Di dalam ruang tunggu di fasilitas bawah tanah
<Ratatoskr>, para roh tengah berjejer.
Alasannya hanya satu. Semua orang tengah menunggu pengobatan
medis Nia selesai.
Nia kembali kehilangan kesadarannya segera setelah dibawa ke
fasilitas ini. Di dalam ruang gawat darurat, saat ini Nia tengah menjalani
pengobatan menggunakan Realizer medis. Karena pengobatannya akan memakan waktu,
semuanya telah diminta agar pulang ke rumah masing-masing, tetapi…………….Mereka
tetap mengkhawatirkan Nia bagaimanapun juga. Semua yang tinggal di mansion roh
dan mereka yang tinggal di rumah masing-masing akhirnya mengatakan jika mereka
tidak akan pulang sebelum mendengar kabar Nia.
Walau, semuanya masih belum sempat tidur sejak awal
kejadian. Diikuti dengan pertarungan dengan DEM, tubuh mereka benar-benar telah
merasa kelelahan karena pertarungan yang sengit.
Meskipun semuanya telah berjuang keras untuk tetap terjaga,
nampaknya mata mereka mulai semakin memberat.
“Mu………………..”
Tohka menggosokkan matanya yang mengantuk. Shidou berkata
“Ahaha” dan menyeringai.
“Apa kau baik-baik saja? Kalau kau mengantuk, pergilah ke
ruang istirahat.”
“Mu………………Tidak, aku baik-baik saja. Aku sudah memutuskan
untuk tetap terjaga sampai Nia sadar.”
“Ng………………..Begitukah? Kalau begitu, ayo bergadang sedikit
lagi.”
Kemudian, pintupun terbuka selagi Shidou berkata demikian.
Kotori memasuki ruangan dengan menguap lebar.
“Fuaa………………Eh, semuanya. Kalian masih terjaga?”
“Bukankah kau juga? Barusan kau menguap seolah sangat
mengantuk. Jangan terlalu memaksakan diri, OK?”
“B-Berisik!”
Kotori melipat tangannya sembari mengalihkan pandangannya.
“Jangan marah begitu…………..Yang lebih penting lagi, bagaimana
kondisi Nia?”
Ketika Shidou bertanya demikian, Kotori menghela napas
melalui hidungnya dan berbalik kepada Shidou dan yang lainnya.
“--------------Intinya, dia telah selamat dari keadaan
kritis. Pertolongan pertama dari <Haniel> dan sirkulasi kekuatan roh yang
tercipta dengan menghubungkan rute telah sangat banyak membantu. Mungkin
keadaannya tidak akan memburuk. Karena pengobatan menggunakan realizer medis
telah selesai, kurasa bukanlah hal yang aneh jika sekarang ia terbangun.”
“Ooh, benarkah?”
“Ya. Itulah sebabnya—“
Lalu, sebelum Kotori dapat menyelesaikan kalimatnya, suara
*Pipipi* berdering dari hp di dalam kantung Kotori.
“----------Kebetulan sekali.”
Setelah mengkonfirmasi apa yang tertulis di atas layar hp,
ia menunjuk ke arah pintu sambil berkata demikian.
“Kelihatannya Nia sudah sadar. Kalian semua ingin
melihatnya, kan?”
“……………….!”
Begitu mendengar perkataan Kotori, para roh yang hingga tadi
masih mengantuk sekarang langsung membuka mata mereka dengan seketika.
Kotori tersenyum begitu melihat hal itu dan menyarankan
semuanya agar mengunjungi Nia.
“Sebelah sini. Ikuti aku.”
Shidou dan yang lainnya mengikuti Kotori untuk meninggalkan
ruang tunggu. Mereka berjalan melewati lorong dan tiba di ruang ICU. Setelah
mendapat instruksi dari Kotori, mereka memasuki ruangan.
Di dalam ruangan, terdapat tempat yang luas. Berbagai mesin
berjejer di atas lantai berwarna putih dengan banyak kabel menyembul keluar
dari dinding. Saat ini Nia tengah berada di dalam kapsul medis di tengah
ruangan tersebut. Tutup dari kapsul itu telah terbuka. Disana, Reine melepaskan
masker oksigen Nia.
