“A, aaa, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa----------!!”
Bersamaan dengan teriakan Nia, yang terdengar penuh dengan
rasa sakit, kekuatan dalam jumlah besar yang nampak seperti lumpur kotor
mengalir keluar dari tubuhnya. Setelah menyentuh tanah, sekeliling mulai
meleleh layaknya gunung garam yang larut di dalam lautan. Semuanya menjadi
kacau balau dan hancur.
Tidak hanya itu saja. Selagi Nia masih berteriak, luka
dikedua tangan dan kakinya mulai bermunculan di seluruh tubuh Nia. Darah
mengalir deras dari seluruh tubuh Nia.
Tidak ada satupun hal disekeliling Nia yang dapat
menyebabkan semua luka itu muncul di tubuhnya. Akan tetapi, semua luka itu
mendadak muncul diseluruh kulitnya seperti layaknya bunga yang tengah
bermekaran, seolah ia tengah mengingat sesuatu. Dari penampilannya itu,
nampaknya semua luka di tubuhnya disebabkan oleh kekuatannya sendiri.
Kemudian---------Kekuatan dan darah Nia menyelimuti seluruh
tubuhnya, merubah penampilannya.
Sebelumnya, apa yang muncul dihadapan mata Shidou merupakan
wujud seorang biarawati. Tapi sosok itu sama sekali tidak mirip dengan bayangan
yanag ada di dalam ingatan Shidou, ia telah berubah menjadi sesuatu yang lebih
mengerikan.
“N-Nia……………”
Begitu melihat penampilan yang seperti itu, Shidou
mengeluarkan suara dengan nada tercengang.
Shidou telah, tidak-----------Semuanya yang berada disini sudah
pernah melihat hal ini sebelumnya.
Inverse dari kristal Sephira, fenomena dari roh yang menjadi
inverse terjadi ketika mereka tenggelam dalam keputusasaan.
Akan tetapi…………………Ada hal yang janggal.
Baik Tohka dan Origami sudah pernah inverse sebelumnya sama
seperti Nia. ---------Untuk Tohka, itu karena Shidou hampir mati terbunuh di
depan matanya. Untuk Origami, itu karena
dia mengetahui bahwa ia telah membunuh kedua orang tuanya dengan tangannya
sendiri.
Akan tetapi, dalam kasus Nia, yang saat ini tengah inverse
di hadapan matanya, tidak ada alasan apapun yang dapat menyebabkannya inverse.
Benar, sebenarnya apa yang telah terjadi?
Malahan, pada saat itu, Nia hanya berjalan menuju arah
mereka.
Keputusasaan itu, tidak ada pertanda dari penyebabnya.
“…………………..A-Apa yang terjadi!? Mendadak saja………………..”
“Nia-san……………! Kenapa……………..”
Natsumi dan Yoshino berkata demikian sambil keheranan atas
gelombang kekuatan mengerikan yang dikeluarkan oleh Nia.
Selanjutnya, tubuh Nia gemetaran, gerakannya mirip seperti
boneka marionette yang dikendalikan oleh benang.
“A, Aaaaaaaaaa.”
Dipenuhi rasa sakit, ekspresi wajahnya terlihat sangat
menderita. Penampilannya, yang bersimbah darah, terlihat seperti layaknya
patung ibu suci yang mengalirkan air mata darah.
Nia kemudian mengeluarkan suara serak yang bahkan tak bisa
dideskripsikan sebagai suara.
“-------------------<Bee……………l,
ze……………….bub>----------------“
Seolah menjawab panggilannya, sebuah buku besar muncul
dihadapan Nia.
Hanya dengan melihat hal itu saja sudah bisa membuat mereka
merasakan tekanan yang luar biasa. Tidak salah lagi. Apa yang muncul dihadapan
mereka adalah <Demon King>, sama seperti <Nahemah> dan
<Satan>.
<Beelzebub>, yang tengah melayang di udara, mulai
terbuka secara otomatis. Buku itu mebalikkan halamannya dengan kecepatan luar
biasa tinggi. Kemudian semua halaman itu terpisah dari sampulnya dan mulai
beterbangan di sekeliling layaknya badai salju.
“I-Ini……………..”
Hati-hatilah, Shidou. Itu adalah bagian dari Demon King. Itu
bukan sekedar kertas biasa.”
Origami berkata dengan nada tenang. Akan tetapi, seolah
menimpali Origami, yang berbicara dengan waspada, semua halaman
<Beelzebub> yang beterbangan di sekitar Nia mulaimembentuk formasi
tempur, lalu mengeluarkan cahaya hitam.
“Apa……………..!?”
Mata Shidou terbelalak begitu melihatnya.
Dari halaman <Beelzebub>, beberapa monster yang
tercipta dari kegelapan merangkak keluar dari halamannya.
“----------------------!”
Para monster tersebut mulai memekik dan menendang tanah
untuk bersiap menyerang Shidou dan yang lainnya.
“Uwah…………….!”
Tanpa sadar tubuh Shidou langsung membatu setelah
melihatnya. Akan tetapi----------sebelum mereka
dapat menggapai Shidou, para
monster tersebut telah diserang oleh sebuah cahaya. Mereka semua terlempar
hanya dalam sekejap saja dan tubuh merekapun meleleh selagi terjatuh dari
udara.
Degan segera, Shidou menyadari apa yang terjadi. Origami,
yang berdiri dibelakang Shidou, telah mengenakan Astral Dress terbatas
miliknya, ia menyerang semua monster itu menggunakan <Metatron>.
Tidak, bukan hanya Origami saja. Para roh di tempat itu,
telah mengenakan Astral Dress terbatas dan Angel milik mereka. Mereka menatap
ke arah Nia yang terus mengeluarkan kegelapan yang telah menciptakan para
monster tersebut.
“Semuanya………………”
“Walaupun aku tidak begitu mengerti akan
situasinya…………….Tapi aku tahu jika aku tidak boleh membiarkan ini begitu saja!”
“Tolong serahkan saja para monster pengganggu itu kepada
kami~! Darling tolong selamatkan Nia-san!”
