightmare> menyerang kalian. Apakah kalian berpikir kalau aku hanyalah orang bodoh yang akan lebih memilih emosi pribadi dan kehilangan pegawai bertalenta seperti kalian berdua?”
“B-Begitukah………..”
Kalimat tak terduga yang baru saja ia dengar membuat Knox mulai berkeringat dingin. Lalu, Westcott berkata “Selain itu”, menambahkan kalimatnya selagi ia melanjutkan ucapannya.
“Aku juga sudah berencana untuk membebaskan <Material A>. Lagipula, akan lebih baik jika membiarkannya bebas untuk saat ini. Berkat kalian, aku jadi tidak perlu mengurus hal itu.”
“Apa—?“
Mata Knox terbelalak begitu mendengar ucapan tak terduga Westcott.
----------Pria ini, ia berniat melepaskan sang roh <Material A>………Lalu apa tujuan utamanya mengirimkan roh itu ke Jepang?
“Direktur, apa yang akan kau—“
Tetapi, sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya, ia dapat merasakan seseorang menarik-narik pakaiannya.
Ketika ia berbalik, itu adalah Burton yang wajahnya pucat pasi. *Bung-Bung* suara Burton menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dapat terdengar.
Melihat wajah Burton, Knox menyadari bahwa ia hampir saja menanyakan sesuatu hal yang seharusnya ia tak tahu. Lalu, Knox membetulkan postur tubuhnya selagi kebingungan.
“Kami mengerti. Kalau begitu, kami mohon undur diri……….”
“Aah.”
Westcott mengangkat salah satu tangannya dan menjawab dengan nada suara bersahabat. Knox dan Burton meninggalkan ruangan itu bersama-sama.
Ketika mereka meninggalkan ruangan dan melewati pintu, mereka menduga jika Westcott akan memanggil mereka berdua untuk kembali, tapi………….Tak terjadi apapun.
Mereka berjalan menyusuri lorong, ketika mereka telah mencapai jarak dimana suara mereka tak dapat terdengar dari dalam ruangan itu, Knox dan Burton menghela napas bersamaan *Buaaah*. Sejujurnya, hingga saat ini mereka merasa seolah mereka tengah bernapas di dalam air.
“Tadi itu…………..Apa maksudnya?”
Burton bertanya selagi menyeka keringat di dahinya menggunakan lengan bajunya, Knox juga melakukan hal yang sama sembari menjawab.
“…………….Aku tidak tahu. Mungkin, pola pikir kita terlalu jauh berbeda dengan dirinya. Mustahil kita bisa mengerti dirinya. Tidak, daripada itu……..”
“Daripada, apa?”
“…………..Tidak, bukan apa-apa.”
Selagi Burton terdiam, Knox memberikan jawaban yang tidak jelas.
Mereka masih berada di dalam bangunan DEM Industry Company. Di tempat ini, mereka tidak akan tahu jika ada seseorang yang akan menguping pembicaraan mereka. Disuatu tempat atau tidak, saat ini sesuatu seperti itu muncul didalam benaknya, jadi ia memang sepertinya tidak usah melanjutkan ucapannya itu.
----------Nampaknya, “itu” bukanlah manusia seperti dirinya, itulah yang Knox pikirkan.
Tidak, lebih tepatnya lagi---------Pria itu sudah pasti, tidak menganggap dirinya sebagi mahluk hidup yang sama seperti Knox dan Burton.
Ia mengingat tatapan Westcott saat menatap mereka berdua tadi. Ia menatap mereka berdua dengan berbeda seolah mereka berdua adalah semacam reptil atau serangga. Knox bergidik karenanya.
“…………….Ayo pergi, Burton.”
“Ah……………Baik.”
Knox dan Burton kembali berjalan menyusuri lorong.
Diam-diam di dalam pikirannya, ia berpikir untuk menemukan kandidat baru untuk menggantikan dirinya di tempat kerja.

0 comments:

Post a Comment