Bab 03: Baiklah, Kalau Begitu 2D Adalah Apa Yang Kau Butuhkan (Bagian 06)

“………………Haa.”

Nia menghela napas selagi ia berbaring di atas kasurnya.

Di pinggir kasur, terdapat segunung komik dan Light Novel yang tertumpuk di atas rak. Akan tetapi saat ini ia tidak merasa ingin membaca semua itu. Ia juga tidak sedang mengerjakan ide komik selanjutnya. Ia hanya sibuk menatap langit-langit.

Ia tengah memikirkan sebab dari masalahnya saat ini. ----------Karena informasi yang dulu ia dapatkan dari <Raziel> dan telepon langsung yang ia lakukan dengan Shidou, Kotori dan yang lainnya.

Apapun mereka, mereka ingin membuat komik dengan Shidou sebagai tokoh utamanya supaya Nia mau membacanya dan membuatnya jatuh cinta kepada Shidou sendiri.

“………………Mereka terlalu meremehkanku.”

Nia menggembungkan pipinya karena merasa tersinggung.
Benar. Nia memang menyukai komik dan anime. Dan pernyataannya mengenai ia yang tak pernah jatuh cinta pada siapapun kecuali 2D juga bukan kebohongan belaka.

Tetapi itu bukan berarti jika ia akan mencintai siapapun selama mereka adalah 2D.
Topik itu juga sudah menjadi kesalahpahaman yang umum diantara para Otaku. Membuat stage anime terkenal di tempat tertentu yang menyenangkan untuk dikunjungi, taktik untuk meningkatkan jumlah turis untuk mengembangkan pemerintah daerah sebuah kota, dengan pikiran bahwa Otaku menyukai hal-hal semacam ini, bukan begitu? Selama ada karakter moe yang manis tersedia, rata-rata semuanya akan berjalan lancar. ---------Pada dasarnya, yang diskukai para Otaku adalah [Anime yang Menarik]. 
Itu bukan berarti mereka akan menyukai semuanya selama semua itu adalah anime. Latar belakang juga hal penting bagi karakter moe.

Kasus kali ini juga sama. Walaupun Nia memiliki Tokiya sebagai salah satu karakter waifu-nya (Meskipun ia adalah lelaki, ia tetap disebut waifu). Pada akhirnya, semua karakter itu memiliki kepribadian luar biasa yang membuat Nia memiliki perasaan yang kuat terhadap mereka semua. Itu tidak seperti ia bisa merasa *Dag-Dig-Dug* pada setiap karakter komik.

Selain itu, meskipun mereka menggambar sebuah komik berdasarkan manusia sungguhan sebagai modelnya, itu bukan berarti Nia bisa membuka hatinya begitu saja.

“……………………”

Nia terdiam, iapun mengusapkan tangan kirinya dengan lembut ke atas.
Mengikuti aksi tersebut, sebuah buku muncul di udara.
<Raziel>, sebuah Angel yang mengetahui segalanya yang terjadi di dunia dan merupakan Angel terbaik sekaligus terburuk milik Nia.

“……………………”

Nia menatap ke arah sampul depan <Raziel> tanpa membukanya, kemudian iapun mengingat kembali ingatan lama dari masa lalunya yang masih belum begitu lama.
Walaupun Nia memiliki Angel serba tahu yang dapat mengetahui semua yang ada di dunia ini, tetapi ia tidaklah memiliki hasrat atau ambisi tertentu, ia juga tidak pernah memikirkan untuk menyalahgunakan kekuatan ini untuk melakukan sesuatu hal yang buruk. Ia tidak keberatan untuk menjalani hidup normal yang damai.

Sebenarnya, dengan bantuan dari kepribadiannya yang membuatnya bisa berbicara dengan siapapun, Nia merasa bahwa sangatlah mudah untuk berinteraksi di tengah masyarakat…………..Walau, menggunakan kekuatan <Raziel> merupakan bantuan utamanya.
Akan tetapi, pada suatu waktu, rasa penasaran hinggap di benak Nia.

“--------------Bagaimana aku terlahir, ya?”