Tohka dan Miku angkat bicara, sementara memasang gaya
bertempur. Seolah mencoba melawan mereka, halaman <Beelzebub> beterbangan
disekeliling, monster dalam jumlah tak terbatas muncul dari semua halaman
tersebut.
“Kuh……………….”
Shidou membungkukkan badannya sedikit dan mengerutkan dahinya
begitu melihat bala tentara Nia, yang sedikit demi sedikit mulai semakin
banyak.
Satu-satunya yang dapat menyegel kekuatan roh adalah Shidou.
Kalau begitu, Shidou tak punya pilihan lain selain menemui Nia secara
langsung------------Shidou sendiri tidak menolak hal tersebut.
Akan tetapi, masih ada satu hal yang membuat Shidou merasa
janggal.
“…………….Kalau aku menciumnya, akankah Nia kembali
normal………………..?”
Benar, ketika pertamakali berhadapan dengan Tohka yang
berada dalam wujud inverse, ketika ia menciumnya, ia sukses mengembalikan
kesadaran Tohka yang biasanya.
Lalu ketika ia menghadapi inverse Origami, ia mendapatkan
kembali kesadarannya karena panggilan Shidou dari luar dan [Origami lainnya]
dari dalam.
Tapi bila dibandingkan dengan Tohka dan Origami, hubungan
antara Nia dengan Shidou tidak berjalan
cukup lancar. Dan juga, alasan kenapa
Nia menjadi inverse tidaklah jelas. Di tengah situasi tersebut, Shidou tak
yakin apakah ia dapat mengembalikan Nia ke keadaannya yang normal dengan menggunakan
metode yang sama dengan yang ia gunakan hingga saat ini.
Menyadari jika Shidou merasa ragu, Kotori menyelanya.
“Aku juga tidak tahu soal itu. -----------Tapi, tidak ada
cara lain lagi, jadi mau bagaimana lagi, kan? Hingga saat ini, kita hanya bisa
percaya dan yakin jika suara kita dapat mencapai Nia.”
“……………Aah, kau benar.”
Shidou mengendurkan ekspresinya yang tadinya tegang,
kemudian menatap wuj Nia.
Walaupun penampilannya terlihat aneh dan menakutkan,
terdengar penderitaan dari dalam teriakannya.
“Aku akan menyelamatkan Nia. Semuanya……………tolong pinjamkan
kekuatan kalian!”
“Ooh!”
Merespon permintaan Shidou, para roh pun angkat bicara.
Akan tetapi, pada saat itu………..
“Aku merasa menyesal karena harus mengatakan ini, tapi hal
seperti itu tak akan pernah terjadi.”
Suara itu terdengar dari suatu tempat.
Sesaat setelah itu, seorang gadis yang mengenakan armor
mesin berwarna silver mengkilap diseluruh tubuhnya muncul. Iapun turun kebawah
dari langit yang arahnya berlawanan dengan Shidou, dengan Nia diantara mereka.
Seorang gadis dengan rambut berwarna agak Nordic
Blonde………….seorang gadis yang mempercayai dirinya dendiri, tanpa ada keraguan,
bahwa ialah yang terkuat diantara semua mahluk hidup yang ada.
Kemudian gadis itupun melanjutkan ucapannya seoalh tengah
merendahkan Shidou dan yang lainnya.
“Kenapa bisa begitu, karena sekarang aku ada disisni.”
“……………! Ellen…………..!”
Shidou mengernyitkan alisnya sembari menyebutkan nama gadis
tersebut. Ellen, Ellen Mira Mathers. Dia adalah penyihir terkuat DEM, manusia
yang dapat bertarung sebanding dengan para roh. [Seorang manusia yang
mengungguli manusia lainnya].
Ellen memberikan mereka peringatan dan kemudian mengalihkan
pandangannya dari Shidou dan yang lainnya, ia menatap kepada Nia yang tengah
diselimuti oleh kegelapan.
“--------Begitu ya. Bukankah kau terlihat menakjubkan,
<Sister>? Seperti yang dapat diduga dari Ike.”
Begitu mendengar perkataannya, Kotori menunjukkan ekspresi
kesal.
“……………….kalu memikirkan timing nya yang terlalu tepat, ini
pasti ulah kalian, kan?”
“Benar. Pada awalnya roh itu memanglah properti milik DEM.
Sayang sekali. Mulai dari sekarang ada tugas yang harus kuselesaikan. Tolong
tinggalkan tempat ini dengan segera. Aku akan mengampuni kalian untuk saat
ini.”
Ketika Ellen berkata demikian, ia memberikan isyarat seolah
mengusir mereka. Shidou menggemeretakkan giginya.
“Jangan bergurau! Aku tidak akan pernah menyerahkan Nia
kepada kalian semua!”
“--------------Aku tidak berniat untuk adu argumen
denganmu.”
Ellen tidak memperdulikan perkataan Shidou, iapun menggenggam
gagang dari perlatan yang berada dibelakang punggungnya dan menariknya keluar.
Kekuatan sihir yang kuat mengalir keluar dari sebuah pedang yang merupakan
pedang cahaya. --------Pedang laser <Caledvwlch>. Sebuah peralatan yang
khusus untuk digunakan oleh Ellen.
Merespon pergerakan tersebut, para monster disekeliling Nia
mulai menyerang Ellen disaat bersamaan.
Akan tetapi Ellen hanya mengernyitkan alisnya sedikit, ia
melebarkan territory yang mengelilingi tubuhnya dan menyabu bersih para monster
disekelilingnya.
“Kekuatan dari Demon King itu memang agak menyusahkan ya.
Aku akan menyelesaikannya dengan
cepat.”
Ellen berkata demikian sembari mengaktifkan territory nya,
ia mengangkat <Caledvwlch> dan menebaskannya kepada Nia.
Tetapi--------------Sebelum Ellen dapat mengenai Nia, sebuah
cahaya penghalang menangkis ujung dari <Caledvwlch>.
Tohka, yang berada didekat Shidou, telah menangkis serangan
Ellen.
