Epilog: Apa Kau Sudah Tahu Itu Nia!? (Bagian 01)

“………………Hou?”

Di dalam DEM Industry---------------Kantor Cabang Jepang.

Berada di tengah mood yang bagus, Isaac Westcott menatap buku yang berada di depan matanya, sementara ia duduk di atas sebuah kursi.

Mengapung di udara, terdapat sebuah buku besar. Penampilannya yang nampak menakjubkan memiliki kesan teror misterius yang dapat terasa hanya dengan melihatnya saja.

“------Begitu ya, ini menarik sekali. Semua informasi yang ingin kuketahui akan langsung mengalir kedalam pikiranku. Jadi inilah sang Demon King <Beelzebub>? Kelihatannya aku telah sukses. Berkat itu, aku baru saja menemukan sesuatu yang menarik.”

Setelah berkata demikian, Westcott tertawa. Kemudian gadis yang mengenakan setelah yang berdiri di hadapannya-----Ellen, memiringkan kepalanya.

“Sesuatu yang sangat menarik, begitukah?”

“Aah. Mendekatlah.”

“Apa………….”

Ellen berjalan menghampiri Westcott dengan memasang wajah penasaran.
Westcott berdiri dari atas kursinya dan menaruh tangannya di atas bahu Ellen. Setelah itu—

“………….! Ini………….”

Mata Ellen terbelalak.

Informasi yang Westcott dapatkan dari <Beelzebub> telah di transfer kepada Ellen melalui kontak fisik. Dengan begini, Ellen melihat beberapa bayangan yang langsung mengalir kedalam pikirannya.

“……………..Merubah sejarah? Apakah itu artinya dunia yang sekarang ini sudah pernah dirubah sebelumnya?”

Lalu, Ellen bertanya untuk memastikan.

Benar. ----------Itulah yang tertulis di <Beelzebub>.

Mengubah sejarah merupakan tindakan terlarang yang menentang kehendak Dewa. ----------Sebuah pipa impian yang tidak akan pernah menjadi baik.

Akan tetapi, itu bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi, baik Westcott dan Ellen telah mengetahui hal itu juga.

“Aah. Itsuka Shidou meminta bantuan <Nightmare>. Mereka mengarungi arus waktu sepertinya untuk merubah masa lalu daro Tobiichi Origami…………..Fu, dia telah melakukan tindakan yang berani.”

“Siapa sangka, hal seperti itu—“

Kemudian mendadak, sebelum Ellen dapat menyelesaikan kalimatnya, ia menahan dadanya dengan kesakitan.

“Uguh…………..!?”

Beberapa saat setelahnya, darah mengalir keluar dari blouse berwarna putih yang tengah ia kenakan. Ellen mengertukan dahinya sembari menatap darah di tangannya.

“Ini……………..”

“Nampaknya, karena kau telah mengetahui mengenai ingatan tentang mengubah sejarah dunia, luka yang dulu kau terima menjadi muncul kembali.”

Westcott berkata demikian sambil mengangkat ujung dari bibirnya. Walaupun hal seperti itu tidak akan terjadi kepada manusia normal-----Tapi bagi para penyihir yang menggunakan Realizer, mereka mampu untuk merubah imajinasi di dalam pikiran mereka menjadi kenyataan. Untuk Ellen yang merupakan penyihir terkuat, ia akan merubah setiap bayangan kuat yang ada di dalam pikirannya menjadi kenyataan secara otomatis.

“……………..Aku paham. Jadi aku menerima luka seperti ini dari dia di dunia yang 
sebelumnya………….Walaupun ada gangguan dari <Ratatoskr> yang patut di pertimbangkan, ini tetaplah hal yang tidak menyenangkan.”

Setelah berkata demikian, Ellen mengernyitkan alisnya dengan kesal.
Walau begitu, reaksi seperti itu adalah hal yang wajar saja. Sampai bisa membuat Ellen menerima luka separah itu, di dalam ingatan Westcott, hanya ada satu orang selain Origami.

“………………….Fu.”

Ellen mengernyitkan alisnya sedikit. Lalu, Ellen memperluas territory disekitar tubuhnya untuk menghentikan pendarahan dan menghilangkan rasa sakit. Ellen mengembalikan eskpresi wajah dan postur tubuhnya ke semula.

“Tapi----------------Aku paham. <Beelzebub>, kekuatannya memang sepadan dengan reputasinya sebagai Demon King.”

“Itu benar. Tetapi…………”

Westcott menggetarkan bahunya sedikit begitu mendengar perkataan Ellen.
“Kelihatannya, Demon King ini masih belum dalam bentuk sempurna saat ini.”

“----------------Itu tidak sempurna?”

“Aah, nampaknya sebelum kita dapat selesai dengan <Sister>, sepertinya Itsuka Shidou dapat mengembalikan sebagian kesadaran <Sister>. Kelihatannya ia juga akan segera dapat menggunakan kekuatan Angel itu juga.”

“…………………..Aku mohon maaf. Seharusnya aku bisa menyelesaikannya sendiri.”

Ellen mengatakan itu dengan wajah kesal. Akan tetapi, Westcott malah meregangkan bahunya beberapa kali sebagi respon.

“Tidak perlu menyesalinya seperti itu. Lagipula aku merasa puas dengan pencapaian hari ini. Walau masih belum sempurna, pastinya kita telah mengambil satu langkah lebih maju menuju impian terbesar kita. Mengenai setengah bagian lagi yang kita lewatkan, kita masih bisa mengambinya lagi nanti kan? Aku mengandalkanmu, Ellen.”

“-------------Baik.”

Ellen membetulkan posisinya dan mengangguk.
Kemudian, Westcott menatap gadis yang sedang berdiri di dekat pintu kantor.

“Tentu saja, kau juga. --------Artemisia.”

“………………….Baik.”


Artemisia Bell Ashcroft menjawab dengan suara tenang.

0 comments:

Post a Comment