Jika dipikirkan lagi, itulah awal dari semua kesalahannya.
Dulu, jika ia bisa menahan rasa penasarannya dan tidak membuka <Raziel>, maka saat ini Nia mungkin akan menjadi roh yang jauh lebih rasional lagi.
Akan tetapi, Nia telah memahaminya. Alasan mengapa ia menjadi dirinya yang sekarang ini.
………….Dan dirinya dari masa lalu.

Ketika ia mengerti semua itu……….Tidak, mungkin lebih akurat jika mengatakan setiap kali Nia mengingat semua itu, pada saat itu juga, ia merasa seolah ia ingin memuntahkan semua isi perutnya keluar.

Terlebih lagi, di dalam pikiran Nia, ia terus menciptakan perasaan tidak percaya terhadap manusia layaknya racun.

Dan yang terburuk, di tangan Nia saat ini terdapat sebuah Angel yang dapat mengetahui segalanya yang ada di dunia ini.

Nia mulai melakukan beberapa investigasi mengenai semua orang yang tinggal di sekitarnya di dalam masyarakat. Mulai dari teman-temannya, kenalannya, bahkan sampai kepada penjaga dari toko yang sering ia datangi.
--------------Lalu, Nia pun berakhir seorang diri.

Semakin banyak ia melakukan investigasi, semakin banyak ia tahu, dan semakin banyak pula ia tidak bisa tahan terhadap mahluk hidup bernama manusia.

Entah mengapa walaupun mereka memiliki wajah yang nampak ramah, selalu saja ada sisi buruk 
sebenarnya yang mereka sembunyikan. Tidak perduli seberapa banyak cinta yang ada, akan selalu ada lubang hitam kelam menganga di dalam hati mereka. Kemudian, Nia pun menjadi merasa jijik terhadap mahluk hidup bernama manusia.

Walaupun di tengah masyarakat, mustahil baginya untuk terus hidup tanpa berinteraksi dengan siapapun.

Itulah sebabnya ia memakai topeng dengan sangat ahli.
Ia mencoba sebaik mungkin untuk tidak menggunakan <Raziel> pada orang yang baru saja ia temui, dan berinteraksi dengan orang-orang seolah mereka semua adalah karakter NPC dari game.
Tetapi di dalam lubuk hatinya, terdapat satu mahluk yang Nia dapat membuka hatinya kepadanya.
Mereka adalah mahluk yang tinggal di dalam dunia yang berbeda dari dunia Nia, semua yang tinggal di dunia 2D.

Semua karakter komik dan anime itu tidak memiliki kepribadian tersembunyi lainnya selain daripada yang Nia ketahui tentang mereka. Mereka tidak akan pernah mengkhianati Nia.
Kemudian, Nia menenggelamkan dirinya ke dalam dunia itu. Sampai pada akhirnya iapun memutuskan untuk memilih pekerjaan di mana ia sendiri bisa membuat dunia yang seperti itu.
Itulah sebabnya, tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa Nia tidak bisa mencintai siapapun selain 2D.
Nia hanya tidak bisa membukakan hatinya untuk manusia sungguhan.

“Itulah sebabnya…………Itu semua percuma saja.”

Nia menatap langit-langit di atasnya sembari menyentuh sampul depan <Raziel> dengan tangan kirinya.
Contohnya saja-----------Tepat sekali. Apakah ucapan Shidou sebenarnya jujur atau bohong belaka.

“…………………”

Nai menghela napas kecil, ia mencoba untuk menghilangkan rasa penasarannya itu. Sebelum itu, ia harus menunggu untuk beberapa saat, hasrat Nia dapat mendatangkan hasil yang tidak diinginkan.
Nia sudah pernah mengalami hal seperti ini beberapa kali. Kapanpun ia merasa penasaran, Nia selalu berakhir dengan mengisi hatinya dengan kecurigaan.

“…………….Tidak, aku tidak boleh melakukannya.”

Berbicara sendiri, Nia mengembalikan posisi tangannya ke posisi semula.
Lalu------------Nia menghela napas lagi dan ia pun membenci dirinya sendiri untuk itu.
Pada saat itu………

“—Ara, ara. Pada akhirnya, kau tidak menggunakan Angel itu?”