“Tidak akan kubiarkan!”
“Apa kau berencana untuk melawanku? Sebenarnya aku tidak
perduli----------Tapi kalau begitu, aku tidak akan berbaik hati padamu.”
Ellen melontarkan tatapan tajam, lalu iapun meluncurkan
serangan yang tak dapat dilihat oleh mata manusia biasa.
“Guh………………!”
Tohka mengerutkan dahinya selagi ia menerima serangan dari
Ellen. Walaupun Tohka adalah seorang roh, ia tak dapat menggunakan kekuatan
penuhnya. Sangatlah berbahaya untuk menghadapi penyihir terkuat. Ellen dan
Tohka terus saling menyerang satu sama lain dengan menggunakan pedang mereka,
tetapi pada akhirnya Tohka mulai terpojok juga oleh Ellen.
“Tohka!”
“Cih!-------------Dia tidak bisa menghadapi Ellen seorang
diri! Kaguya, Yuzuru, Miku, bantulah Tohka! Yoshino, Natsumi dan Origami
bersihkan jalannya untuk Shidou dari semua monster hitam disekitar
Nia!”
Kotori, yang menonton pemandanagn itu dari belakang,
meneriakkan suaranya dengan kencang. Para roh pun menjawab dan mengikuti
instruksi Kotori. Mereka berpencar baik untuk menghentikan Ellen dan untuk
membersihkan para monster disekitar Nia.
“Tohka dan yang lainnya tidak bisa terus menahan Ellen dalam
waktu lama! Ayo kita selesaikan dengan cepat!”
“Aah……….! Tolong bantu aku, Yoshino, Natsumi, Origami!”
Ketiganya mengangguk kepada Shidou, merekapun mulai
memanggil Angel mereka.
“Tolong…………….Mundurlah………….!”
“Hey, kalian jangan mengganggu ya—!”
Yoshino memanggil sang boneka <Zadkiel>, yang
berbentuk kelinci raksasa, ia membekukan air di dalam udara untuk menghentikan
pergerakan para monster.
“<Metatron!>”
“………………<Haniel>!”
Menggunakan kesempatan itu, Origami menembakkan sebuah
tembakan cahaya kepada para monster menggunakan <Metatron>, Natsumi
menggunakan <Haniel> untuk mengubah semua halaman <Beelzebub>, yang
berceceran di atas tanah, menjadi dedaunan.
Pasukan militer yang berjejeran di depan Nia telah
benar-benar disapu bersih.
Tentu saja, masih terdapat beberapa monster yang tersisa
disekitar mereka, dan selama <Beelzebub> masih ada, buku itu masih bisa
menciptakan monster dalam jumlah yang besar. Tetapi, denagn bantuan dari para
roh, tidaklah mustahil untuk membuat jalan menuju Nia untuk beberapa saat.
------------Akan tetapi,
“………………….!?”
Terdengar suara seseorang tersedak dari samping kirinya,
lalu Shidou berbalik menuju arah tersebut.
Kemudian, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut begitu
melihat pemandangan tak terduga yang ada dihadapannya.
Origami membidikkan Angel-nya <Metatron> kepada
tubuhnya sendiri, kemudian menembakkan tembakan cahaya. Ia menekan darah yang
mengalir dari bagian Astral Dress nya yang tercabik dan menunjukkan ekspresi
kesakitan.
“Origami!? Apa yang!”
“Kya…………!?”
“Uwah, a-apa ini…………….!”
Akan tetapi, situasinya tidak berhenti di situ saja. Kaki
Yoshino dan <Zadkiel> membeku di atas tanah karena es milik mereka
sendiri. Hal yang sama juga terjadi kepada Natsumi, cahaya <Haniel>
berbalik kembali kepada dirinya dan mengubah Natsumi menjadi semacam karakter
maskot.
Ketiganya telah diserang oleh Angel mereka sendiri. Begitu
melihat situasi yang aneh, Shidou tercengang.
Tapi, tidak hanya itu saja. Selanjutnya, Shidou merasakan
jika ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali.
“Apa………!?”
“T-Tubuhku…………..Tidak bisa bergerak!?”
Kotori, yang berada di belakang Shidou, angkat bicara.
Nampaknya, fenomena serupa yang terjadi kepada Shidou juga terjadi kepada
Kotori.
Ini terasa sedikit berbeda bila dibandingkan dengan tubuh
mereka jika dikekang dengan menggunakan territory penyihir. Kelihatannya tubuh
mereka telah benar-benar mengabaikan instruksi dari otak mereka sepenuhnya
hingga mereka tak dapat bergerak sedikitpun.
“Jangan-jangan………………..!”
Segera, Shidou menyadari sesuatu.
Nia mengambil bagian dari Astral Dress nya dan mengubahnya
menjadi pena untuk menggambar, lalu pena itu secara otomatis menuliskan sesuatu
di atas halaman <Beelzebub>.
“…………………! Ramalan masa depan…………!”
Benar. Nia sudah pernah menunjukkan kemampuan <Raziel>
yang satu itu. Mungkin, <Beelzebub> juga dapat menuliskan sesuatu untuk
mengontrol pergerakan selanjutnya dari Shidou dan yang lainnya.
Tetapi, bila dibandingkan dengan apa yang Nia tunjukkan
sebelumnya, kecepatan menulis nya kali ini jauh lebih cepat. Itu membuat Shidou
merasa seolah mereka sedang melawan seorang Dewa yang menulis masa depan.
“U, gu-----!”
Shidou menyalurkan kekuatannya kedalam tangan dan kakinya,
selagi ia berusaha terus berjalan maju. Akan tetapi, semua yang berada di bawah
bagian lehernya nampaknya menolak instruksinya. Ia tak dapat bergerak sama
sekali.
Sementara berusaha, Nia terus menciptakan monster dari
halaman <Beelzebub> untuk membawa kembali pasukan militer yang sebelumnya
telah dikalahkan oleh Origami dan yang lainnya.
Para monster tersebut menghampiri Shidou dan yang lainnya
dengan lambat tapi pasti.
