Bab 03: Baiklah, Kalau Begitu 2D Adalah Apa Yang Kau Butuhkan (Bagian 04)

Nia tengah berada di dalam kamar mansion miliknya. Ia dikelilingi oleh buku-buku yang bertebaran. Iapun menutup buku komik yang baru saja selesai ia baca, kemudian memeluk buku itu di dadanya untuk menenangkan dirinya sendiri.

Walaupun ia telah membeli segunung buku seolah ia tengah berada di dalam sebuah acara festival, terdapat hal lain yang terus mengganggu dirinya. Hingga ia tak bisa merasakan nikmatnya membaca buku-buku baru miliknya.

Meski, itu bukan berarti Nia tidak mengetahui apa yang terus mengganggu dirinya.
Itu benar. Anak lelaki itu………….Itsuka Shidou.

“Ng~…………………..”

Niapun menempatkan komik tersebut di atas tumpukan buku tepat di samping tempat tidurnya, lalu ia 
memeluk bantalnya.

“…………………Sudah kuduga, bukan pilihan tepat untuk pulang seorang diri.”

Setelah ia mengingat hal tersebut, Nia menggelengkan tubuhnya.
Nia, begitu melihat Shidou yang berdandan mirip Tokiya, tetapi malah bertingkah tidak seperti Tokiya, telah membuatnya merasa marah…………….Tapi jika dipikir baik-baik, Nia bahkan telah mengatakan banyak hal yang kejam. Sebagai seseorang yang lebih tua, harusnya ia menunjukkan reaksi yang lebih dewasa lagi. Lagipula, Shidou melakukan hal itu bukan untuk mempermainkan Nia.
Niapun menghela napas, ia menyentuh bibirnya dengan menggunakan jari telunjuknya.

“………………..Mungkin harusnya aku membiarkannya menciumku. -----------Tapi, jika aku tidak bisa membuka hatiku padanya, maka ia tidak akan bisa menyegel kekuatanku dan itu akan sia-sia saja………”

Lalu, Nia memeluk bantalnya semakin erat.

Meskipun Nia tidak mencari tahu bagaimana <Ratatoskr> memperhitungkan level ketertarikannya, tapi nilai milik Nia pastilah tidak mencapai level dimana penyegelan bisa dilakukan.
Benar. Nia tidak dapat membuka hatinya untuk manusia 3D.

“Ah~ Ya ampun~ Apa yang harus kulakukan~? Beritahu aku, Rasielmon~!”

Nia menendangkan kakinya dan terus bertanya. Tapi tentu saja, tidak ada seorangpun di sekitarnya untuk menjawab pertanyaannya.

<Raziel> adalah Angel yang serba tahu. Akan tetapi, itu tidak dapat memberitahukan Nia apa yang harus ia lakukan.

“……………………….”

Nia menatap ke langit-langit dan perlahan mengangkat tangan kirinya ke atas.
Nia memberikan perintah di dalam pikirannya supaya <Raziel> segera muncul di udara. Setelah itu iapun membuka sampul depannya, lalu Nia akan dapat mengetahui informasi apapun yang ia ingin ketahui.
Contohnya----------Benar. Apa yang Shidou lakukan saat ini?

“……………………”

Untuk sesaat, Nia menghela napas lagi dan menarik kembali tangannya.
Alasannya sederhana saja. *Ting-Tong*, intercom kamarnya berbunyi.

“…………….Siapa itu?”

Perlahan Nia terbangun, dan mulai berjalan menuju layar intercom.
Niapun menekan tombol call dan mulai berbicara.

“Ya-ya~, siapa itu?”

“Permisi, saya adalah tukang pos. Saya mengantarkan sebuah paket yang ditujukan untuk Nn. Honjou Nia.”

“Sebuah paket?”

Nia memiringkan kepalanya dan berpikir. Tetapi, ia tidak tahu apakah itu.

“Apa ini……………….Yaah, baiklah, silahkan bawa masuk.”

“Mengerti.”

Nia menekan tombol pada interphone dan membuka kunci otomatisnya.

Tidak lama kemudian, lonceng yang tergantung di depan pintu pun berdering.

“Baiklah-baiklah……………..”

Ketika pintunya terbuka, sang tukan pos, yang mengenakan topi hingga menutupi kedua matanya, masuk dengan membawa paket di tangannya.

“Tolong stamp di sebelah sini dan ditandatangani.”

“Baiklah, tanda tangan……………Oke.”

“Terimakasih banyak. Saya mohon undur diri.”

Sang tukang pos itu membungkuk pada Nia kemudian meninggalkan kamar Nia.

Niapun kembali menutup pintu yang terbuka tadi. Ia membuka bungkusan paket tersebut. Lalu, dari dalam paket terdapat satu set game dengan gambar seorang lelaki tampan diatasnya. Sebuah pesan tertulis di atas secarik kertas tipis.

“Ng………………? Apa ini-apa ini? Dengan penuh rasa terimakasih, kami mempersembahkan edisi spesial dari game PC terbaru milik kami……………..?”