Dari dalam ruangan di mana tidak ada orang lain selain Nia, sebuah suara yang tak dikenal dapat terdengar.

“……………! Siapa itu!?”

Nia terperanjat dari atas kasurnya dengan penuh kebingungan. Tumpukan buku bagaikan gunung disekelilingnya pun runtuh bak salju yang menggelinding.

Nia menatap sekelilingnya dengan wajah penuh kewaspadaan. Sebuah bayangan mulai muncul dari setitik tinta yang menempel di sebuah sisi dinding. -----------Dari sana, wujud seorang gadis dapat terlihat muncul.

Gadis itu memiliki rambut hitam yang diikat dengan gaya kuncir dua yang tidak seimbang. Selain itu, gadis itu memiliki kulit putih yang berlawanan dengan rambut hitamnya. Ia mengenakan gaun berwarna merah dan hitam di tubuhnya.

Akan tetapi, melihat penampilan gadis di depan matanya itu tealh membuat kesadaran dan ingatan Nia 
menjadi kabur seolah semuanya terpotong menjadi potongan kecil. Dengan penampilan yang tak nampak seperti Dewi ataupun Iblis. Di tengah wajahnya terdapat sepasang mata dengan warna berbeda. Di mata kirinya, terdapat jarum jam terukir di atasnya, *Tik-Tik*, seluruh permukaan matanya nampak seperti sebuah jam.

Ini tak terlihat seperti kenyataan. Melihat pemandangan ini benar-benar sama seperti melihat ke dalam mimpi------atau mungkin seperti mimpi buruk yang indah. Bagi gadis ini untuk muncul secara tiba-tiba, seorang manusia biasa pastinya akan berteriak atau tercengang.

Akan tetapi, Nia tidak memilih salah satunya. Ia merendahkan postur tubuhnya, dengan penuh kewaspadaan, Nia menunjukkan jarinya ke arah gadis di depannya.

“---------------Siapa kau sebenarnya? Bukankah menyelinap masuk ke kamar orang lain tanpa mengetuk pintu itu termasuk tidak sopan?”

Ketika Nia berkata demikian, gadis itu menaruh tangannya di depan mulutnya sembari tertawa geli dengan cara yang mencurigakan.

“Ufufu, tolong maafkan aku atas ketidaksopananku. –Tapi, kau tidak usah terlalu waspada seperti itu, aku hanya ingin menjadi temanmu. Setidaknya untuk saat ini.”

“……………..Teman?”

Nia mengernyitkan alisnya dan mengibaskan tangan kirinya. Setelah gerakan itu, sebuah buku besar muncul sama seperti biasanya. Entah mengapa begitu melihat hal itu, kedua mata gadis itu langsung berbinar-binar karena merasa tertarik.

Supaya bisa menghadapi gadi itu, Nia menyentuh sampul depan <Raziel> dengan lembut. Semua halamannya pun terbalik secara otomatis, kemudian cahaya tipis bersinar dari halaman tersebut.
Setelah itu, Nia menyentuh halaman itu dengan ujung jarinya dan menghela napas kecil.

“……………..Fuun, aku mengerti. Alasan mengapa tidak ada seorangpun yang menjaga pesawat 
dimana aku ditahan waktu itu adalah karena kau, Tokisaki Kurumi.”

Nia menyebut nama Kurumi dengan aksen yang tegas seolah mencoba untuk mengancamnya.
Akan tetapi gadis yang bersangkutan---Kurumi, ia nampaknya tidak takut sedikitpun pada aksi Nia. Malahan, ia menunjukkan senyum yang mengerikan.

“Sungguh menakjubkan. Jadi itu adalah Angel yang serba tahu <Raziel>?”

Begitu mendengar ucapan Kurumi, tubuh Nia langsung terperanjat karena shock.

“…………….Hee. Jadi rupanya kau telah menyelidiki tentang diriku sebelumnya, ya?”