“Sial…………! Bergeraklah! Bergeraklaah! Kalau aku disini, lalu
siapa yang akan menyelamatkan Nia!”
Para monster tersebut mengulurkan tangan mereka ke arah
kepala Shidou.
Shidou, selagi berteriak, menyalurkan tenaganya kesekujur
tubuhnya.
“----------------Uwoooooooooooo!”
Pada saat itu,
Tubuh Shidou mulai terasa panas seolah ia sedang terkena
demam. Kemudian, kekuatan luar biasa keluar denagn kencang dari tubuh Shidou.
Para monster disekeliling Shidou pun langsung terlempar.Pada
saat yang sama, sesuatu yang tadinya mengikat tubuh Shidou juga telah terlepas.
“Ini……………..!?”
Shidou penasaran apa yang terjadi kepada tubuhnya barusan.
Akan tetapi, iapun segera memahaminya. Angin tadi berasal dari kekuatan milik
Yamai bersaudari.
“Shidou!”
Kotori berteriak dari belakang. Akan tetapi untuk beberapa
alasan, sesuatu yang mengekang tubuhnya masih belum terlepas. Yoshino dan
Origami juga sama. Natsumi masih berada dalam wujud karakter maskot yang aneh.
Melihat hal tersebut, Shidou dapat menebak. Mungkin, itu
sama seperti saat menghadapi [Suara] Miku. Walaupun kekuatan meramalkan masa
depan <Beelzebub> dapat
memanipulasi pergerakan dari semua manusia yang tergambar di atasnya-------Itu
tak dapat benar-benar mempengaruhi seseorang yang memiliki kekuatan roh yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi kekuatan tersebut.
Kalau begitu, apa terjadi barusan memang benar. Meskipun
Shidou memiliki tubuh manusia, tubuhnya menyimpan kekuatan dari delapan roh
didalamnya.
“------------Aku pergi.”
Shidou, berkata tegas, kemudian mulai berlari menuju Nia.
Tentu saja, para monster itu juga langsung ikut mengejarnya.
Tapi, kenapa bisa? Shidou saat ini, tidak merasa jika para
monster itu adalah ancaman lagi.
“------------<Zadkiel>!”
Berteriak, Shidou menapak di atas tanah. Pada saat itu,
sekitar tempat yang ia pijaki mulai membeku, mengekang kaki para monster
tersebut ke atas tanah.
Benar. Itu adalah Angel milik Yoshino <Zadkiel>. Entah
mengapa, Shidou merasa jika ia dapat mengontrolnya.
Aah----Benar juga.
Ia mulai dapat menagkap kembali sensasi saat ingatannya
buram.
Pada awal bulan, Shidou kehilangan kendali karena rute yang
menghubungkan aliran kekuatan antara Shidou dengan para roh terganggu. Alhasil,
ia harus diselamatkan oleh para roh.
Akan tetapi pada saat itu, Shidou dapat mengendalikan semua
Angel berdasarkan keinginannya sendiri.
Kemudian sensasi pada saat itu masih tersimpan jauh didalam
tubuhnya dan jauh didalam hatinya.
Tentu saja, hal ini tak pernah terduga. Pastinya,
menggunakan semua Angel itu tidak akan sebanding dengan kekuatan aslinya ketika
roh sungguhan menggunakan mereka.
Akan tetapi-----------Saat ini itu saja sudah cukup.
Setelah mengalahkan para monster itu, Shidou membuat
jalannya menuju Nia.
Terdapat tujuh Angel yang tersimpan di dalam tubuh Shidou,
dan semua kekuatan itu sudah cukup baginya untuk melewati semua rintangan ini.
“----------------!”
Para monster itu memijakkan kaki mereka di atas monster
lainnya yang kakinya membeku oleh es. Selagi mereka mulai mengejar Shidou………….
Shidou mengangkat tangan kanannya. Ia membulatkan tekadnya
dan memanggil namanya.
“<Sandalphon>!”
Kemudian seolah merespon panggilannya, sebuah pedang besar
muncul di udara. Shidou mengibaskan pedang tersebut-----------<Sandalphon>
kepada para musuhnya.
“Haa!”
Cahaya dari pedang itu membentuk bulan sabit ketika ia
mengibaskan pedangnya. Ia membelah du tubuh dari para monster disekitar.
Tentu saja, tubuhnya mendapatkan rasa sakit luar biasa
sebagai ganti dari kekuatan itu. Ototnya terasa seolah mereka tercabik-cabik,
tulangnya mulai bergemeretak. Untuk menyembuhkan rasa sakit itu, api regenerasi
milik Kotori mulai membara dari dalam tubuh Shidou.
Shidou merasakan rasa sakit dan sensasi terbakar disekujur
tubuhnya. Akan tetapi-----------Shidou berteriak.
“Ooooooooooooh!”
Itu adalah kekuatan dari Angel milik Miku <Gabriel>,
nyanyian untuk meringankan luka. Meskipun menyebut teriakan seperti itu sebagai
sebuah nyanyian mungkin akan membuat Miku memarahinya. Selagi suara itu
terngiang di telinga Shidou keseluruh tubuhnya, entah bagaimana itu membuat
rasa sakit dan sensasi terbakarnya menghilang.
Kemudian setelah mengalahkan para monster tersebut----------
Shidou mendekati Nia
yang tengah terduduk di tengah lumpur hitam.
“Nia! Apa kau baik-baik saja!? Bertahanlah!”
“Aa, aaa, aaaaaaaaaaa!”
Akan tetapi, Nia tidak merespon panggilan Shidou sama
sekali. Ia terus berteriak karena rasa sakit disekujur tubuhnya.
Lalu, saat itu juga Shidou menyadari sesuatu, bahunya pun
bergetar.
Ia mengambil napas dalam dan memanggil Nia.
“[Nia!]”
Benar. Shidou menggunakan nyanyian <Gabriel> yang tadi
ia sempat gunakan untuk tubuhnya sendiri.
Ia menyalurkan kekuatan
<Gabriel> ke dalam suaranya dan memanggil nama Nia.