Nia membuka matanya perlahan, kemudian menatap semua orang.
“………………..Ah…………….Semuanya.”
“Nia!”
Shidou memanggil namanya, kemudian berlari menghampiri
tempat ia sedang duduk. Para roh juga berlari menuju Nia seolah mengikuti
Shidou. Mereka semua mengerumuni Nia.
“Apa kau………………Baik-baik saja?”
“Kaka, bukankah kau terlihat lumayan sehat?”
“Persetujuan. Aku senang kau baik-baik saja.”
Para roh berbicara kepadanya, Nia perlahan menatap semuanya
dan menggerakkan bibirnya.
“Ehehe……………..Entah mengapa, sejak kapan aku jadi populer
begini……………..? Aku akan memberikan kalian tanda tanganku sebagai hadiah~”
Nia berkata demikian dengan nada bergurau, setelah menghela
napas sedikit, iapun berbalik kepada Shidou.
“………..Maaf, bocah. Aku tertangkap oleh DEM—“
“……………….”
Shidou menggenggam tangan Nia dengan erat seolah untuk
menghentikan perkataannya.
“Bocah………………..”
“Tidak apa. Untuk sekarang…………..Terimakasih—Karena telah
bertahan hidup.”
Shidou mengatakan itu dengan mata berlinang, Nia menundukkan
wajahnya sebentar sebelum akhirnya tertawa dengan canggung.
“Ahaha……………Aku menyerah, terimakasih. Aku tidak pandai
menangani atmosfir seperti ini kau tahu?”
Lalu, setelah mengatakan itu, Nia menguap dengan lebar.
“Eh, ini aneh. Kupikir dari tadi aku sudah banyak tidur.”
“Haha……………Itu tidak aneh. Lagipula sudah selarut ini…………..”
Setelah Shidou mengatakan itu, ia melihat jam di dalam
ruangan itu—Kemudian, ia berkata “Ah”.
Selagi ia memikirkan sesuatu di dalam benaknya, ia menatap
kepada Reine.
“Uhm, maaf. Bisakah aku membawa Nia keluar sebentar?”
“………………..Ng? Yaah, memang benar kalau kondisinya telah
stabil, jadi aku tidak keberatan kalau
hanya sebentar saja, tapi……………….Kemana
kau akan membawanya?”
“Itu………………Sesuatu yang patut untuk ditunggu-tunggu.”
Shidou berkata demikian sambil mengacungkan salah satu
jarinya. Lalu, Nia dan para roh lainnya mulai memiringkan kepalanya dengan
penasaran.
Beberapa menit kemudian, Shidou dan yang lainnya pergi ke
atas atap dari bangunan yang sama dimana pintu masuk menuju fasilitas bawah
tanah <Ratatoskr> berada.
Keadaan sekeliling masih gelap gulita, dan cuacanya sangat
dingin sehingga terasa seolah salju bisa turun kapanpun juga. Semua orang
membalut tubuh mereka dengan jaket, sepasang kaos tangan dan muffler untuk
melindungi diri dari hawa dingin.
“Hiya~, sudah kuduga, di luar sini memang dingin~! Hey,
Yoshino-san. Rasanya dingin sekali bukan? Apakah kau ingin agar aku
meghangatkan tubuhmu?”
“T-Tidak, uhm…………..”
Miku, yang melompat keluar duluan dari barisan, bertanya.
Yoshino menyeringai seolah merasa terganggu dengan itu. Natsumi memegangi baju
Yoshino seolah mencoba melindunginya.
“Apa kau kedinginan, Nia?”
“Ng~, tak apa.”
Shidou bertanya kepada Nia sambil mendorong kursi rodanya.
Walaupun mereka telah diberi ijin agar bisa pergi keluar, Nia masih belum dapat
berjalan, jadi mereka memutuskan untuk membawanya keluar menggunakan kursi
roda.