“Ya. Tentu saja, walaupun kau harus bergantung kepada [Jumlah] untuk mendapatkan segalanya karena aku tidak memiliki kemampuan investigasi dengan level yang sama seperti dirimu.”

Kurumi tertawa dengan puasnya.
[Jumlah]. Karena Nia merasa penasaran mengenai apa yang barusan Kurumi katakan, Nia menyentuh <Raziel> untuk kedua kalinya. Saat itu juga, maksud dibalik ucapan Kurumi terngiang di dalam benak Nia.

“………………….Aku paham, bayangan, ya? Lagi-lagi, ada kekuatan lainnya yang juga merepotkan muncul.”

Sementara berkata demikian, sebuah bulir keringat mengalir dari atas dahi Nia.
Nia menyatakan ini bergantung kepada informasi yang tertulis di atas <Raziel> mengenai Angel Kurumi <Penguasa Waktu – Zafkiel>. Ia tidak pernah mengetahui sebelumnya jika kekuatan mengerikan semacam ini benar ada.

Nia menatap Kurumi, ia berteriak di dalam pikirannya. -------Kenapa bisa ada Angel yang dapat memanipulasi waktu? Bukankah itu namanya curang………….!?

Meskipun <Raziel> dapat digunakan dalam situasi yang berbahaya, jika Nia harus bertarung satu lawan satu dengan Kurumi, mungkin Nia tidak akan punya kesempatan untuk menang.

Akan tetapi, merasa khawatir saat ini adalah pilihan buruk. Walaupun kemampuan Kurumi untuk mengumpulkan informasi melalui bayangan sangatlah mengerikan, tetapi mustahil baginya untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh kemampuan milik <Raziel>.

Dan sebaliknya, Nia telah mengetahui seluruh kemapuan Kurumi, dan Kurumi pun seharusnya telah memahami hal itu juga. Menghadapi roh yang misterius, gadis itu pastinya bukan roh sembarangan.

Tetapi Nia masih memiliki keuntungan karena informasi yang ia miliki dapat digunakan untuk pertarungan. Nia berpikir jika ia lebih unggul satu langkah dan merasa percaya diri karenanya. Setelah memikirkannya, Nia menghela napas dan merilekskan tubuhnya yang tegang sedikit.

“Lalu, urusan macam apa yang nona roh paling mengerikan miliki dengan diriku?”
Setelah Nia bertanya, Kurumi kembali tertawa geli.

“--------------Aku punya satu permintaan sederhana, aku ingin kau menginvestigasi sesuatu.”

Kemudian Nia mengangkat tangannya secara perlahan dan menyentuh <Raziel>.

“Ada sesuatu yang aku ingin kau cari tahu dengan menggunakan <Raziel>.”

“……………….Sesuatu yang kau ingin aku cari tahu, ya?”

Nia memegangi dagunya.

“Baiklah, untuk menunjukkan rasa terimakasihku karena telah menolongku, aku ingin mendengarkan permintaanmu, tapi itu tergantung kepada tingkatnya………….Kurasa. Berbeda denganmu, aku ini seorang yang cinta damai. Aku tidak akan membocorkan informasi penting macam apapun yang bisa menjadi berbahaya nantinya.”

Begitu mendengar ucapan Nia, Kurumi pun tertawa kecil.

“Tolong tenanglah. Ini benar-benar hanya untuk keinginan pribadiku semata. Aku berjanji kalau informasi yang kudapat tidak akan menyebabkan perang apapun atau menjadi penyebab untuk ketidak bahagiaan seseorang.”

“……………….Fuun?”

Nia mengarahkan pandangannya kepada Kurumi.
Seolah mencoba untuk merespon, Kurumi pun menggerakkan bibirnya.

“Itulah sebabnya, tolong beritahu aku. ---30 tahun yang lalu, [Roh Pertama] yang muncul di dunia ini. Penyebab serta alasan dibalik kemunculannya, koordinat dan waktu akurat ketika ia muncul, kekuatannya, dan juga---cara untuk membunuhnya.”

“…………..Eh?”


Begitu mendengar Kurumi, Nia mengernyitkan alisnya.

0 comments:

Post a Comment