“…………………..”
Dan untuk pertamakalinya, tubuh Nia bergetar sedikit seolah
tengah merespon panggilan Shidou.
“[…………………..! Nia!? Bisakah kau mendengar suaraku!? Aku akan
menyelamatkanmu sekarang, Ok!?]”
“Shi……………………Dou…………….”
Nia berbalik dengan pipinya yang berlumuran darah dan
berkata dengan suara serak.
Dari reaksi tersebut, Shidou dapat menebak. Meskipun ia tak
tahu secara pasti, mungkin keadaan Nia saat ini disebabkan oleh [Rasa Sakit]
yang ia rasakan. Kalau begitu, jika Shidou menggunakan lagu peringan rasa
sakit, maka mungkin ia dapat mengembalikan kesadaran Nia. Berpikir demikian,
Shidou
merentangkan tangannya kepada Nia.
Ketika Shidou hampir dapat meraih bahu Nia, saat itu…………….
“-------------Kau tidak boleh melakukannya.”
Ketika ia mendengar suara tersebut, sesuatu terbang melesat
dengan kecepatan tinggi ke arah Shidou dari atas langit. Sebuah cahaya besar
telah ditembakkan sebelum akhirnya meledak di hadapan kedua mata Shidou.
“Uwah!?”
Karena serangan yang mendadak, Shidou terpental karenanya.
Walau, Shidou tak memiliki waktu untuk terjatuh di tempat
itu saat ini. Ia segera membetulkan postur tubuhnya dan berbalik kepada Nia.
“…………………..Eh?”
Lalu, Shidou pun terperangah selagi ia mengeluarkan suara
tercengang.
Disebelah sana, sejak entah kapan, sosok seorang gadis yang
tadinya tidak berada disana muncul. Mungkin, gadis itu tahu jika itu adalah
kesempatan baginya untuk terbang menuju mereka selagi mereka tengah sibuk.
Dia adalah seorang gadis berambut pirang yang rambutnya
setengah dikepang, dan sepasang mata berwarna biru yang warnanya terlihat
seperti langit. Gadis itu berkulit putih dan bersuara merdu.
Akan tetapi, tak ada ekspresi apapun di
wajahnya----------------Di tubuhnya, ia megenakan armor metal yang biasanya
dikenakan oleh para penyihir.
Ia tengah mengenakan wiring suit yang serupa dengan milik
Ellen, sebuah CR unit berwarna ungu
terang. Penampilannya yang elegan terlihat
seperti kesatria armor dari abad pertengahan. Tetapi, yang menarik perhatian
Shidou adalah peralatan yang digenggam oleh gadis tersebut.
Di tangannya, gadis itu menggenggam pedang laser bermata
dua.
Kemudian iapun mengarahkan salah satu ujung pedangnya ke
arah perut Nia, seperti seekor kupu-kupu yang tersalib ke atas tanah.
“Ni------------a? Nia!”
Selagi Shidou berteriak, muntahan darah keluar dari mulut
Nia.
“Kau! Apa yang telah kau lakukan kepada Nia!?
Menyingkirlaaaaaaaah!”
Berteriak, Shidou menggenggam gagang <Sandalphon> dan
menganyunkan ujung pedangnya kepada gadis di hadapannya.
Akan tetapi, sebelum ujung dari <Sandalphon> dapat
menyentuh gadis itu, gadis itu memperluar territory nya untuk menghentikan
serangan itu.
“Apa……………..!?”
Walaupun ia tidak mengeluarkan begitu banyak kekuatan untuk
melakukannya, territory miliknya sangatlah kuat. Keakuratannya setara dengan
milik Ellen.
Ketika gadis itu menajamkan pandangannya, ia memperluas
daerah territory dalam sekejap dan dengan mudahnya membuat tubuh Shidou
terpental.
“Guwah!”
“Shidou-------!”
Shidou, yang terjatuh dengan kecepatan tinggi, dapat
ditangkap oleh Origami tepat pada waktunya. Entah mengapa, ketika Nia menerima
serangan tersebut, <Beelzebub> berhenti bekerja.
“M-Maaf, Origami. Kau meny—“
Shidou menghentikan perkataannya saat itu juga. Origami,
yang tengah menahan tubuh Shidou, mendadak saja menjadi pucat pasi begitu
menatap gadis yang tadi telah menusuk Nia dengan pedangnya.
“Origami………………..?”
Origami menengadah menatap wajah gadis itu, lalu iapun
membuka mulutnya sedikit.
“Kenapa kau bisa ada disini? -----------Artemisia Ashcroft.”
Meskipun Origami sedang bertanya kepadanya, gadis yang
bersangkutan Artemisia malah tidak memperdulikannya sama sekali.
Ia menyalurkan kekuatannya kepada pedang laser di tangannya,
kemudian mengeluarkan ujung pedangnya dari tubuh Nia.
Tubuh Nia terpantul selagi darah mengalir keluar layaknya
air mancur dari tempat dimana Artemisia menarik pedangnya.
“Nia!”
Berteriak, Shidou berlari ke arahnya, akan tetapi, territory
telah mencegahnya mendekati Nia.
Selagi Artemisia perlahan mengangkat tangannya dan
menaruhnya tepat di atas dada Nia.
Kemudian, ia terlihat seperti membisikkan sesuatu, territory
yang tercipta disekelilinya pun mulai berubah----------Pada saat yang
bersamaan, tubuh Nia mulai mengeluarkan cahaya berwarna hitam.
“…………………., ………………….., ……………………”
Nia, yang sudah tak dapat mengeluarkan suara apapun lagi,
menggerakkan jari jemarinya perlahan.
Selanjutnya, sebuah kristal yang nampak seperti hasil
ciptaan kondensasi dari malam keluar dari dalam dada Nia. Seolah mengikutinya,
Astral Dress yang Nia kenakan mulai menghilang menjadi kabut.
“……………..!”
“Sephira!? Tapi……………….Warna itu—“
Di saat yang sama ketika Shidou terperanjat kaget, Origami
dan Kotori berkata dengan kagetnya.