Nia menggaruk kepalanya. Kalau dipikir-pikir, dulu ia pernah mengirimkan beberapa survey dari beberapa perusahaan sebanyak beberapa kali. Mungkin ini ada hubungannya dengan itu.

“……………Yah, tak apalah. Kalau mereka mengirimkanku sesuatu, maka aku akan menerimanya. Karena mood ku sekarang sungguh buruk, mungkin aku harus mencobanya?”

Nia berjalan menyusuri lorong menuju ke ruang kerja, ia menghidupkan komputernya dan memasukkan disk-nya. Lalu instalasi pun segera dimulai, pada akhirnya awalan game-pun nampak di atas layar.

“[Cintai Aku Shido Kecilku  ~Versi Gadis~]? Fuun…………Mungkin ini game Otome bertema anak SMU?”

Nia mengoperasikan mouse-nya dan menekan tombol [START].
Kemudian, layar untuk memasukkan nama tokoh utamanya pun muncul.

“Ng~, tidak ada nama default-nya ya? Kalau begitu, Nia saja.”

Nia memasukkan nama aslinya, lalu game pun dimulai.

Tokoh utamanya adalah seorang murid kelas 2 SMU yang baru saja pindah sekolah. Mulai dari sini, Nia akan berjumpa dengan karakter lainnya, kemudian ia akan jatuh cinta dengan seseorang disini.
Meskipun pada dasarnya Nia menyukai komik, tetapi ia juga suka bermain game. Khususnya, game simulasi percintaan yang dibuat untuk perempuan seperti yang satu ini.  Bagi Nia yang tidak bisa mencintai manusia 3D, ia merasa sangat bersyukur dengan keberadaan game semacam itu. Lagipula, hanya dengan meng-klik saja, seorang pria tampan akan datang dan jatuh cinta kepadanya. Nia juga seorang gadis. Itu tidak seperti Nia tidak ingin jatuh cinta. Malahan, ia juga ingin bisa merasakan *Dag-Dig-Dug*.

“Huhu, dilihat dari kosntruksinya sepertinya ini game simulasi orthodox. Kurasa ini terserah pada karakter utamanya.”

Nia terus meng-klik dan melanjutkan perbincangannya.
Kemudian, sang tokoh utama Nia berbicara dengan teman sekelasnya. Seorang anak lelaki yang nampak lembut, berhawa sejuk dan berpenampilan netral. Namanya adalah----------Itsuki Shidou.

“……………Ng?”

Nia memiringkan kepalanya. Entah mengapa sepertinya karakter ini terlihat mirip dengan seorang anak lelaki yang bersamanya tadi.

“………………..Yah, mungkin Cuma imajinasiku saja.”

Lalu, Nia terus meng-klik untuk berinteraksi dengan Itsuki-kun.

“Haha…………….Nia sungguh gadis yang menarik.”

“Uwaa!?”

Begitu mendengar suaranya, mata Nia terbelalak.

Benar. Saat ini, karakter ini barusan memanggil “Nia” dengan sangat natural.

Memang benar, beberapa saat yang lalu, ia mengetikkan Nia sebagai nama tokoh utamanya. Walau dalam hal game semacam itu yang dapat mengucapkan nama tokoh utamanya, terdapat banyak sekali game yang menggunakan kombinasi rekaman kata-kata untuk pengucapannya………...Selain itu, biasanya pengucapan dalam game itu terasa sangat menyedihkan.

“Heh~! Luar biasa~! Baru sebentar aku tidak mengikutinya dan teknologi telah menjadi semaju ini!”

Hanya dengan itu, rasa ketertarikan Nia terhadap karakter itu meningkat. Ia melanjutkan perbincangan dengan Itsuki-kun.

Setelah itu musiknya berbunyi *Jreeng!*, peritah terakhirnya adalah untuk memutuskan kencannya. Itsuki-kun kemudian bertanya “Kemana kau ingin pergi?”
Kemudian,

“……………..Apa!?”

Normalnya pada saat seperti ini akan muncul beberapa pilihan, tetapi…………..Di game ini tidak ada sama sekali.

Tertera di atas layar, terdapat sebuah kalimat yang bertuliskan ”Silahkan ketik kencan yang kau inginkan”

“Bodoh sekali……………Apa itu artinya aku harus mengetiknya dengan menggunakan keyboard ku!? Itu mustahil………….”

Meskipun ia meragukannya, Nia mulai mengetik tombol keyboard.

“[Aku ingin membeli doujin terbaru di Akiba]”

Kemudian, Nia menekan tombol Enter seolah berkata apakah itu memang bisa meresponnya.
Lalu, Itsuki-kun tersenyum lembut.

“Jadi, membeli doujin di Akiba, ya? Haha, itu memang Nia sekali. Tentu saja itu tidak masalah. ------Ah, tapi karena kita masih murid SMU, tidak boleh beli buku yang aneh-aneh, ya?”

“Uooooooooooooooh!?”