“Lalu………………Kenapa kita datang kesini?”
“Aah. Kupikir waktunya sudah hampir tiba…………”
Ketika Shidou mengatakan itu, langitnya mulai berubah.
Cahaya matahari mulai bersinar melalui celah diantara
bebangunan. Langit hitam kelam mulai berubah warnanya.
“Ooh……………!?”
“Itu……………..Luar biasa!”
Para roh berkata dengan takjub. Nia juga menunjukkan
ekspresi terkejut. Ia menatap ke arah cahaya matahari yang perlahan meninggi
dan menengadah ke arah Shidou.
“Bocah, ini—“
“Aah, kupikir sudah hampir waktunya bagi matahari untuk
terbit. Walau aku sempat melupakannya karena terlalu sibuk dengan persiapan
untuk Comico. Bukankah hari ini adalah 1 Januari? Ini adalah matarhari terbit
pertama pada awal tahun baru.—Nia, ini sempurna untuk awamu yang baru.”
“…………………..Haha, sok sekali~”
Nia berkata demikian sambil tertawa, ia menengadah selagi
menatap cahaya matahari sebentar.
Beberapa saat setelahnya, sedikit, Nia berkata dengan suara
kecil.
“…………Bocah.”
“Ng………………?”
“Sungguh…………….Terimakasih atas segalanya.”
“Tidak usah dipikirkan. Itu semua karena aku mendapat
bantuan dari semua orang.”
“………………Kalau tubuhnya sudah benar-benar sembuh total,
kupikir aku akan pergi menemui Takajou-sensei sekali lagi.”
“Aah. Bukankah itu bagus? Dia adalah orang yang baik.
Mungkin…………”
“Mungkin?”
Begitu mendengar Shidou bertaka begitu, Nia kembali tertawa.
“……………..Bagaimana mengatakannya ya, walau rasanya
menyebalkan karena kekuatanku telah dicuri oleh DEM, anehnya aku merasa damai.
Meskipun sudah hampir 30 tahun semenjak <Raziel> menemani
diriku…………..Tidak-tidak, aku pasti tidak pantas untuk kekuatan itu.”
“30 tahu—Kau telah menjadi seorang roh selama itu?”
Yang merespon perkataan Nia bukanlah Shidou, malahan, itu
adalah Origami.
“Um. Sebenarnya, secara akurat baru 27 tahun, walau sudah
hampir 28 tahun…………….Tapi, kalau kau membulatkannya maka hasilnya sama saja,
kan? Bagaimana menurutmu? Aku terlihat lebih muda dari itu, kan?”
Nia menyentuh kedua pipinya sambil bergurau. Di saat yang
sama, Kotori menatap Nia.
“Mungkin kekuatan roh telah mencegah seluruh sel yang ada di
dalam tubuhmu dari menua. Karena kekuatanmu telah tersegel, kau akan kembali
menua mulai dari saat ini. Jadi persiapkanlah dirimu.”
“Uwah—Jadi begitu ya. Ah~, akan kukoreksi perkataanku
barusan. Terimakasih banyak atas segalanya hingga saat ini <Raziel>.”
Ketika Nia berkata begitu, Kotori tertawa seolah
menikmatinya.
Lalu Nia berbalik kepada semua orang seolah baru saja
mengingat sesuatu.
“………………..kalau dipikir-pikir, sejak kapan semuanya menjadi
roh?”
“Aah…………….Aku jadi roh sejak lima tahun yang lalu, sekitar
satu tahun yang lalu untuk Miku, kurasa? Origami baru belakangan ini. Kemudian,
sisanya adalah roh asli.”
“Eh……………..?”
Merespon Kotori, Nia nampak kebingungan.
Kemudian, Nia memiringkan kepalanya dengan bingung selagi
melanjutkan perkataannya.
“Roh asli……………..? Tapi, bukankah para roh itu dulunya
manusia?”
Mendengar hal itu,
“Eh…………..?”
Semua orang yang berada di atas atap langsung terbelalak.
0 comments:
Post a Comment