Benar. Apa yang keluar dari dalam dada Nia adalah kristal
serupa yang pernah diberikan oleh <Phantom> kepada Kotori untuk
merubahnya menjadi roh dulu.
------------------Lalu,
“……………..!?”
Tiba-tiba, Shidou dapat merasakan sesuatu yang berbahaya dan
menglihkan pandangannya ke arah tertentu.
Itu semua mungkin dikarenakan oleh indra Shidou yang
dipertajam karena menggunakan kekuatan roh. Atau mungkin, itu semua karena
keberadaan orang itu terlalu berbahaya sampai-sampai Shidou tak dapat melewatkannya
begitu saja. Walaupun ia sendiri tak yakin apakah itu-------------Tapi di
sebelah sana terdapat sosok [Asing] yang terselip di antara mereka yang tadinya
tidak ada disini hingga beberapa saat lalu. Shidou mengetahui dan merasakan
keberadaan orang itu dengan jelas.
Tidak hanya Shidou saja, para roh yang berada di sana pun
juga mengarahkan pandangan mereka ke arah yang sama.
Sementara tengah ditatap oleh semua orang, pria itupun berjalan
dengan perlahan menuju Artemisia dan Nia.
Ia adalah seorang pria berambut ash-blonde dan mengenakan
setelan hitam. Shidou menatap pria itu dengan tatapan kaget.
“Isaac Westcott………………!”
Shidou memanggil nama tersebut dengan setengah berteriak.
Shidou menatapnya dengan mata terbelalak. Pria tersebut-----------Westcott
menggerakkan bibirnya.
“Sudah lama sekali semenjak terakhir kali kita bertemu
secara langsung, Itsuka Shidou. Aku senang karena kau sehat-sehat saja.”
Sementara Westcott berkata demikian, ia berhenti tepat di
depan Nia.
Kemudian ia menatap ke arah kristal hitam yang melayang di
atas Nia, ia pun tersenyum penasaran seolah tak pernah melihat hal seperti ini
sebelumnya.
“Luar biasa. Inilah kristal Sephira dari
inverse--------------Qlipha.”
Kemudian Westcott mengambilnya dengan senang, iapun menatap
Artemisia.
“Kerja bagus, Artemisia. Nampaknya menyembunyikanmu adalah
keputusan yang tepat. --------Itsuka Shidou dan orang-orang dari
<Ratatoskr>. Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepada kalian juga. Semua
berkat kalian akhirnya aku bisa satu langkah lebih maju ke arah impian
terbesarku.”
Mendeklarasikan kata-kata itu dengan keras, Westcott
perlahan merentangkan tangannya untuk meraih kristal itu.
“Kau……………….Apa yang—“
“Apa, katamu? Haha, apa kau pantas bertanya begitu? Kau,
yang memiliki kekuatan dari 8 orang roh didalam dirimu.”
“A-Apa………….?”
Shidou bertanya sambil mengernyitkan alisnya, Westcott pun
menggenggam Qlipha. ------------Kemudian, iapun menaruhnya kedalam dadanya
sendiri.
“Apa……………!?”
“Ku—Oooooooooh--------“
Dari Qlipha, cahaya hitam kelam mulai menebar disekitar
tempat itu. Disertai dengan dengungan yang mirip dengan suara listrik. Tempat
itu yang telah seutuhnya terlihat seperti malam hari dalam sekejap mengubah
pemandangan disekeliling.
Lalu--------------Beberapa saat kemudian.
[Malam] itu berkumpul dan msuk kedalam Westcott.
Disana, tak ada lagi Qlipha yang tersisa.
“Fu—“
Tetapi, Isaac Westcott terlihat tengah berdiri disana dengan
kekuatan roh menyelimuti seluruh tubuhnya. Bagian dada dari setelan jas nya
telah benar-benar terbakar.
Benar. Westcott terlihat seperti seorang roh.“Haha! Hahahahahahaha! Hahahahahahahahahahaha—!”
Westcott membungkukkan tubuhnya dan tertawa terbahak-bahak.
Begitu melihatnya, wajah Kotori memucat.
“Mustahil…………Barusan dia memasukkan Sephira kedalam dirinya
sendiri………….!?”
“Jangan konyol, hal semacam itu…………”
Sebelum ia dapat menyelesaikan perkataannya, Shidou
tersedak. -----------Kata-kata yang dikatakan oleh Westcott barusan tergiang di
dalam benaknya.
“Kekuatan roh……………..?”
Shidou bertanya dengan terperangah, Westcott menatap mereka
dengan tatapan puas.
“Benar sekali.”
Kemudian iapun mengangkat tangannya ke udara dan memanggil
namanya.
“--------------[Kitab Dari Bencana] <Beelzebub>.”
Itulah nama dari Demon King.
“Apa—“
Shidou berbicara dengan panik, di saat yang sama, sebuah
buku muncul di tangan Westcott dari udara.
Di saat yang sama, Westcott terbelalak karena terkejut.
“Hou…………..? Luar biasa, bukan begitu? Meskipun ini adalah
pertamakalinya aku meggunakan
Demon King, aku mengetahui kekuatan dan
kemampuannya dalam sekejap saja. Kurasa memang seperti ini ya?”
Westcott mengangkat tangannya seolah tengah memimpin
orkestra.
Seolah mengikutinya, halaman <Beelzebub> beterbangan
seperti dengan Nia tadi, dari semua halaman tersebut, beberapa monster hitam
muncul.
“Apa……………..!?”
Shidou berkata dengan kaget. Walaupun Westcott telah
menghisap kekuatan roh, sama seperti Shidou, sangatlah tak terduga jika ia
dapat menggunakan Demon King hanya dalam waktu sesaat.
“Begitu ya……………Jadi semua yang tertulis di sini akan menjadi
kenyataan? Hahaha, memang sebanding dengan reputasinya sebagai Demon King.
Kekuatan untuk melawan semua logika dan kenyataan di dunia ini. Tidakkah kau
pikir itu menakjubkan?”
“Kuh…………..”