Begitu melihat reaksinya, Nia langsung terperanjat dari kursinya.
Siapa sangka hanya dengan perintah sederhana begitu, Itsuki-kun dapat berinteraksi dengan Nia senatural ini? Sebenarnya inovasi macam apa yang telah diciptakan?
Niapun berkata “Kekuatan tekhnologi sungguh mengagumkan----------!”, kemudian ia melanjutkan ceritanya dengan terus meng-klik.

“-------------Hee, aku paham. Jadi Nia menyukai buku yang seperti ini, ya? ……………Tidak? Aku 
tidak keberatan sih. Kalau kau bisa menikmati sesuatu sampai seperti itu, bukankah itu hal yang indah?”

Di dalam fasilitas bawah tanah <Ratatoskr>, Shidou mengucapkan setiap kalimat yang muncul di atas layar sembari mengenakan headphone.
Alur permainannya ditampilkan di atas monitor. Tiap saat, kalimat yang diketik oleh Nia akan muncul di tempat mereka dan Shidou akan memberikan jawaban real-time.

“………………..Hey, ini tidak akan jadi masalah, kan?”

Ketika kalimatnya berhenti sejenak, Shidou mematikan mikrofon lalu menoleh ke arah Kotori yang duduk di belakangnya.

“Ya. Level ketertarikannya meningkat dengan pesat. Setelah Nia merasa cukup puas dengan game-nya, 
tidaklah masalah bagi Shidou untuk muncul di hadapannya sebagai [Itsuki-kun]. Kali ini, kau tidak usah berpura-pura lagi. Itu semua karena karakter itu adalah Shidou sendiri.”

Berkata demikian, Kotori tersenyum sembari mengangkat salah satu ujung bibirnya.
Tepat sekali. Inilah recana <Ratatoskr>.

Nia tengah memainkan game buatan <Ratatoskr>. Shidou akan mengisi suara karakter tersebut, jadi Shidou akan dicintai oleh Nia……………Tidak ada percakapan yang rumit.

“Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa membuat game ini? Bukankah mustahil untuk membuat benda seperti itu hanya dalam waktu singkat, kan?”

Setelah Shidou bertanya, Reine menjawab dengan nada suara mengantuk.

“……………..Yaah, hanya untuk jaga-jaga. Persiapkan segalanya dan tidak menyesali apapun, bukan begitu?”

“Aku jadi penasaran apa yang tadinya ingin kau lakukan dengan menggunakan game ini…………”

Shidou menyeringai sembari berkeringat dingin. Lalu, suara Kotori dapat terdengar dari belakang.

“Lihat Shidou, jangan hanya berdiri saja disana. Kalimat berikutnya sudah muncul.”

“Y-Ya.”

Shidou menatap ke arah monitor, iapun mengambil kembali mikrofonnya dan kembali berakting sebagai <Itsuki-kun>.

Di sisi lain layar monitor, mereka menampilkan Nia yang tengah memainkan game tersebut. Sementara di sisi lainnya, terdapat grafik keadaan mental Nia. Aku paham, seperti kata Kotori, semuanya berjalan lancar.

Akan tetapi, Shidou mengatakan itu sambil mengernyitkan alisnya………….Entah mengapa, ia merasa 
seolah mereka telah melupakan sesuatu yang sangat penting.

“Waah~…………..Game terbaru ini sungguh mengagumkan. Karena ini hanya edisi personal, kurasa aku harus membeli full version-nya setelah game ini release.”

Kemudian, sementara Shidou masih berpikir, Nia di layar nampak sangat puas dan terus tersenyum.
------------Lalu,

“Oh, iya? Kapan tanggal release full versionnya? Selain itu, perusahaan pembuat game ini adalah…………”

Berkata demikian, Nia mengangkat tangan kirinya dan sebuah buku muncul di udara.

“……………..! Ah----------“

Nia menyentuh halaman <Raziel>……………Ekspresi wajahnya menjadi muram seketika.
Perlahan, Nia mengeluarkan suara yang dipenuhi amarah.

“…………………Apa, jadi ini ulah kalian!?”

Nia menghela napas. Ia berdiri dari atas kursi dan berjalan tepat ke arah kamera tersembunyi, Ia melontarkan tatapan penuh amarah ke ruang kendali.

“………………Kau tahu, aku mengerti tujuan kalian melakukan semua ini.Tapi tidakkah kalian pikir kalau ini sudah kelewat batas? Tidak hanya kalian telah menghina Tokiya-ku, tetapi kalian juga telah mempermainkan hati Otome-ku!”

“N-Nia, tidak, ini………”

“Itsuki-kun sebaiknya diam saja!”

“……………….B-Baiklah…………..”

“Ngomong-ngomong, kalau kalian melakukan hal seperti ini lagi mulai dari sekarang, aku tidak akan pernah memaafkan kalian lagi. --------Satu lagi, aku juga butuh privasi. Bisakah kalian mengeluarkan kamera tersembunyi itu dari dalam kamarku? Terlebih, kalian sudah tahu kan apa yang akan terjadi jika kalian melanggarnya lagi?”


Nia mengatakan itu sambil membuang mukanya.

0 comments:

Post a Comment