Shidou menggemeretakkan giginya selagi menatap Westcott.
Lalu, dibelakang Westcott, Ellen yang tadi tengah bertarung
dengan Tohka dan yang lainnya, terbang kebawah dan berdiri tepat disampingnya.
“Ike.”
“Ya, Ellen. Kerjamu juga bagus. --------Lihatlah. Inilah
cahaya dari jalan kita, pancaran kehebatan dari
Demon King.”
“-----------Itu memang luar biasa. Tapi, masih belum cukup.”
“Aah. Memang belum. Hanya satu saja tidaklah cukup. Untuk
mewujudkan impian terbesar kita.”
Westcott melontarkan tatapan tajam kepada Origami dan yang
lainnya.
Disaat yang sama, Tohka dan yang lainnya berlari menuju
Shidou dengan napas tersengal. Entah bagaimana sama seperti Ellen, merekapun
merasakan sesuatu yang berbahaya dan kembali kepada Shidou.
“Shido! Apa aku baik-baik saja?”
"Aah………….Tapi, Nia………………!”
Situasinya telah semakin memburuk. Dengan sang penyihir
terhebat didunia Ellen sebagai rekannya, beserta dengan Artemisia yang
kekuatannya setara dengan Ellen. Lalu------------Sang Demon King
<Beelzebub> yang berada di tangan Westott, dilengkapi dengan pasukan
monster hitam. Walaupun terdapat beberapa roh yang bersama Shidou, musuh mereka
terlampau kuat.
Tidak, sebelum itu, memberikan Nia pertolongan pertama jauh
lebih penting, mereka tidak punya waktu untuk bertarung melawan Westcott dan
yang lainnya. Apa yang harus mereka lakukan-----------?
Kemudian, Shidou berkeringat dingin sambil berpikir. Tapi
Westcott malah bertingkah santai.
“------------Tapi, sekarang aku sudah mencapai tujuan
utamaku untuk mendapatkan Demon King.
Tidakkah kaupikir jika ini sudah cukup
untuk hari ini?”
“………………!?”
Shidou mengernyitkan alisnya begitu mendengar perkataan
Westcott. Shidou menguatkan genggamannya pada gagang <Sandalphon>. Ia tak
dapat menebak apa yang sebenarnya Westcott incar. Ada kemungkinan jika Westcott
sengaja berkata demikian untuk membuat Shidou dan yang lainnya lengah kemudian
langsung memerintahkan Ellen dan Artemisia untuk menyerang mereka.
Akan tetapi, Ellen memiringkan kepalanya begitu mendengar
pernyataan tersebut.
“Apa itu tidak masalah?”
“Aah, lagipula, tubuhku tidak bisa bertahan kalau harus
memasukkan banyak Demon King di saat yang bersamaan. Selain itu………”
Setelah berkata demikian, Westcott menunjukkan senyumannya
yang jahat.
“Bukankah akan lebih baik untuk menyimpan hal yang
menyenangkan untuk dinikmati nanti?”
“…………………..Cih.”
Pada saat itu, Shidou dapat merasakan jika para roh
terperanjat di saat yang sama.
Kebencian yang ia rasakan semenjak pertama kali mereka
berhadapan dengan Westcott semakin mendalam.
Pria ini tak dapat dideskripsikan sebagai kejam ataupun
brutal. Ia hanya dapat dijelaskan sebagai ------ [Abnormal].
Benar. Shidou dapat merasakan rasa takut yang tidak jelas
terhadap pria ini. Rasa takut itu, daripada rasa takut karena tengah berhadapan
dengan seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa, lebih tepat dikatakan jika
itu adalah rasa takut karena tengah berhadapan dengan sesuatu yang [Tak
Dikenal] yang telah melewati batas akal sehat manusia.
“------------------Dimengerti. Kalau begitu—“
“Aah. Ayo pergi.”
Setelah Westcott berkata demikian, Ellen dan Artemisia
mengangguk sedikit sebelum menghentak ke tanah.
Setelah memperingatkan para roh, mereka mempersempit area
territory mereka, lalu ketiganya menghilang ke atas langit.
“Mari kita berjumpa lagi. Itsuka Shidou dan para roh.
Silahkan nikmati hari-hari kalian yang penuh
dengan ketenangan walau kalian
hanya punya sedikit waktu yang tersisa.”
Apa……………..Tunggu! Kemana kalian pergi—“
“Shidou!”
Kotori menarik pakaian Shidou, yang mencoba mengejar
Westcott dan yang lainnya. Sementara Shidou tengah tertahan oleh itu, Westcott
dan yang lainnya menghilang ke langit.
“Walau aku mengerti perasaanmu, tapi tolong tenanglah! Kita
tidak bisa melakukan apapun untuk mengejar mereka! Selain itu—“
Kotori menatap Nia yang tak sadarkan diri di atas tanah. Shidou
terkejut.
“Nia!”
Mendarat di atas tanah, merekapun berlari menuju Nia, yang
tenggelam di tengah lautan darah.
Semua luka disekujur tubuhnya terlihat mengerikan,
khususnya, luka yang dibuat oleh pedang Artemisia setelah ditancapkan ke perut
Nia. Ia sulit bernapas, nampak jelas jika ia sudah tak dapat bertahan lebih
lama lagi.
“Sial………….! Kotori! Realizer-nya!?”
“Sudah kupersiapkan! Tapi, karena <Fraxinus> tidak
bisa beroperasi, kita tidak bisa menggunakan teleportasi! Aku sudah menyiapkan
mobil, jadi tunggulah! Tapi……………<Ratatoskr> belum pernah mengobati
seorang roh yang telah kehilangan Sephira-nya! Aku tidak tahu apa yang akan—“
“Kuh—“
Shidou kesal. Tetapi suara Origami data terdengar dari arah
samping.
“Ngomong-ngomong, akan berbahaya jika ini terus berlanjut.
Pertama, kita harus menhentikan pendarahannya.”
“K-Kau benar. Tapi bagaimana………………”
“Kalau soal pendarahan hebat yang ada di perutnya, akan
sulit ditangani tanpa peralatan yang tepat. Umumnya pada saat pertolongan
pertama, kita tidak punya pilihan lain selain membalut lukanya dengan potongan
kain. Tapi, aku rasa cara seperti itu tidak akan efektif.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan…………….?”
“Tenanglah. ----------Natsumi.”
“Eh!?”
Natsumi mengeluarkan suara kaget begitu mendengar namanya
mendadak disebut.
“Ah, a-aku mengerti ……………!”
Akan tetapi, Natsumi langsung memahami maksud dari Origami
dengan segera. Natsumi berlari kesamping Nia.
“<Haniel>…………..!”
Setelah Natsumi berkata demikian, sebuah Angel berbentuk
sapu muncul. Kemudian, kaca yang tersembunyi di bagian ujung sapu itu muali
bersinar, semua luka mengerikan diseluruh tubuh Nia pun menghilang.
Itu tidak seperti semua luka Nia telah disembuhkan.
Menggunakan kekuatan <Haniel>, Natsumi mengubah tubuh Nia yang dipenuhi
luka dengan tubuh yang bersih dari luka.
“Dengan begini…………..Kurasa sudah lebih baik. Tapi, aku tidak
bisa mengembalikan jumlah darah yang telah hilang, dan aku tidak bisa
menyembuhkan luka yang ada di dalam tubuhnya. Kalau kita tidak segera
memberikannya pertolongan medis………….”
Ketika Natsumi berkata demikian, keadaan Nia makin memburuk.
Meskipun semua luka telah menghilang, wajahnya berubah pucat pasi, napasnya pun
mulai melemah.
“Sial…………….Nia! Bisakah kau mendengar suaraku? Mobilnya
sudah hampir sampai!”
Menggenggam tangan Nia, Shidou berkata dengan nada seperti
sedang berdoa.
Akan tetapi, teriakannya sia-sia belaka, tangan Nia menjadi
semakin dingin. Shidou merasa kesal, tidak sabar dan tidak berdaya. Ia memukul
tanah karena rasa frustasinya.
Kemudian—
“……………..! Tunggu, Shido.”
Seolah menyadari sesuatu, Tohka menatap Nia dengan tatapan
tajam, seolah tengah mencoba untuk memastikan seuatu.
“Sudah kuduga………….Shido, walau lemah, Nia masih memiliki
sedikit kekuatan yang tersisa!”
“Apa katamu!?”
Mata Shidou terbelalak, Kotori terperangah seolah menyadari
sesuatu juga.
“Jadi begitu…………….Sebelum Nia ditusuk oleh gadis yang turun
dari atas langit itu, Shidou telah berhasil mengembalikan sebagian kesadaran
milik Nia, walaupun hanya sedikit saja…………..! Pada saat itu, wuud inverse tidak
lagi sempurna!”
“A-Apa maksudmu?”
“Ada kemungkinan jika Sephira yang Westcott ambil tadi
tidaklah dalam bentuk sempurna! Mungkin di dalam tubuh Nia, masih ada sebagian
kecil Sephira yang tertinggal……………!”
“……………….!”
Ketika Kotori berkata demikian, Shidou terperangah.
Pada awal bulan, pembicaraan mengenai dirinya yang lepas
kendali terngiang di dalam benaknya.
“Kotori------------Kau pernah mengatakan kalau ada jarak
dari sirkulasi kekuatan di dalam sebuah rute yang menghubungkan aku dengan para
roh……………Bukan begitu?”
“Ya, itu………….”
Kemudian, Kotori menyadari apa yang dipikirkan oleh Shidou.
“Shidou, jangan bilang—“
“Aah---------Ini hanya perkiraan saja, tapi aku akan
menyegel Nia…………!”
Benar. Terdapat jalur kekuatan yang tercipta di antara
Shidou dengan para roh yang tersegel. Kalau begitu, jika Shidou menghubungkan
rutenya kepada Nia, Shidou pikir jika ia mungkin dapat men-supply Nia dengan
kekuatan diantara dia dengan para roh lainnya.
Tentu saja, Shidou tak tahu apakah tingkat kepuasan Nia
terhadapnya telah mencapai batas dimana ia dapat menyegel Nia atau tidak.
Akan tetapi, sama seperti yang Kotori katakan barusan, tidak
ada pilihan lain selain mempercayainya. ------Bahwa perasaan Shidou dan yang
lainnya akan dapat mencapai Nia.
“--------Nia. Tolong, terimalah…………….aku. Aku tidak perduli
kalaupun kau mengambil semua kekuatanku! Makanya—!”
Shidou berkata demikian seolah tengah memohon kepadanya.
Dengan semua orang yang menonton, ia mendekatkan bibirnya kepada bibirnya Nia
dengan perlahan, kemudian bibir merekapun saling bersentuhan.
Pada saat itu, Shidou sempat terkejut dengan bibirnya Nia
yang terasa dingin.
Tetapi dengan segera, Shidou merasakan sensasi familiar akan
sesuatu yang hangat mengalir kedalam tubuhnya, walau hanya sedikit.
“……………!”
Tidak salah lagi, itu adalah sensasi yang ia rasakan ketika
menyegel kekuatan seorang roh. Ketika bibir mereka terpisah, Shidou memanggil
nama Nia dengan setengah berteriak.
“Nia! Nia!”
“Bangunlah, Nia!”
“Nia………………san!”
Para roh ikut berteriak seolah mengikuti Shidou.
Segera, Nia mulai menggerakkan tangannya.
Kemudian, iapun mengeluarkan suara serak.
“……………………., Semuanya……………Tidak perlu berteriak, aku…………Bisa
mendengar…………..Kalian …………..Semua……………”
“------------! Nia!”
Selagi Shidou berteriak, Nia menutup matanya sekali lagi, kemudian
menggerakkan bibirnya sedikit.
Walaupun suaranya tak dapat terdengar-------------Tapi dari
gerakan bibirnya, terlihat jika ia mengeja lima huruf: [T] [H] [A] [N] [K].
0 comments:
Post a Comment